Halaman
Bab 7 Perubahan Pemerintahan dan Kerja Sama Internasional
233
PENDAHULUAN
Sebagai negara yang berdaulat, perpolitikan Indonesia aktif baik di kancah inter-
nasional, maupun di dalam negeri. Hal ini tampak dari reformasi yang terjadi
tahun 1998 lalu, sebagai upaya menata ulang perpolitikan Indonesia setelah 32
tahun dipimpin oleh Orde Baru.
Di bidang politik luar negeri pun, Indonesia aktif di berbagai bidang. Misalnya keikut-
sertaan Indonesia di PBB, Asean, OKI dan berbagai kerja sama internasional lain.
Di zaman globalisasi ini, peran organisasi internasional memang semakin penting.
Negara tidak akan mampu berdiri sendiri tanpa bantuan negara lain. Organisasi
dan kerja sama internasional dapat membantu negara menyejahterakan rakyat,
sekaligus membantu dalam penyelesaian sengketa dan konflik.
Begitu pula dengan kerja sama di bidang ekonomi. Keikutsertaan Indonesia dalam
kerja sama bidang ekonomi tentu bertujuan demi kesejahteraan rakyat. Meski
demikian, kerja sama tersebut memiliki beberapa efek samping negatif.
Sumber:
Indonesia in the Soeharto Years
sumber:
Indonesia in the Soeharto Years
Ilmu Pengetahuan Sosial 3 untuk SMP/MTs Kelas IX
234
Modernisasi
Globalisasi
Dampak perubahan sosial budaya akibat
modernisasi dan globalisasi
Tantangan global terhadap eksistensi jati
diri bangsa
Upaya mengatasi memudarnya jati diri
bangsa
Kerja sama
Fungsi dan tujuan kerja sama ekonomi
internasional
Bentuk-bentuk kerja sama ekonomi
internasional
Bidang-bidang kerja sama
Kerja sama ekonomi regional dan
internasional
Dampak kerja sama internasional
Manfaat kerja sama internasional
XX
XX
X
XX
XX
X
XX
XX
X
XX
XX
X
XX
XX
X
XX
XX
X
XX
XX
X
XX
XX
X
XX
XX
X
XX
XX
X
XX
XX
X
XX
XX
X
Supersemar tonggak kelahiran Orde Baru
Program pembangunan nasional berencana
Penataan kembali politik luar negeri bebas
aktif
Kejatuhan pemerintahan Orde Baru
Indonesia pada masa reformasi
Penataan kehidupan politik
XX
XX
X
XX
XX
X
XX
XX
X
XX
XX
X
XX
XX
X
XX
XX
X
Perserikatan Bangsa-bangsa
Konferensi Asia-Afrika
Gerakan Non-Blok
Kerja sama Asean
Organisasi Konferensi Islam
XX
XX
X
XX
XX
X
XX
XX
X
XX
XX
X
XX
XX
X
Berakhirnya
Masa Orde
Baru dan
Lahirnya
Reformasi
¦¦
¦¦
¦
Lembaga-lembaga
internasional dan
Peran Indonesia
dalam lembaga
internasional
¦¦
¦¦
¦
Perilaku Masya-
rakat dalam
Perubahan
Sosial Budaya
di Era Global
¦¦
¦¦
¦
Kerja sama
Antarnegara di
Bidang
Ekonomi
¦¦
¦¦
¦
Manfaat dan
Dampak Kerja-
Antarnegara
terhadap Indo-
nesia
¦¦
¦¦
¦
Perubahan
Pemerintahan
dan Kerja
sama
Internasional
Bab 7 Perubahan Pemerintahan dan Kerja Sama Internasional
235
Pada bab sebelumnya, kamu sudah mempela-
jari bagaimana negara Indonesia menghadapi dan
mengatasi berbagai ancaman yang mengganggu
dan membahayakan eksistensi Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Pada sub
bab 7.1
, kamu secara
khusus akan mempelajari berakhirnya pemerin-
tahan Orde Lama dan mulainya pemerintahan
Orde Baru. Kamu juga akan mempelajari berakhir-
nya pemerintahan Orde Baru dan mulainya peme-
rintahan Reformasi.
7.1.1 Supersemar Tonggak
Lahirnya Orde Baru
A. Latar belakang
Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) me-
ngawali tekad melaksanakan Pancasila dan UUD
1945 secara murni dan konsekuen. Supersemar me-
rupakan tonggak sejarah lahirnya Orde Baru.
Pada tanggal 10 Maret 1966, Presiden Soekarno
didampingi tiga Waperdam, yakni Waperdam I:
Dr.
Subandrio
, Waperdam II:
Dr. J. Leimena
, dan Wa-
perdam III:
Chairul Saleh
, dan dihadiri partai-partai
politik, mendesak massa agar mengutuk Tritura. Par-
tai politik yang tergabung dalam Front Pancasila
dengan tegas menolak desakan itu. Front Pancasila
tetap menuntut supaya PKI dibubarkan. K
arena
menemui jalan buntu, pertemuan itu dilanjutkan
keesokan harinya, yakni pada tanggal 11 Maret
1966. Pertemuan ini melahirkan Surat Perintah 11
Maret. Pada
hari itu, sebetulnya berlangsung sidang
paripurna kabinet. Akan tetapi, sidang tidak ber -
langsung lama karena dilapo rkan bahwa terdap at
pasukan yang tidak dikenal yang berada di sekeli-
ling Istana Merdeka. Presiden segera meninggalkan
sidang diikuti Dr. Subandrio dan Chairul Saleh. Me-
reka berangkat menuju Bogor dengan helikopter .
Sidang ditutup oleh W aperdam II, Dr. J. Leimena
yang kemudian menyusul ke Bogor.
Hadir dalam sidang kabinet itu tiga perwira ting-
gi Angkatan Darat, yakni
Mayjen Basuki Rachmat
(Menteri Urusan Veteran),
Brigjen M. Yusuf
(Menteri
Perindustrian), dan
Brigjen Amir Machmud
(Pang-
dam V/Jayakarta). M
ereka sepakat menyusul Pre-
siden ke Istana Bogor. Sebelumnya mereka meminta
izin terlebih dahulu kepada Letjen Soeharto (pim-
pinan TNI AD) yang tidak hadir dalam sidang ka-
binet karena sakit.
Di istana Bogor, ketiga perwira itu mengadakan
pembicaraan dengan Presiden Soekarno yang di-
dampingi oleh ketiga waperdam. Pembicaraan itu
menghasilkan suatu kesimpulan, yak-ni perlu di-
buat suatu surat perintah kepada Letjen Soeharto
sebagai Panglima Angkatan Darat dan Pangkop-
kamtib untuk memulihkan keadaan dan wibawa
Orde Baru yang begitu kuat dalam kekuasaan-
nya akhirnya “bubar” karena tuntutan reformasi.
Banyak ahli sudah memprediksikan kejatuhan Orde
Baru dengan melihat bagaimana pemerintah men-
jalankan upaya pembangunan berbiaya tinggi, kon-
trol yang ketat atas bidang kehidupan sosial, politik,
keagamaan, kebudayaan. Selain itu, praktik peme-
rintahan yang ditandai dengan korupsi, kolusi, dan
nepotisme pun menjadi salah satu sebab utama ke-
hancuran pemerintahan Orde Baru.
Peristiwa kerusuhan Mei 1998 sebenarnya hanya
momen puncak meletusnya revolusi di Indonesia
dalam mengakhiri pemerintahan Orde Baru. Berba-
gai krisis di segala bidang kehidupan menjadi pe-
nyebab terjadinya peralihan kekua saan dari Orde
Baru ke reformasi. Upaya penyempurnaan dan per-
baikan di segala bidang kehidupan akan menjadi
tantangan yang selalu harus dihadapi ke depan de-
mi mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan
makmur.
Diskusikanlah dalam sebuah kelompok kecil!
1. Bagaimana pemerintahan Orde Baru dengan se-
luruh struktur kekuasaannya berhasil menguasai
hampir seluruh aspek kehidupan bangsa?
2. Apa penyebab runtuhnya Orde Baru yang sudah
berkuasa selama 32 tahun?
3. Bagaimana kronologi lengsernya Presiden Soe-
harto dari tampuk pemerintahan di Indonesia?
Sumber:
Indonesia in the Soeharto Years
Ilmu Pengetahuan Sosial 3 untuk SMP/MTs Kelas IX
236
pemerintah. Presiden Soekarno memerintahkan
Brigjen Sabur
(Komandan Resimen Cakrabirawa)
untuk menyusun konsep surat perintah kepada
Letjen Soeharto. Supersemar ini diberikan untuk
memulihkan keamanan dan ketertiban serta men-
jaga wibawa pemerintah. Dalam menjalankan tu-
gas, penerima mandat diharuskan melaporkan se-
gala sesuatu kepada Presiden sebagai pemberi
mandat. Tanggal 11 Maret 1966 dianggap sebagai
titik awal/tonggak sejarah la hirnya Orde Baru.
Supersemar mengandung beberapa pokok pi-
kiran sebag
ai berikut.
Mengambil segala tindakan yang dianggap per-
lu, untuk terjaminnya keamanan dan ketertib-
an serta kestabilan jalannya pemerintahan dan
jalannya Revolusi, serta menjamin keselamatan
pribadi dan kewibawaan Pimpinan Presiden/
Panglima Tertinggi/Pemimpin Besar Revolusi/
Mandataris MPRS demi keutuhan Bangsa dan
Negara Republik Indonesia.
Mengadakan koordinasi pelaksanaan perintah
dengan panglima-panglima angkatan lain de-
ngan sebaik-baiknya.
Supaya melaporkan segala sesuatu yang ber-
sangkutan dalam tugas dan tanggung jawab-
nya seperti tersebut di atas.
Surat perintah tersebut malam itu juga diteri-
ma oleh Letjen Soeharto. Dengan surat perintah ter-
sebut Soeharto bebas untuk bertindak mengatasi
keadaan.
B. Tindak lanjut pengemban
Supersemar
Pengemban Supersemar terlebih dahulu me-
nandatangani Surat Keputusan Presiden No .1/3/
1966, tertanggal 12 Maret 1966 atas nama Presiden/
Panglima Tertinggi ABRI/Mandataris MPRS/PBR,
yakni sebagai berikut.
Membubarkan PKI beserta ormas-ormasnya
dan menyatakannya sebagai partai terlarang,
terhitung sejak 12 Maret 1966.
Mengamankan menteri yang terlibat ataupun
mendukung G 30 S/PKI (di antaranya Dr. Suban-
drio dan Chairul Saleh).
Memurnikan MPRS dan lembaga negara lain-
nya dari unsur PKI dan menempatkan peranan
lembaga-lembaga itu sesuai dengan UUD 1945.
Presiden Soekarno tetap menjabat sebagai
kepala negara dan kepala pemerintahan. Pada tang-
gal 22 Juni 1966, Presiden Soekarno mengucapkan
pidato pertanggungjawaban di depan Sidang MPRS.
Pidato Presiden yang dikenal dengan nama
Pidato
Nawaksara
ini ditolak oleh MPRS.
C. Sidang MPRS 1966
Pasca Supersemar, MPRS mulai membangun
citranya sebagai lembaga tertinggi negara y ang
mampu menjalankan fungsinya berdasarkan UUD
1945. MPRS mengadakan sidang yang dipimpin
ketuanya,
Jenderal A. H. Nasution
. Sidang berlang-
sung antara tanggal 20 Juni–5 Juli 1966.
Gambar 7.1.1
Sidang Umum MPRS (tanggal 20 Juni - 5 Juli 1966) meng-hasilkan beberapa keputusan penting yang mempengaruhi
jalannya negara Indonesia pasca G 30 S/PKI.
Sumber:
30 Tahun Indonesia Merdeka.
Bab 7 Perubahan Pemerintahan dan Kerja Sama Internasional
237
Keputusan-keputusan penting yang diambil
dalam sidang tersebut adalah sebagai berikut.
Tap No. IX/MPRS/1966 berisi pengukuhan Su-
persemar sehingga Presiden Soekarno tidak da-
pat mencabutnya.
Tap No. X/MPRS/1966 berisi pengukuhan ke-
dudukan MPRS sebagai MPR berdasarkan UUD
1945.
Tap No. XI/MPRS/1966, menetapkan penyeleng-
garaan Pemilu paling lambat tanggal 5 Juli 1968.
Tap No. XIII/MPRS/1966, berisi pemberian ke-
kuasaan kepada Jenderal Soeharto untuk mem-
bentuk Kabinet Ampera.
Tap No. XVIII/MPRS/1966, berisi pencabutan Tap
No. III/MPRS/1963 yang berisi pengangkatan
Soekarno sebagai presiden seumur hidup.
Tap No. XXV/MPRS/1966, berisi pengukuhan
atas pembubaran PKI dan ormas-ormasnya
serta melarang penyebaran ajaran ma rxisme
dan komunisme di Indonesia.
D. Kepemimpinan nasional
Kendala utama yang dihadapi oleh Kabinet Am-
pera adalah dualisme kepemimpinan nasional. Pada
waktu itu, Presiden Soekarno bertindak sebagai
kepala negara dan kepala pemerintahan. Sementara
itu, Jenderal Soeharto bertindak sebagai pelaksana
pemerintahan. Pada tanggal 23 Februari 1967, Pre-
siden Soekarno mengumumkan penyerahan keku-
asaannya kepada Jenderal Soeharto.
Penyerahan
kekuasaan ini kemudian dikukuhkan dengan Tap No.
XXXIII/MPRS/1967 dalam Sidang Istimewa MPRS
bulan Maret 1967. Jenderal Soeharto menjadi Pejabat
Presiden Republik Indonesia.
Kemudian pada tanggal 27 Maret 1968 dalam
Sidang Umum ke V MPRS, Soeharto diangkat seba-
gai Presiden RI berdasarkan Tap MPRS No. XLIV/
MPRS/1968. Soeharto menjabat sebagai presiden
sampai dengan terpilihnya Presiden oleh MPR ha-
sil Pemilu berikutnya.
Akhirnya, Kabinet Pembangunan I pemerintah
Orde Baru dibentuk pada tanggal 6 Juni 1968. De-
ngan demikian dimulailah pembangunan melalui
Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita).
E. Peralihan kekuasaan
Pada tanggal 23 Februari 1967, bertempat di
Istana Negara, Jenderal Soeharto menerima penye-
rahan kekuasaan pemerintah dari Presiden Soekar-
no, sebagai Pengemban Ketetapan MPRS No. IX/
MPRS/1966. Penyerahan kekuasaan ini dilakukan
atas prakarsa Presiden Soekarno demi mengatasi
politik yang belum stabil. Penyerahan kekuasaan
didasarkan pada Ketetapan MPRS No. XV/1966
yang menyatakan bahwa apabila Presiden berha-
langan, maka pemegang Surat Perintah 11 Maret-
lah yang memegang jabatan Presiden.
Penyerahan kekuasaan dituangkan dalam se-
buah Pengumuman Presiden Mandataris MPRS/
Panglima Tertinggi ABRI, tertanggal 20 Februari
1967. Tanggal 4 Maret 1967 Jenderal Soeharto mem-
berikan keterangan atas nama pemerintah di de-
pan Sidang DPR-GR tentang peristiwa penyerahan
kekuasaan dari Presiden Soekarno kepada dirinya.
Soeharto menegaskan bahwa penyerahan kekuasa-
an merupakan salah satu upaya mengatasi situasi
politik yang sedang terjadi demi keselamatan bang-
sa dan negara. Jenderal Soeharto juga menegaskan
bahwa pemerintah tetap memerlukan penyele-
saian secara konstitusional melalui sidang MPRS.
Jenderal Soeharto secara resmi dilantik sebagai
pejabat Presiden pada tanggal 12 Maret 1967. Pada
tanggal 6 Juni 1967, Pejabat Presiden Soeharto me-
ngumumkan susunan kabinet yang disebut
Kabinet
Pembangunan
, sedangkan program kerjanya disebut
Pancakrida
.
7.1.2 Penataan Kembali
Politik Luar Negeri
Bebas-Aktif
Pemerintah Orde Baru kembali menata politik
luar negeri bebas aktif. Tindakan yang dilakukan
pemerintah adalah kembali menjadi anggota PBB
dan mengakhiri konfrontasi dengan Malaysia.
A. Kembali menjadi anggota PBB
Mengingat kepentingan nasional semakin mende-
sak, Indonesia merasa perlu secara aktif mengambil
bagian dalam kegiatan badan-badan internasional.
Indonesia menjadi anggota PBB ke-60 pada tang-
gal 28 September 1950. Kemudian pada 1 Januari
Gambar 7.1.2
Jenderal Soeharto dilantik menjadi Pejabat
Presiden Republik Indonesia menggantikan Soekarno pada
tanggal 12 Maret 1967.
Sumber:
Indonesia in the Soeharto Years
Ilmu Pengetahuan Sosial 3 untuk SMP/MTs Kelas IX
238
1965 keluar dari keanggotaan PBB. Ketika Orde Ba-
ru memegang pemerintahan, DPR-GR mendesak
pemerintah supaya Indonesia masuk kembali men-
jadi anggota PBB sebelum persidangan umum ta-
hun 1966. Indonesia kembali aktif di PBB pada
tanggal 28 September 1966.
Sejak tahun 1967, politik luar negeri bebas aktif
telah diterapkan secara konkret dalam menanggapi
masalah-masalah internasional. Politik luar negeri
dilakukan sesuai dengan maksud dan tujuan
Pancasila dan UUD 1945.
Keaktifan Indonesia dalam PBB secara nyata
tampak dengan terpilihnya Menteri Luar Negeri
Indonesia, Adam Malik, menjadi Ketua Majelis
Umum PBB untuk masa sidang tahun 1974.
B. Mengakhiri konfrontasi dengan
Malaysia
Konfrontasi dengan Malaysia terjadi karena
Indonesia menganggap bahwa Malaysia adalah su-
atu proyek neokolonialis Inggris yang membahaya-
kan Revolusi Indonesia dan merupakan pangkalan
asing yang ditujukan antara lain kepada Indone-
sia. Hal ini berarti menentang Indonesia dan menen-
tang
New Emerging Forces
di Asia Tenggara. Di sam-
ping itu, Indonesia menentang Malaysia yang akan
membentuk Federasi Malaysia.
Konfrontasi antara Indonesia dan Malaysia di-
selesaikan melalui jalan damai, yakni jalan diplo-
masi. Perundingan-perundingan antara Indonesia
dan Malaysia terus dilaksanakan untuk menyele-
saikan konfrontasi tersebut. Penyelesaian konfron-
tasi Indonesia dengan Malaysia diprakarsai oleh
Filipina. Pada tanggal 31 Juli–5 Agustus 1966, keti-
ga negara, yaitu Indonesia, Filipina, dan Malaysia
mengadakan pertemuan, yang menghasilkan tiga
dokumen, yaitu
Deklarasi Manila
,
Persetujuan Manila,
dan
Komunike Bersama
.
Untuk mempererat hubungan ketiga negara, di-
bentuklah
Forum Maphilindo
(
Malaysia, Philippine, Indo-
nesia
) yang dapat digunakan untuk memecahkan
persoalan yang menyangkut kepentingan ketiga
negara. Pihak Indonesia memanfaatkan forum ini
untuk memecahkan masalah-masalah yang diha -
dapinya, terutama konfrontasi dengan Malaysia.
Pada tanggal 11 Agustus 1966, ditandatangani
persetujuan normalisasi hubungan Malaysia– In-
donesia. Malaysia diwakili
Tun Abdul Razak
, In-
donesia diwakili
Adam Malik
. Persetujuan tersebut
merupakan hasil dari perundingan di Bangkok
pada tanggal 29 Mei–1 Juni 1966. Perundingan di
Bangkok itu dikenal sebagai
“Persetujuan Bangkok”
.
Persetujuan Bangkok
mengandung tiga hal pokok,
yakni sebagai berikut.
Rakyat Sabah dan Serawak akan diberi kesem-
patan menegaskan lagi keputusan yang telah
mereka ambil mengenai kedudukan mereka di
Malaysia.
Kedua pemerintah (Malaysia dan Indonesia)
menyetujui pemulihan hubungan diplomatik.
Menghentikan tindakan-tindakan permusuhan.
Dengan ini berakhirlah politik konfrontasi yang
tidak sesuai dengan dasar politik luar negeri bebas-
aktif. Politik yang dilaksanakan selanjutnya adalah
politik bertetangga dan bersahabat baik serta hidup
berdampingan secara damai .
7.1.3 Program Pembangunan
Nasional Berencana
Pemerintah Orde Baru membuat program pem-
bangunan nasional berencana. Program itu meliputi
pola pembangunan nasional, asas, modal dasar, dan
faktor dominan pembangunan nasional.
A. Pola pembangunan nasional
Tujuan pembangunan nasional adalah
mencipta-
kan masyarakat adil dan makmur yang merata materiil dan
spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945
. Pembangunan nasional dilaksanakan
dengan mengikuti pola dasar tertentu. Pola dasar
pembangunan nasional adalah pemb angunan
manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan
seluruh masyarakat Indonesia secara bertahap dan
berencana. Pelaksanaan pembangunan tersebut
bertumpu kepada
Trilogi Pembangunan
dan
Delapan
Jalur Pemerataan
.
Trilogi Pembangunan
Indonesia adalah sebagai
berikut.
Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya
menuju terciptanya keadilan sosial bagi selu-
ruh rakyat.
Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.
Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.
Delapan Jalur Pemerataan
dari pembangunan
nasional adalah sebagai berikut.
Gambar 7.1.3
Kunjungan Presiden Soeharto ke Malaysia
pada tahun 1970. Pemerintah Orde Baru memulihkan
hubungan diplomatik dengan Malaysia.
Sumber:
Indonesia in the Soeharto Years
Bab 7 Perubahan Pemerintahan dan Kerja Sama Internasional
239
Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rak-
yat, khususnya pangan, sandang, dan peru-
mahan.
Pemerataan kesempatan mem peroleh pendi-
dikan dan layanan kesehatan.
Pemerataan pembagian pendapatan.
Pemerataan kesempatan kerja.
Pemerataan kesempatan berusaha.
Pemerataan kesempatan berpartisipasi (ambil
bagian) dalam pembangunan, khususnya bagi
generasi muda dan kaum wanita.
Pemerataan penyebaran pembangunan di se-
luruh wilayah tanah air.
Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan.
B. Asas, modal dasar, dan faktor
dominan pembangunan nasional
Pembangunan nasional Indonesia dilaksana-
kan dengan memerhatikan asas pembangunan,
modal dasar, dan faktor dominan pembangunan
yang ada.
Asas pembangunan nasional yang dimak-sud
adalah sebagai berikut.
Asas manfaat
. Pembangunan yang dilakukan ha-
rus memberikan hasil guna bagi seluruh rakyat.
Asas usaha bersama dan kekeluargaan
. Pembangun-
an dilakukan secara gotong-royong dan dijiwai
oleh semangat kekeluargaan.
Asas demokrasi
. Masalah pembangunan nasional
diatasi dengan cara musyawarah untuk men-
capai mufakat.
Asas adil dan merata
. Hasil pembangunan, baik
materiil maupun spiritual harus dinikmati se-
cara menyeluruh oleh rakyat.
Asas kehidupan dalam keseimbangan
. Pembangunan
perlu memperhatikan keseimbangan antara ke-
pentingan rohani dan jasmani, kepentingan
pribadi dan masyarakat, serta kepentingan na-
sional dan internasional.
Asas kesadaran hukum
. Pembangunan mengan-
dalkan kesadaran warga serta menjamin ke-
pastian hukum.
Asas kepercayaan kepada diri sendiri
. Pembangunan
terlaksana berdasarkan kemampuan, kekuatan,
serta kepribadian bangsa.
Adapun Modal Dasar Pembangunan Nasional
adalah sebagai berikut.
Kemerdekaan dan kedaulatan bangsa
. Kedaulatan
memungkinkan bangsa Indonesia melaksana-
kan pembangunan dalam rangka mengisi ke-
merdekaan.
Jiwa dan semangat persatuan
. Semangat Bhinneka
Tunggal Ika menumbuhkan kesadaran melak-
sanakan pembangunan secara bersama dan
untuk kepentingan bersama.
Kedudukan geografis
. Letak strategis di antara dua
benua dan dua samudra memungkinkan Indo-
nesia berperan penting dalam kancah politik
dan ekonomi internasional dalam rangka me-
nunjang pembangunan nasional.
Sumber-sumber kekayaan alam
. Sumber daya alam
Indonesia yang berlimpah ruah dapat dimanfa-
atkan semaksimal mungkin demi lancarnya
pembangunan di berbagai sektor kehidupan.
Gambar 7.1.4
Pembangkit listrik tenaga uap di Muara Karang merupakan
salah satu contoh pemanfaatan sumber kekayaan alam
demi kesejahteraan masyarakat Indonesia.
sumber:
Majalah Tempo, 3-9 Desember 2007
Jumlah penduduk
. Jumlah penduduk Indonesia
yang besar merupakan sumber daya manusia
yang potensial dan produktif sebagai pelaksana
pembangunan.
Modal rohaniah dan mental
. Ketakwaan dan kei-
manan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan kebu-
latan tekad berdasarkan Pancasila memupuk
kesiapan jiwa dan kesatuan sikap untuk bahu-
membahu melaksanakan pembangunan.
Modal budaya
. Keanekaragaman budaya Indone-
sia yang dinamis memampukan bangsa mem-
bangun sesuai dengan kepribadian sendiri.
Potensi efektif bangsa
. Stabilitas nasional yang te-
lah tercipta memungkinkan terciptanya keta-
hanan nasional yang merupakan syarat pen-
ting bagi kelangsungan pembangunan.
Angkatan bersenjata
.
TNI berperan aktif memeli-
hara stabilitas nasional demi kelancaran pem-
bangunan.
Sedangkan faktor-faktor yang dominan dalam
pembangunan nasional adalah sebagai berikut.
Ilmu Pengetahuan Sosial 3 untuk SMP/MTs Kelas IX
240
Faktor demografi dan sosial budaya.
Faktor geografi, hidrografi, geologi dan topo-
grafi.
Faktor klimatologi.
Faktor flora dan fauna.
Faktor kemungkinan pengembangan.
Pola pembangunan nasional, sebagaimana telah
dituangkan dalam GBHN, yaitu Pola Pembangun-
an Nasional Jangka Pendek 5 tahun yang dikenal
dengan Repelita dan Pola Pembangunan Jangka
Panjang 25 Tahun. Pada tanggal 1 April 1969, dimulai
pelaksanaan Rencana Pembangunan Lima Tahun
Tahap Pertama (Repelita I).
Setiap Repelita dalam Pembangunan Jangka
Panjang Tahap Pertama yang menjadi perhatian
khusus adalah sektor pertanian. Pembangunan na-
sional Indonesia dari Repelita ke Repelita berikutnya
terus mengalami peningkatan keberhasilan pemba-
ngunan. Hal itu dapat dilihat dari fakta empiris,
bahwa pendapatan per kapita bangsa Indonesia te-
rus meningkat dan masyarakat miskin terus menga-
lami penurunan (sampai tahun 1996).
Pada awal Repelita I, pendapatan per kapita
negara Indonesia adalah 70 dolar Amerika. Pada
akhir Repelita V, pendapatan per kapita telah men-
capai 920 dolar Amerika. Pada tahun 1970 di antara
100 orang Indonesia terdapat 60 orang yang tergo-
long miskin dan pada tahun 1993 di antara 100
orang terdapat 14 orang yang miskin.
Bersamaan dengan dimulainya Repelita VI pa-
da tanggal 1 April 1994, Indonesia memasuki Pemba-
ngunan Jangka Panjang Tahap Kedua. Tahun 1999 -
2004 merupakan Pembangunan Lima Tahun Ke-7
dari Pembangunan Jangka Panjang Tahap Kedua.
7.1.4 Menata Kehidupan Politik
Setelah berkuasa, pemerintah Orde Baru meng-
ambil langkah-langkah penting untuk menjalan-
kan roda pemerintahan. Beberapa langkah penting
yang diambil pemerintah Orde Baru adalah seba-
gai berikut.
Mendasarkan seluruh kebijakan pemerintah
pada UUD 1945 dan Pancasila.
Untuk memurnikan dan menertibkan hukum
yang berlaku sesuai dengan ketetapan MPRS,
pemerintah Orde Baru membentuk undang-
undang yang menghapuskan semua produk
Orde Lama yang tidak sesuai dengan Pancasila
dan UUD 1945. Produk-produk Orde Lama itu
berbentuk penetapan presiden dan peraturan
presiden. Yang bertentangan dengan Pancasila
dan UUD 1945 dicabut. Sebagian lagi yang tidak
bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945
dipertahankan.
Menjadikan MPR sebagai lembaga tertinggi, bu-
kan presiden. Dalam hal ini, presiden bertang-
gung jawab kepada MPR.
Melaksanakan pemilihan umum. Sejak berku-
asa hingga runtuh, pemerintah Orde Baru telah
melaksanakan enam kali pemilu. Pemilu perta-
ma dilaksanakan pada tahun 1971. Selanjutnya
pemilu dilaksanakan setiap lima tahun sekali
(1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997).
Melakukan penyederhanaan partai politik. Pa-
da masa Orde Lama, terjadi ketidakstabilan
politik karena ada banyak partai politik. Peme-
rintah Orde Baru mengambil kebijakan untuk
mengurangi jumlah partai-partai di Indonesia.
Partai-partai yang ada tidak dibubarkan, tetapi
diminta untuk diga bung (fusi) berdasarkan
persamaan program. Penggabungan itu meng-
hasilkan tiga kekuatan social politik, yaitu: Par-
tai Persatuan Pembangunan (PPP), Golongan
Karya, dan Partai Demokrasi Indonesia.
Mensosialisasikan Pancasila sebagai sa tu-
satunya asas partai dan organisasi massa.
Pemerintah Orde Baru juga menggalakkan pro-
gram penataran P4 (Pedoman Penghayatan,
dan Penghayatan dan Pengamalan Pancasila).
Tujuan dari penataran P4 ini adalah untuk
mencapai kesamaan cara pandang bernegara
untuk mencapai persatuan dan kesatuan bang-
sa.
Untuk mengembangkan demokrasi Pancasila,
lembaga-lembaga perwakilan rakyat (DPR dan
MPR) memainkan peran penting. Melalui lem -
baga-lembaga perwakilan rakyat itu, keinginan
dan pengawasan rakyat terhadap pemerintah
diusahakan agar bisa disalurkan.
7.1.5 Kejatuhan Pemerintahan
Orde Baru
Orde Baru yang muncul sebagai koreksi total
terhadap Orde Lama ternyata hanya dalam ucap-
an. Dalam perjalanan waktu, ternyata selama Or-
de Baru berkuasa banyak terjadi penyimpangan
yang membawa Indonesia ke dalam krisis multi
dimensi.
A. Krisis multidimensi
Runtuhnya pemerintahan Orde Baru pada bu-
lan Mei 1998 yang telah berkuasa selama 32 tahun
terjadi karena krisis ekonomi yang melanda Indo-
nesia sejak tahun 1997. Krisis tersebut mampu
membuka semua kebobrokan praktik politik peme-
rintahan Orde Baru, seperti kolusi, korupsi, dan
nepotisme yang telah dijalankan oleh para elite po-
litik dan para konglomerat.
Keruntuhan Orde Baru yang ditandai pengun-
duran diri Presiden Soeharto tanggal 21 Mei 1998
dan tuntutan reformasi masyarakat disebabkan
krisis multidimensional yang melanda negara In-
donesia. Disebut
multidimensional
karena krisis yang
Bab 7 Perubahan Pemerintahan dan Kerja Sama Internasional
241
dihadapi menyangkut masalah ekonomi, moneter
(krismon),politik, kepemimpinan, peran militer ,
dan peran masyarakat.
Krisis ekonomi ditandai dengan jatuhnya nilai
mata uang rupiah terhadap nilai mata ua ng dolar
Amerika. Jatuhnya nilai rupiah diikuti dengan me-
lambungnya harga-harga kebutuhan pokok (semba-
ko). Krisis ekonomi ini berpengaruh besar terhadap
terjadinya krisis politik.
Krisis politik di Indonesia ditandai dengan mun-
culnya ketidakpercayaan kaum intelektual teruta-
ma mahasiswa terhadap kepemimpinan Presiden
Soeharto. Ketidakpercayaan juga ditujukan pada
angkatan bersenjata yang menjadi pendukung uta-
ma Orde Baru dan dianggap menjadi bagian dari
sumber krisis.
Krisis yang melanda Indonesia juga disebabkan
berbagai praktik KKN yang telah lama dilakukan
oleh rezim Orde Baru. KKN adalah singkatan dari
Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme. Kolusi antara elit
politik Orde Baru dan para pengusaha (konglomerat)
hanya menguntungkan elit politik dan pengusaha
saja. Sebaliknya, rakyat hanya menerima akibat bu-
ruk dari praktik tersebut.
Korupsi yang dilakukan oleh para pejabat nega-
ra telah menguras sumber ekonomi negara sehingga
uang yang seharusnya digunakan untuk kemak -
muran rakyat tidak sampai pada sasarannya.
Adapun nepotisme adalah praktik penguasa
yang lebih mementingkan anggota keluarga, kenal-
an atau golongannya untuk memperoleh jabatan
serta kesempatan-kesempatan dalam dunia usaha.
B. Gerakan reformasi
Penderitaan rakyat akibat krisis ekonomi di -
tanggapi oleh kelompok intelektual, khususnya para
mahasiswa. Para mahasiswa mulai turun ke jalan.
Tuntutan para mahasiswa adalah sebagai berikut.
Pemerintah segera mengatasi krisis ekonomi.
Menuntut dilaksanakannya reformasi di segala
bidang.
Menuntut dilaksanakannya sidang istimewa
MPR.
Meminta pertanggungjawaban presiden.
Aksi mahasiswa menuntut Presiden Soeharto
mundur terjadi setelah peristiwa penembakan se-
jumlah mahasiswa oleh aparat keamanan dan me-
ninggalnya empat mahasiswa Trisakti - Jakarta pada
tanggal 12 Mei 1998.
Sejak peristiwa penembakan itu, ribuan maha-
siswa dari berbagai perguruan tinggi dari seluruh
Indonesia berdemonstrasi di berbagai kampus di
Jakarta serta di Gedung DPR/MPR Jakarta. Puncak
dari demonstrasi mahasiswa terjadi pada tanggal
19–21 Mei 1998 di depan Gedung DPR/MPR sampai
munculnya pernyataan Presiden Soeharto mun-
dur dari jabatannya dan digantikan BJ. Habibie.
Runtuhnya pemerintahan Orde Baru menyu-
lut kerusuhan besar di Jakarta pada tanggal 14 Mei
1998. Kerusuhan itu merembet ke kota-kota besar
lainnya seperti Solo, Surabaya, Medan, dan Padang.
Ratusan bangunan dan kendaraan dihancurkan
dan dibakar massa. Sebagian warga Tionghoa yang
menjadi sasaran amuk kerusuhan. Kondisi pada
waktu itu menjadi tida
k menentu. Se
mentara itu,
mahasiswa bersama rakyat yang berdemonstrasi
di jalan-jalan semakin gencar menuntut Presiden
Soeharto mundur dari jabatannya.
C. Presiden Soeharto Mengundurkan
diri
Situasi Indonesia sudah tidak menentu. Pre-
siden Soeharto mempersingkat kunjungannya di
Mesir. Sejak tanggal 19 Mei 1998, ribuan mahasiswa
menduduki gedung DPR/MPR. T untutan supaya
Presiden Soeharto mundur dari kursi presiden se-
makin menguat. Menghadapi tuntutan itu, Pre-
siden Soeharto mengadakan pertemuan dengan 9
tokoh masyarakat. Presiden Soeharto menyatakan
akan me-
reshuffle
Kabinet Pembangunan VII menja-
di Kabinet Reformasi. Selain itu, akan dibentuk Ko-
mite Reformasi. Akan tetapi, para mahasiswa tetap
menuntut Presiden Soeharto mundur dari jabat-
annya.
Pembentukan Kabinet Reformasi gagal karena
banyak tokoh tidak mau menjadi menteri dalam
Kabinet Reformasi. Akhirnya, pada tanggal 21 Mei
1998, Presiden Soeharto mengundurkan diri. Ia di-
ganti oleh
B.J. Habibie
. Sumpah jabatan presiden
baru dilaksanakan di Istana Merdeka pada saat itu
juga. Peristiwa pengunduran diri Soeharto ini me-
nandai berakhirnya masa pemerintahan Orde Ba-
ru yang berlangsung selama 32 tahun.
Gambar 7.1.5
Para mahasiswa menduduki gedung DPR/MPR menuntut
Presiden Soeharto mengundurkan diri.
Sumber:
Indonesia in the Soeharto Years
Ilmu Pengetahuan Sosial 3 untuk SMP/MTs Kelas IX
242
7.1.6 Indonesia pada Masa
Reformasi
Reformasi dipakai sebagai istilah untuk menye-
but rezim kekuasaan pasca kejatuhan Orde Baru.
Sebagaimana sudah kita pelajari, berbagai krisis
yang mendera Orde Baru menyebabkan pemerin-
tah Orde Baru mengakhiri kekuasaannya. Tuntutan
reformasi yang mulai marak dikemukakan sejak
Soeharto terpilih kembali untuk periode 1998–2003
ditambah krisis ekonomi yang mendera bangsa In-
donesia sejak pertengahan tahun 1997 dan demons-
trasi mahasiswa selama bulan Mei 1998 ber hasil
mendesak pemerintah O rde Baru meng akhiri
kekuasaannya.
Zaman Reformasi dipakai unt uk menyebut
masa kepemimpinan para presiden pasca lengser-
nya Soeharto, yakni B. J. Habibie, Abdurrahman
Wahid, Megawati Soekarnoputri, dan Susilo Bam-
bang Yudhoyono. Entah sampai kapan kita mema-
kai istilah reformasi ini untuk menyebut atau men-
deskripsikan sebuah rezim kekuasaan. Pada
sub
bab 7.1.6
ini kita akan mempelajari keadaan sosial
politik pemerintahan pada masa reformasi.
A. Presiden-presiden yang memerintah
pasca Presiden Soeharto
Setelah Presiden Soeharto mengundurkan diri,
Indonesia mengalami 4 kali pergantian kepala ne-
gara. Berturut-turut Indonesia dipimpin oleh BJ.
Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekar-
no Putri, dan Susilo Bambang Yudoyono.
a. B.J. Habibie
Habibie menjadi Presiden RI setelah Soeharto
menyatakan mengundurkan diri pada 21 Mei 1998.
Presiden Habibie membentuk kabinet baru yang
diberi nama
Kabinet Reformasi Pembangunan
. Pada Si-
dang Umum MPR tahun 1999, laporan pertang-
gungjawaban Habibie sebagai Presiden ditolak
anggota MPR. Oleh karena itu, ia tidak bisa menca-
lonkan diri lagi sebagai calon presiden.
Beberapa peristiwa pada masa pemerintahan
Habibie antara lain: Sidang Istimewa MPR (10–13
November 1998), pengurangan anggota militer se-
bagai anggota DPR secara bertahap, pemisahan
POLRI dari ABRI, Timor Timur lepas dari Indone-
sia, munculnya banyak partai, dan Pemilu 1999.
b. Abdurrahman Wahid
Abdurrahman Wahid terpilih sebagai presi-
den menggantikan B. J. Habibie setelah memenangi
pemilihan Presiden pada Sidang Umum MPR pada
tanggal 20 Oktober
1999. Presiden Abdurrahman
Wahid didampingi Megawati Soekarno Putri seba-
gai Wakil Presiden. Kabinet Presiden Abdurrahman
Wahid diberi nama
Kabinet Persatuan Nasional
.
Abdurrahman Wahid menjadi Presiden dari
29 Oktober 1999–23 Juli 2001. Pada tahun 2001, MPR
mengadakan Sidang Istimewa dan meminta Abdur-
rahman Wahid untuk meletakkan jabatanny a se-
bagai Presiden.
c. Megawati Soekarnoputri
Dalam Sidang Istimewa pada bulan Juli 2001,
MPR mengangkat Megawati Soekarnoputri sebagai
Presiden RI menggantikan Abdurrahman Wahid.
Pengangkatan Megawati Soekarnoputri ini didasar-
kan pada Tap MPR No. III/MPR/2001 dengan masa
jabatan terhitung dari hari di mana Presiden meng-
ucapkan Sumpah Presiden sampai tahun 2004. Se-
mentara itu, yang terpilih sebagai Wakil Presiden
adalah Hamzah Haz.
Presiden Megawati Soekarno-
putri akhirnya mengumumkan kabinetnya yang
diberi nama
Kabinet Gotong Royong
pada tanggal 9
Agustus 2001. Pada masa pemerintahan Megawati
Soekarnoputri, pemerintah berhasil melaksanakan
pemilihan umum.
d. Susilo Bambang Yudoyono
Susilo Bambang Yudoyono menggantikan Me-
gawati Soekarnoputri menjadi Presiden RI. Susilo
Bambang Yudoyono berpasangan dengan Y usuf
Kalla berhasil memenangi pemilihan Presiden dan
Wakil Presiden dalam Pemilu tahun 2004. Kabinet
yang dibentuk Presiden Susilo Bambang Yudoyono
diberi nama
Kabinet Indonesia Bersatu
.
B. Peristiwa-peristiwa di bidang
politik
Ada beberapa peristiwa pentin g selama masa
reformasi yang menandai kehidupan masyarakat
di bidang politik, antara lain kemerdekaan menyam-
paikan pendapat di muka umum, belum terwujud-
nya reformasi yang dicita-citakan, pelaksanaan
Pemilu 1999, Timor Timur lepas dari Indonesia, pe-
laksanaan Pemilu 2004.
a. Kemerdekaan menyampaikan pendapat
di muka umum
Aspek yang kemudian sangat jelas berubah ada-
lah kebebasan warga negara untuk mengungkapkan
kehendak dan pemikirannya. Presiden Habibie
membuka keran kebebasan seluas-luasnya bagi ma-
syarakat untuk menyatakan pikiran dan penda -
patnya di muka umum sebagaimana diatur dalam
Pasal 28 UUD 1945 sebelum diamandemen.
Masyarakat menanggapinya dengan menerbit-
kan berbagai macam media cetak baru. Semangat
kebebasan mengemukakan pikiran dan pendapat
ini di dukung dengan penghapusan Surat Izin Usa-
Bab 7 Perubahan Pemerintahan dan Kerja Sama Internasional
243
ha Percetakan dan Penerbitan (SIUPP) yang selama
masa kepemimpinan rezim Orde Baru menjadi
“hantu” yang sangat menakutkan insan pers.
Pada saat yang sama lahir UU No. 9 Tahun 1998
tentang kemerdekaan menyampaikan pendapat di
muka umum. Dengan kebebasan tersebut, semangat
masyarakat untuk menyampaikan opini dan pen-
dapatnya dalam berbagai demonstrasi semakin
banyak dan leluasa. Sejak itu berkembanglah ge-
rakan transparansi, demokratisasi, dan partisipasi
aktif rakyat dalam kehidupan politik. Pemerintah
mulai banyak mendengarkan aspirasi rakyat se-
belum mengambil keputusan karena rakyat tidak
segan-segan mengungkapkan tuntutannya dalam
bentuk demonstrasi-demonstrasi. Habibie juga me-
nyetujui dibebaskannya beberapa tahanan politik
dan narapidana politik, terutama tahanan politik Or-
de Baru.
b. Reformasi setengah hati
Sejak berlakunya UU No. 28 tahun 1999 ten-
tang penyelenggaraan negara yang bersih dan be-
bas dari KKN, hampir tidak ada perubahan yang
yang berarti dalam praktik pemerintahan Indone-
sia. Desakan untuk menghilangkan praktik korupsi
sering lebih menjadi jargon politik daripada upaya
nyata. Meskipun demikian, pemerintah terus
berusaha memberantas KKN sebagaimana diama-
natkan UU.
c. Pemilu 1999
Kehidupan politik nasional mengalami peru-
bahan yang demokratis sejak pemerintahan Habi-
bie dengan munculnya partai-partai politik baru.
Pelaksanaan Pemilu dilakukan pada Bulan Juni
1999. Dari 100 partai politik y ang terdaftar, hanya
48 partai politik yang dinyatakan memenuhi per-
syaratan untuk mengikuti pemilu. Pemilu dilaksa-
nakan untuk membentuk sebuah pemerintahan
baru yang kuat, dapat dipercaya, dan mampu me-
nyelesaikan berbagai krisis yang melanda bangsa
Indonesia. Pemilihan umum kali ini dilakukan de-
ngan sistem distrik/perwakilan dan asas Langsung,
Umum, Bebas, dan Rahasia (LUBER). Pemilu ber-
langsung tertib, aman dan hasilnya bisa diper-
tanggungjawabkan.
Lima partai utama yang mengumpulkan suara
terbanyak dalam Pemilu 1999 adalah sebagai beri-
kut.
1. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)
yang diketuai
Megawati Soekarnoputri
.
2. Partai Golkar (Golongan Karya) yang diketuai
Akbar Tanjung
.
3. Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang di-
ketuai
Hamzah Haz
.
4. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang diketu-
ai
Matori Abdul Djalil
.
5. Partai Amanat Nasional (PAN) yang diketuai
Amien Rais
.
Karena tidak ada partai politik yang memper-
oleh suara mayoritas dalam Pemilu tahun 1999,
maka
Abdurrahman Wahid
terpilih sebagai Pre-
siden RI dalam sidang umum MPR 1999. Sedangkan
Megawati Soekarnoputri terpilih sebagai W akil
Presiden RI.
Gambar 7.1.6
Abdurrahman Wahid dan Megawati Soekarnoputri terpilih
sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI dalam Pemilihan
Umum pada tahun 1999.
sumber:
Indonesia in the Soeharto Years
d. Timor Timur lepas dari Indonesia
Perubahan politik di Indonesia yang terjadi
sejak Mei 1998 membuka babak baru bagi penye-
lesaian masalah Timor Timur . Presiden Habibie
menawarkan opsi otonomi luas bagi rakyat Timor
Timur.
Dengan cepat Portugal dan PBB menyambut
usul Habibie dan hanya dalam tempo 4 bulan ke-
mudian, pada 5 Mei 1999, Indonesia dan Portugal
menandatangani kesepakatan mengenai paket oto-
nomi Timor Timur yang membuka jalan bagi kira-
kira 800.000 jiwa rakyat Timor Timur untuk me-
nentukan masa depan mereka. Jika paket otonomi
itu diterima, maka Timor Timur tetap menjadi ba-
gian dari wilayah Indonesia dengan otonomi yang
luas. Tetapi, jika paket itu ditolak, Indonesia akan
melepas Timor Timur menjadi negara merdeka.
Jajak pendapat Timor Timur dilaksanakan pada
tanggal 31 Agustus 1999. Sekjen PBB
Kofi Annan
mengumumkan hasil pemungutan suara Timor Ti-
mur empat hari lebih cepat dari jadwal yang telah
dibicarakan banyak pihak. Tanggal 4 September
1999, dalam sidang khusus Dewan Keamanan, Kofi
Annan mengumumkan bahwa 78% penduduk Ti-
mor Timur (344.580 orang) menolak memilih oto-
nomi luas yang ditawarkan pemerintah Indonesia
dan hanya 21,5% (94.388) yang memilih otonomi.
MPR kemudian mengesahkan hasil jajak pen-
dapat tersebut pada tanggal 19 Oktober 1999. Sejak
saat itu, Timor Timur secara resmi lepas dari Nega-
Ilmu Pengetahuan Sosial 3 untuk SMP/MTs Kelas IX
244
ra Kesatuan Republik Indonesia. Pada tanggal 20
Mei 2002, Timor Timur secara resmi merdeka de-
ngan nama Republik Demokratik Timor Leste.
e. Pemilu 2004
Selain pemilihan umum 1999, keberhasilan la-
in dari pemerintahan reformasi adalah melaksana-
kan pemilihan umum tahun 2004 secara langsung.
Setelah amandemen ketiga UUD 1945, pemilihan
umum diatur tersendiri dalam Bab VII B, pasal 22E.
UUD 1945 hasil amandemen ini menegaskan bah-
wa pemilihan umum diselenggarakan secara lang-
sung untuk memilih anggota Dewan Perwakilan
Daerah (DPD), presiden dan wakil presiden, Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPRD). Juga ditegaskan bahwa pe-
milihan umum diselenggarakan oleh suatu komisi
pemilihan umum yang bersifat nasional, tetap dan
mandiri.
Realisasi dari pasal 22E ayat 5 UUD 1945 adalah
dibuatnya UU No. 12 Tahun 2003 tentang pemilih-
an umum. Mengingat kedudukan Komisi Pemilihan
Umum (KPU) dalam pemilu bersifat mandiri, maka
sebagai penanggung jawab pemilu adalah KPU itu
sendiri.
Pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden
RI tahun 2004 telah diselenggarakan secara aman
dan lancar. Demikian pula dengan pemilihan ang-
gota DPD dan DPR. Meskipun baru pertama kali
diselenggarakan, pemilihan umum langsung ini di-
sambut masyarakat dengan antusias. Dengan ke-
terbukaan kepada penyempurnaan, pemilihan
umum secara langsung ke depan diharapkan sema-
kin menciptakan stabilitas politik dan pemerintahan
sehingga upaya pembangunan bangsa dapat dilak-
sanakan dengan baik. Pemilihan umum, dengan de-
mikian, benar-benar menjadi pesta rakyat.
Pemilihan umum pada tahun 2004 berhasil
memilih Susilo Bambang Yudoyono sebagai Presi-
den RI menggantikan Megawati Soekarnoputri.
Sementara itu, Yusuf Kalla menggantikan Hamzah
Haz sebagai Wakil Presiden.
f. Pilkada Langsung
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) sejak tahun
2004 dilakukan secara langsung. Sebelumnya, sistem
yang digunakan adalah sistem demokrasi perwa-
kilan, di mana masyarakat memilih anggota DPRD
yang kemudian memilih kepala daerah tersebut.
Pilkada langsung membuka babak baru sistem de-
mokrasi langsung. Hal ini diharapkan mampu
membuka ruang partisipasi yang lebih luas bagi
segenap masyarakat. Karena dipilih langsung oleh
rakyat setempat, kepala daerah pun akan merasa
lebih berorientasi terhadap kesejah-teraan masya-
rakatnya.
g. Penyelesaian masalah Aceh
Pemerintah Indonesia pasca-Orde Baru beru-
saha menyelesaikan masalah Aceh yang berlarut-
larut. Berbagai usaha dilakukan, antara lain sebagai
berikut.
Aceh terbebas dari status Daerah Operasi Mili-
ter pada 1998, setelah Soeharto turun dari ke-
kuasaan. Meski demikian, kedamaian belum tu-
run di tanah ini. Dendam akibat DOM menyulut
api perlawanan GAM terus menyala.
Presiden
Abdurrahman Wahid
yang memerin-
tah sejak 1999 memulai usaha perdamaian de-
ngan mengajukan tawaran dialog kepada GAM.
Tawaran ini disambut baik dan menghasilkan
penandatanganan nota kesepahaman di Jene-
wa, Mei 2000. Perjanjian yang disebut “Saling
Pengertian bagi Jeda Kemanusiaan untuk Aceh”
Gambar 7.1.7
Para petugas Pemilu di Ngampilan, Y ogyakarta 2004 lalu
mengenakan baju tradisional. Pemilu adalah pesta rakyat
yang diikuti dengan antusias oleh warga.
sumber:
Majalah Tempo, 29 Okt - 4 Nov 2007
Dok.
Penerbit GPM, 2007
Gambar 7.1.8
Satu contoh kampanye calon kepala daerah. Karena pilkada
terjadi secara lngsung, pendekatan terhadap masyarakat
pemilih menjadi sangat penting.
Bab 7 Perubahan Pemerintahan dan Kerja Sama Internasional
245
itu memberi ruang bagi penyaluran bantuan
kemanusiaan yang sangat dibutuhkan rakyat
Aceh.
Tepat 19 November 2002,
Henry Dunant Center
(HDC) sebagai mediator perundingan GAM dan
Pemerintah RI mengumumkan disepakatinya
persetujuan penghentian permusuhan pada 9
Desember 2002. Jenewa jadi saksi penandata-
nganan
The Cessation of Hostilities Agreement
(COHA) atau Kesepakatan Penghentian Permu-
suhan pada 9 Desember 2002.
a. Otonomi daerah
Otonomi daerah adalah salah satu tuntutan
dan agenda reformasi. Pemerintahan yang sentral-
istik dan Jakarta Sentris sebagaimana terjadi se-
lama Orde Baru sudah saatnya diakhiri dengan
memberikan hak dan kewenangan kepada setiap
daerah untuk mengatur daerahnya sendiri di da-
lam NKRI. Pemerintah RI sudah mencanangkan
otonomi daerah ini sejak tahun 1999 dengan dikelu-
arkannya UUD No. 22 Tahun 2001 tentang otonomi
daerah. D
alam pelaksanaannya, UU ini dirasakan
belum mencerminkan cita-cita otonomi daerah
yang diinginkan, salah satunya adalah masalah per-
imbangan keuangan pusat-daerah yang menimbul-
kan kesan bahwa pemerintah setengah hati dalam
melaksanakan otonomi daerah.
Pemerintah kemudian merevisi UU tersebut
dan menggantinya dengan UU No. 32 Tahun 2004
tentang Pemerintah Daerah dan UU No. 33 Tahun
2004 tentang perimbangan keuangan antara pusat
dan pemerintah daerah. Dengan UU yang baru ini
kemudian ditegaskan bahwa otonomi daerah di-
maksud sebagai hak, wewenang, dan kewajiban
daerah otonom un tuk mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan ma-
syarakat setempat sesuai dengan peraturan per-
undang-undangan (UU No. 32 Tahun 2004, pasal 1
ayat 5). Di sini, kecuali dalam urusan mata uang
dan hubungan luar negeri, seluruh urusan penga-
turan dan pengelolaan daerah bisa diatur dan d i-
urus sendiri oleh masing-masing kepala daerah
(provinsi dan kabupaten/kota).
b. Konflik etnik
Beberapa konflik etnik terjadi di Kalimantan
Barat, Maluku, dan Poso (Sulawesi Tengah) selama
masa reformasi.
Di Kalimantan Barat terjadi konflik etnis antara
suku Dayak, Melayu, dan warga pendatang
dari suku tertentu. Konflik mulai pecah pada
tanggal 19 Januari 1999. Konflik ini dapat di-
selesaikan ketika pada tanggal 26 April 1999.
Suku-suku yang bertikai duduk bersama dan
membentuk
Forum Komunikasi Masyarakat Kali-
mantan Barat
. Dalam forum itu disepakati bahwa
setiap perselisihan dan konflik yang muncul
harus dipandang sebagai masalah perorangan
dan bukan masalah kelompok etnik.
Di Ambon terjadi konflik etnis berlatar bela-
kang agama. Pemicu konflik di Maluku adalah
bentrokan antara seorang warga Batumerah
(Ambon) dengan seorang sopir angkutan kota.
Kejadian pada 19 Januari 1999 itu memicu kon-
Gambar 7.1.9
Penandatanganan Perjanjian Damai Aceh di Helsinki pada
tanggal 15 Agustus 2005. Perjanjian ini membuka babak
baru bagi perdamaian di Aceh setelah dilanda konflik
berkepanjangan.
Setelah mengalami bencana tsunami tanggal 26
Desember 2004 yang menghancurkan Aceh. Pre-
siden Susilo Bambang Yudhoyono menawarkan
gencatan senjata demi melancarkan proses per-
baikan kembali Aceh. Sementara itu, pimpinan
GAM di Swedia sehari setelah gelombang tsu-
nami memerintahkan kepada GAM untuk tidak
menyerang TNI. Lebih lanjut, Perdana Menteri
GAM, Malik Mahmud, menyambut tawaran
damai pemerintah RI itu dengan syarat tidak
dalam rangka otonomi khusus, tetapi dalam
rangka jeda kemanusiaan. Swedia tak ketinggal-
an menekan para petinggi GAM untuk meng-
hormati usulan gencatan senjata dan menerima
tawaran berunding. Perundingan antarkedua
belah pihak akhirnya menghasilkan sebuah
Per-
janjian Damai Aceh
yang ditandatangani di Helsin-
ki pada tanggal 15 Agustus 2005.
C. Peristiwa-peristiwa di bidang sosial
kemasyarakatan
Ada beberapa peristiwa penting selama masa
reformasi yang menandai kehidupan masyarakat
di bidang sosial, antara lain otonomi daerah, konflik
komunal atas dasar agama, dan ancaman teroris-
me. Ketiga masalah ini bisa dideskripsikan secara
singkat berikut.
sumber:
Tempo, 2005
Ilmu Pengetahuan Sosial 3 untuk SMP/MTs Kelas IX
246
flik massal. Pada tanggal 19 Maret 1999, terjadi
bentrokan hebat yang menghancurkan banyak
masjid, gereja, dan rumah penduduk, serta
menewaskan ratusan orang. Berbagai upaya
yang dilakukan untuk mewujudkan perdamai-
an di Maluku seperti menemukan jalan buntu.
Akhirnya, tanggal 11-12 Februari 2002, diada-
kan Perjanjian Malino di Sulawesi Selatan, di
mana kedua belah pihak yang berkonflik berse-
pakat untuk mengakhiri konflik. Konflik yang
terjadi di Maluku masih diperkeruh dengan pe-
ngibaran bendera RMS oleh pendukung RMS
yang tergabung dalam
Front Kedaulatan Maluku
,
pada tanggal 25 April 2002.
Konflik antaragama Islam dan Kristen juga ter-
jadi di Poso sampai hari ini. Sebenarnya pemicu
konflik adalah sebuah peristiwa sederhana yang
terjadi pada tanggal 26 Desember 1998 di mana
terjadi perkelahian antara
Roy Runtuh Bisa-
lembah
(Kristen) yang sedang mabuk dengan
Ahmad Ridwan
(Islam) di dekat Masjid Darussa-
lam, di kecamatan Soya, Kabupaten Poso. Perkela-
hian ini berkembang menjadi konflik antarwarga
yang berbeda agama. Tanggal 28 Desember 1998,
konflik ini meluas ke seluruh kabupaten. Sejak
bulan Mei 1999 muncul kelompok baru yang ti-
dak dikenal di Poso dan terus memicu konflik.
Pemerintah berupaya mengatasi masalah ini de-
ngan menyelenggarakan Pertemuan Malino, di
Sulawesi Selatan, pada tanggal 19-20 Desember
2001. Dalam pertemuan tersebut disepakati bah-
wa pihak yang bertikai harus menghentikan
perselisihan dan sepakat melaksanakan butir-
butir kesepakatan yang sudah disetujui bersa-
ma.
Gambar 7.1.11
Para petugas kepolisian sedang melakukan penyelidikan di
lokasi peledakan bom di Jl. Legian, Kuta, Bali. Peristiwanya
terjadi pada tanggal 12 Oktober 2002.
sumber:
Tempo, 2002
c. Ancaman terorisme
Ancaman dan teror bom juga sering terjadi se-
lama masa reformasi, bahkan sejak tahun 1997.
Ledakan bom umumnya terjadi di tempat-tempat
umum dan pusat keramaian seperti mal, gedung pe-
merintah, hotel, rumah ibadah, dan tempat hiburan.
Ledakan bom telah menimbulkan kerusakan pa-
rah dan memakan korban jiwa orang yang tak ber-
dosa. Dari semua bom yang pernah diledakkan di
Indonesia, yang paling besar kekuatannya dan me-
makan banyak korban adalah bom yang terj adi di
sebuah kafe Jalan Legian, Kuta (Bali) pada tanggal
12 Oktober 2002, menewaskan lebih dari 180 orang
yang umumnya adalah para turis dari Australia.
Dari semua teror dan ledakan bom yang pernah
terjadi di Indonesia, diketahui bahwa peledakan
dipakai oleh kelompok ekstrem tertentu. Terlepas
dari alasan apa pun juga, aksi teror dan peledakan
bom sama sekali tidak dibenarkan karena merusak,
membunuh, dan merugikan orang-orang yang ti-
dak berdosa. Selain itu, tindakan heroik apa pun
yang mengatasnamakan agama tetapi bertujuan
untuk menghancurkan dan membunuh orang lain
hanya akan mencoreng dan mendiskreditkan aga-
ma itu sendiri. Agama apa pun juga pasti menga-
jarkan cinta kasih dan penghormatan yang tulus
kepada diri sendiri, orang lain, dan semesta alam,
karena agama tersebut bersumber dari Tuhan Sang
Maha Cinta.
Gambar 7.1.10
Warga di Poso, Sulawesi Selatan memegang poster anti
kekerasan yang mendukung Perjanjian Malino, Januari
2002. Masyarakat menginginkan perdamaian.
sumber:
Majalah Tempo, 29 Okt - 4 Nov 2007
Bab 7 Perubahan Pemerintahan dan Kerja Sama Internasional
247
I. Jawablah “B” jika pernyataan BENAR
dan “S” jika pernyataan SALAH!
1. Dalam Supersemar (Surat Perintah 11 Maret)
tertulis bahwa kursi kepre sidenan dialih-
kan dari Presiden Soekarno kepada Letjen
Soeharto.
2. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meng-
gantikan Presiden Abdurrahman Wahid
sebagai presiden RI tahun 2004.
3. Gerakan Aceh Merdeka diselesaikan dengan
Perjanjian Damai Aceh yang ditandatangani
di Helsinki, Swedia 2005 silam.
II.Salin di buku tu gasmu dan lengkap i
dengan jawaban yang tepat!
1. Tindakan awal pengemban Supersemar ada-
lah ... .
2. Pidato Presiden Soekarno di depan Sidang
MPRS (22 Juni 1966) yang dikenal dengan na-
ma
... .
RANGKUMAN
1. Untuk memulihkan situasi dari berbagai ma-
cam gejolak, Presiden Soekarno memberikan
mandat kepada Jenderal Soeharto untuk me-
ngambil tindakan yang dituangkan dalam
Surat Perintah pada tanggal 11 Maret 1966.
2. Sebagai tindak lanjut Supersemar , pemerin-
tah di bawah pimpinan Soeharto dan Lem-
baga Tertinggi dan Tinggi Negara, serta
didukung oleh rakyat bersama-sama melak-
sanakan berbagai kebijakan guna memba-
ngun Indonesia berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945.
Pemerintah Orde Baru langsung
membubarkan PKI, melaksanakan Sidang
MPRS tahun 1966, dan mengawasi peralihan
kekuasaan secara konstitusional dari Orde
Lama ke Orde Baru.
3. Untuk menata kembali politik luar negeri be-
bas-aktif, pemerintah Indonesia mengambil
beberapa kebijaksanaan, antara lain kembali
menjadi anggota PBB (28 September 1966)
dan mengakhiri konfrontasi dengan Malay-
sia melalui Persetujuan Bangkok. Indonesia
juga terlibat aktif dalam berbagai organisasi
internasional.
4. Pelaksanaan pembangunan nasional yang
berencana didasarkan pada T rilogi Pemba-
ngunan dan Delapan Jalur Pemerataan.
5. Pada masa Orde Baru, Pemerintah menye-
derhanakan partai-partai menjadi tiga saja:
Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Golo-
ngan Karya, dan Partai Demokrasi Ind one-
sia (PDI).
6. Runtuhnya pemerintahan Orde Baru pada
bulan Mei 1 998 terjadi karena kris is dalam
berbagai bidang dan kebobrokan praktik
politik pemerintahan Orde Baru. Kolusi, ko-
rupsi, dan nepotisme dipraktikkan oleh para
elite politik.
7. Melalui gerakan reformasi yang dipelopori
para mahasiswa, akhirnya Orde Baru jatuh
dan digantikan dengan pemerintahan refor-
masi. Pada tanggal 21 Mei 1998, Presiden
Soeharto mengundurkan diri sebagai presi-
den. Ia diganti oleh BJ. Habibie.
8. Reformasi membuka babak baru bagi kehi-
dupan Indonesia. Muncul keb ebasan pers
dan kebebasan berpendapat. Kemudian ju-
ga muncul banyak partai.
9. Terjadi empat kali pergantian kepala negara
pasca lengsernya Soeharto, yaitu B.J. Habi-
bie, Abdurrahman Wahid, Megawati Soe-
karnoputri, dan Susilo Bambang Yudoyono.
10. Pada masa reformasi, Timor Timur mele-
paskan diri dari Indonesia dan masalah
Aceh diselesaikan dengan ditandatanganinya
Perjanjian Perdamaian Aceh.
UJI KOMPETENSI DASAR
3. Presiden Soekarno mengumumkan penye-
rahan kekuasaannya kepada Jenderal Soe-
harto pada tanggal ... .
4. Jenderal Soeharto secara resmi dilantik seba-
gai pejabat Presiden pada tanggal ... .
5. Pembangunan nasional Indonesia yang dila-
kukan Pemerintah Orde Baru bertujuan un-
tuk ... .
6. Runtuhnya pemerintahan Orde Baru menyu-
lut kerusuhan besar di Jakarta pada tanggal
... .
7. Presiden Soeharto mengundurkan diri seba-
gai Presiden RI pada tanggal ... .
8. Soeharto digantikan oleh ... .
III.J awablah dengan singkat dan tepat!
1. Sebutkan isi pokok Supersemar yang dite-
rima Jenderal Soeharto dari Presiden Soe-
karno!
2. Sebutkan 6 ketetapan MPRS hasil sidang
MPRS antara tanggal 20 Juni - 5 Juli 1966!
Ilmu Pengetahuan Sosial 3 untuk SMP/MTs Kelas IX
248
3. Bagaimana Pemerintah Orde Baru dalam
menata politik luar negeri bebas aktif ?
4. Mengapa Pemerintahan Orde Baru akhirnya
runtuh?
5. Mengapa Presiden Soeharto akhirnya me-
ngundurkan diri?
6. Sebutkan empat tuntutan mahasiswa terha-
dap Pemerintahan Orde Baru!
7. Bagaimana kebebasan berpendapat di muka
umum pada masa reformasi sekarang ini?
Apa yang dibuat pemerintah?
8. Kapan Timor Timur secara resmi melepaskan
diri dari Indonesia?
9. Bagaimana konflik di Aceh dapat diselesai-
kan?
10. Jelaskan apa yang dimaksud dengan otonomi
daerah!
IV. Unjuk Kerja
1. Buatlah karangan mengenai penyelenggaraan
pemilihan kepala daerah di daerahmu. Guna-
kanlah berbagai bahan yang dapat menunjang
kelengkapan datamu, misal bahan dari inter-
net, majalah.
Jelaskan:
a. Para kandidat yang mengikuti pemilihan
umum kepala daerah tersebut!
b. Janji-janji yang diutarakan para kandidat
kepada daerah!
c. Keadaan di daerah rumahmu saat pemi-
lihan berlangsung!
d. Perasaan dan pendapatmu mengenai pemi-
lihan umum yang berlangsung tersebut!
2. Selepas pemerintahan Soeharto, pers/media
semakin bebas diterbitkan. Ratusan media
baru pun bermunculan. Cari minimal 10 me-
dia massa (baik televisi, koran, majalah, in-
ternet, dan radio lokal), dan buatlah tugas se-
bagai berikut.
a. Berilah uraian sepanjang satu halaman
mengenai masing-masing media.
b. Penjelasan itu berupa: jenis media massa
tersebut (cetak, elektronik dsb.), fokus li-
putan (khusus politik, ekonomi, kehidup-
an remaja dsb.)
c. Berikan pendapatmu mengenai media
tersebut secara keseluruhan, lalu sebut-
kan artikel/acara yang paling kamu sukai,
dan paling tidak kamu sukai. Uraikan dan
jelas-kan pendapatmu!
d. Berikan gambar/potongan/contoh media
agar uraian lebih menarik.
V. Refleksi
Coba pelajari sekali lagi keadaan sosial dan
politik Indonesia pasca pemberontakan G 30 S/
PKI dan keluarnya Surat Perintah Sebelas Maret
1966. Apa yang akan terjadi jika TNI tidak ber-
hasil mengatasi kekacauan politik dalam negeri?
Sebagai bangsa, apakah kamu trauma dan takut
menghadapi keadaan dan kekacauan seperti
yang terjadi tahun 1965 dan 1966 tersebut? Apa
yang harus kita lakukan sebagai bangsa supaya
keadaan kacau se perti itu tidak terulang atau
terjadi lagi?
Bab 7 Perubahan Pemerintahan dan Kerja sama Internasional
249
Suatu bangsa tidak dapat hidup sendirian. Kerja
sama dengan negara-negara tetangga sangat diper-
lukan. Pada
Sub bab 7.2
ini, kita akan mempelajari
bentuk-bentuk kerja sama antarnegara dan peran
Indonesia di dalamnya. Ada 5 bentuk kerja sama
antarnegara yang akan kita pelajari, yaitu Perseri-
katan Bangsa-Bangsa (PBB), Konferensi Asia Afrika
(KAA), Gerakan Nonblok, ASEAN, dan Organisasi
Konferensi Islam.
7.2.1 Perserikatan Bangsa-
Bangsa (PBB)
A. Latar belakang
Ketika perang yang mengguncang dunia sejak
tahun 1939 kembali berkecamuk, timbul gagasan
untuk menyelamatkan generasi yang akan datang
dari bencana akibat perang dan gagasan untuk me-
wujudkan perdamaian dunia yang abadi.
Franklin
Delano Roosevelt
(Presiden Amerika Serikat) sejak
semula telah memiliki ide untuk mewujudkan su-
atu dunia yang damai. Ide itu terkenal dengan na-
ma
the Four Freedoms of F.D. Roosevelt
. Isi
The Four Free-
doms of F.D. Roosevelt
adalah sebagai berikut.
1) Setiap orang/bangsa bebas mengeluarkan pen-
dapat (
freedom of speech
).
2) Setiap orang/bangsa bebas beragama (
freedom
of religion
).
3) Setiap orang/bangsa bebas dari kemiskinan (
free-
dom from wants
).
4) Setiap orang/bangsa bebas dari rasa ketakutan
(
freedom from fear
).
Dengan dipelopori oleh F.D.Roosevelt dan
Wins-
tons Churchill
(PM Inggris), diadakanlah perun-
dingan di atas geladak kapal Augusta di Teluk New
Foundland. Pertemuan yang dilaksanakan tanggal
14 Agustus 1941 itu menghasilkan Piagam Perda-
maian yang lazim disebut
Atlantic Charter
. Piagam
ontingen Garuda
disingkat
KONGA
atau
Pa-
sukan Garuda
adalah pasukan T entara Na-
sional Indonesia yang ditugaskan sebagai
di forum Majelis Umum PBB dan Dewan Keamanan
PBB yang membicarakan sengketa Indonesia-Belan-
da, para diplomat Arab dengan gigih mendukung
Indonesia.
Pada 1956, ketika Majelis Umum PBB memutuskan
untuk menarik mundur pasukan Inggris, Perancis,
dan Israel dari wilayah Mesir, Indonesia mendukung
keputusan itu dan untuk pertama kalinya mengi-
rim Pasukan Pemelihara Perdamaian PBB ke Mesir
yang dinamakan dengan
Kontingen Garuda I
atau
KONGA I
.
Diskusikanlah dalam sebuah kelompok kecil!
1. Apa yang dibahas dalam kutipan di atas?
2. Apa yang dimaksud dengan Kontingen Garuda?
3. Apakah Kontingen Garuda itu bisa disebut seba-
gai salah satu bentuk kerja sama internasional?
Jelaskan!
4. Apa manfaat kerja sama dan hubungan baik de-
ngan negara lain bagi Indonesia?
K
pasukan perdamaian di negara lain. Indonesia mulai
turut serta mengirim p asukannya sebagai bagian
dari pasukan penjaga perdamaian s ejak 1957.
Ketika Indonesia menyatakan kemerdekaannya
pada 17 Agustus 1945, Mesir segera mengadakan si -
dang menteri luar negeri negara-negara Liga Arab.
Pada 18 November 1946, mereka menetapkan resolu-
si tentang pengakuan kemerdekaan RI sebagai nega -
ra merdeka dan berdaulat penuh. Pengakuan tersebut
adalah suatu pengakuan
de jure
menurut hukum in-
ternasional.
Hubungan yang baik tersebut berlanjut dengan
dibukanya Perwakilan RI di Mesir dengan menunjuk
HM Rasyidi sebagi
Charge d’Affairs
atau “Kuasa Usa-
ha”. Perwakilan tersebut merangkap sebagai misi
diplomatik tetap untuk seluruh negara-negara Liga
Arab. Hubungan yang akrab ini memberi arti pada
perjuangan Indonesia sewaktu terjadi perdebatan
Gambar 7.2.1
Lambang Perserikatan Bangsa-Bangsa
Ilmu Pengetahuan Sosial 3 untuk SMP/MTs Kelas IX
250
inilah yang menjadi cikal bakal lahirnya PBB. Isi
At-
lantic Charter
adalah sebagai b
erikut.
1) Menentang semua perluasan wilayah/daerah
tanpa kemauan penduduk yang bersangkutan.
2) Setiap bangsa berhak menentukan nasibnya
sendiri.
3) Semua negara diperkenankan untuk ikut serta
dalam perdagangan internasional.
4) Membentuk perdamaian bersama, sehingga se-
mua bangsa hidup bebas dari rasa ketakutan
dan kemiskinan.
5) Menolak jalan kekerasan untuk menyelesaikan
pertikaian internasional, kecuali untuk kepen-
tingan umum.
Istilah Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk per-
tama kali dikemukakan oleh
F.D. Roosevelt
dalam
konferensi antarbangsa di W ashington (1 Januari
1942). Ketika itu, 26 negara yang menghadiri konfe-
rensi ini menyetujui
Atlantic Charter
menjadi
Decla-
ration of the United Nations
.
Kemudian, konferensi empat negara besar (Ame-
rika, Rusia, Inggris, dan Cina) di Dunbarton Oaks
pada tanggal 7 Oktober 1944 menghasilkan kesepa-
katan untuk membentuk organisasi bangsa-bangsa
dengan nama
United Nations Organization
yang dising-
kat UNO.
Pada tanggal 4 Februari 1945, diselenggarakan
Konferensi Yalta (di Semenanjung Krim). Konferensi
ini dihadiri oleh F.D. Roosevelt (Presiden Amerika)
Winston Churchill
(Perdana Menteri Inggris),
Yo-
seph Stalin
(Presiden Uni Soviet). Keputusan yang
diambil dalam Konferensi Yalta adalah sebagai be-
rikut.
Soal voting diselesaikan dan dimasukkan dalam
pasal 27 Piagam PBB tentang 5 negara anggota
tetap Dewan Keamanan dengan hak veto.
Jadwal konferensi tentang pembentukan PBB
akan dilaksanakan di San Fransisco pada tang-
gal 25 Mei– 26 Juni 1945.
Pada tanggal 25 Mei – 26 Juni 1945 dilaksanakan
Konferensi San Fransisco
yang dihadiri 50 negara.
Pada tanggal 26 Juni 1945 dinyatakan bahwa kepu-
tusan Konferensi di Dumbarton Oaks menjadi
Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa
. Setelah 50 negara
penandatangan Piagam San Fransisco meratifikasi
piagam tersebut pada tanggal 24 Oktober 1945, la-
hirlah Perserikatan Bangsa-Bangsa (
United Nations
Organisation
) secara resmi. Markas besar PBB terletak
di kota New York, Amerika Serikat.
B. Tujuan dan asas PBB
Tujuan didirikannya PBB, antara lain: 1) meme-
lihara perdamaian dan keamanan internasional; 2)
mengembangkan hubungan-hubungan persauda-
raan di antara bangsa-bangsa; 3) menciptakan kerja
sama untuk memecahkan masalah-masalah interna-
sional dalam bidang ekonomi, sosial, kebudayaan,
kemanusiaan, dan mengembangkan rasa hormat
terhadap hak-hak manusia serta kebebasan asasi;
dan 4) menjadikan PBB sebagai pusat kegiatan yang
harmonis bagi bangsa-bangsa dalam mencapai tu -
juan bersama.
Asas-asas PBB dalam mengambil setiap tin-
dakan didasarkan pada: 1) persamaan kedaulatan
anggota-anggotanya; 2) menyelesaikan pertikaian
internasional dengan jalan damai atau tanpa mem-
bahayakan perdamaian, keamanan, dan keadilan;
3) semua anggotanya harus memenuhi dengan
ikhlas kewajiban-kewajibannya sebagaimana ter-
cantum dalam piagam; 4) PBB tidak mencampuri
persoalan dalam negeri anggotanya; dan 5) Bahasa
resmi PBB adalah bahasa Cina, Inggris, Perancis,
Rusia, Spanyol, dan Arab.
C. Keanggotaan PBB
Keanggotaan PBB dibedakan atas anggota asli
dan anggota tambahan.
Anggota asli
adalah negara-
negara anggota P BB yang ikut s erta menandata-
ngani Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa di San
Fransisco pada tanggal 26 Juni 1945. Anggota asli
terdiri dari 50 negara.
Anggota tambahan
adalah ne-
gara-negara anggota yang masuk kemudian berda-
sarkan persyaratan.
Beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk da-
pat diterima menjadi anggota PBB, yaitu: 1) negara
merdeka; 2) negara yang cinta damai; 3) sanggup
dan bersedia memenuhi kewajiban-kewajibannya
sebagai anggota; dan 4) mendapat rekomendasi dari
Dewan Keamanan dan disetujui oleh Sidang Majelis
Umum PBB.
D. Alat kelengkapan PBB
Untuk menjalankan tugas-tugasnya, PBB mem-
punyai enam alat kelengkapan atau badan pelak-
sana. Enam alat kelengkapan itu adalah: majelis
Gambar 7.2.2
Presiden Harry Truman (kiri) menyaksikan penanda-
tanganan Piagam PBB pada tanggal 26 Juni 1945 di San
Fransisco.
sumber:
Encyclopedia Americana 27
Bab 7 Perubahan Pemerintahan dan Kerja sama Internasional
251
umum, dewan keamanan, dewan ekonomi dan so-
sial, dewan perwalian, mahkamah internasional,
serta sekretariat.
a. Majelis Umum
(General Assembly)
Majelis Umum adalah badan musyawarah uta-
ma PBB. Majelis Umum merupakan badan tertinggi
dalam organisasi PBB. Setiap negara anggota boleh
mempunyai lima orang wakil di dalam Majelis, te-
tapi hanya mempunyai satu suara. Setiap negara
diberi hak penuh menentukan sendiri cara memilih
wakil-wakilnya. Majelis Umum bersidang sekali da-
lam satu tahun. Dalam Majelis Umum, keputusan
diambil dengan kelebihan atau dukungan dua per-
tiga suara. Hak veto tidak berlaku.
b. Dewan Keamanan
(Security Council)
Dewan Keamanan terdiri dari 15 anggota. Perin-
ciannya adalah 5 anggota tetap (Am erika, Inggris,
Perancis, Rusia, dan Cina) dan 10 anggota tidak te-
tap. Anggota tidak tetap ini dipilih oleh Majelis
Umum untuk masa tugas dua tahun.
c. Dewan Ekonomi dan Sosial
(Economic
and Social Council)
Dewan Ekonomi dan Sosial terdiri atas 27 nega-
ra anggota berdasarkan pembagian wilayah geo-
grafis. Masa jabatannya tiga tahun dan dipilih oleh
Sidang Umum PBB. Dewan Ekonomi dan Sosial ber-
tanggung jawab terhadap kegiatan ekonomi dan
sosial PBB di bawah kewenangan Majelis Umum.
d. Dewan Perwalian
(Trusteeship Council)
Dewan Perwalian adalah suatu sistem perwali-
an internasional yang telah didirikan oleh anggota
PBB untuk mengatur pemerintahan daerah-daerah
yang ditempatkan di bawah pengawasan PBB me-
lalui persetujuan-persetujuan perwalian secara
individual. Daerah-daerah yang demikian disebut
daerah-daerah perwalian.
Tugas Dewan Perwalian adalah 1) memelihara
perdamaian dan keamanan internasional; 2) meng-
usahakan kemajuan penduduk daerah perwalian
agar mencapai pemerintahan sendiri atau kemer-
dekaan; 3) memberi dorongan agar menghormati
hak-hak manusia dan pengakuan saling bergan-
tung satu sama lain dari rakyat-rakyat di dunia; 4)
memastikan perlakuan yang sama di daerah per-
walian dalam persoalan ekonomi dan komersial
untuk semua anggota PBB dan kebangsaan mereka.
e. Mahkamah Internasional
(International
Court of Justice)
Mahkamah Internasional berkedudukan di Den
Haag (Belanda). Mahkamah Internasional merupa-
kan badan kehakiman PBB. Mahkamah Internasi-
onal terbuka bagi semua anggota PBB untuk me-
nyerahkan perkara-perkara mereka kepada Mah-
kamah Internasional. Negara-negara yang bukan
anggota PBB juga dapat menyerahkan perkara-
perkara mereka kepada Mahkamah Internasional,
tetapi harus mendapat rekomendasi dari Dewan
Keamanan dan disetujui oleh Majelis Umum.
Mahkamah Internasional terdiri dari 15 orang
hakim yang dipilih oleh Majelis Umum dan Dewan
Keamanan. Hakim-hakim dipilih atas dasar ke-
bangsaan, tetapi dua hakim tidak boleh berasal da-
ri negara yang sama. Masa kerja hakim Mahkamah
Internasional adalah 9 tahun.
f. Sekretariat
(Secretary)
Sekretariat adalah badan administrasi PBB
yang dipimpin seorang Sekretaris Jenderal. Sekreta-
ris Jenderal diangkat oleh Majelis Umum atas usul
Dewan Keamanan. Masa jabatan seorang Sekreta-
ris Jenderal adalah lima tahun dan dapat dipilih
kembali. Sekretaris Jenderal bertugas: sebagai ke-
pala administratif dari PBB; meminta perhatian De-
wan Keamanan tentang suatu masalah yang me-
nurut pendapatnya mengancam perdamaian dan
keamanan internasional; membuat laporan tahun-
an dan laporan tambahan yang dianggap perlu pa-
da Majelis Umum mengenai pekerjaan PBB.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB sekarang ada-
lah
Ban Ki-moon
. Beliau mulai menjawab sebagai
sekretaris jenderal PBB sejak tanggal 1 Januari 2007.
Masa jabatannya akan berakhir tanggal 31 Desem-
ber 2011. Beliau berasal dari Korea Selatan, meng-
gantikan Kofi Annan dari Ghana yang menjadi sek-
retaris jenderal sejak 1 Januari 1997-31 Desember
2006.
Gambar 7.2.3
Anggota Dewan Keamanan PBB sedang bersidang.
Anggota keamanan PBB terdiri dari 15 anggota: 5 anggota
tetap dan 10 anggota tidak tetap
Sumber:
Encyclopedia of Knowledge 19
Ilmu Pengetahuan Sosial 3 untuk SMP/MTs Kelas IX
252
E. Peran Indonesia di PBB
Sejarah telah mencatat bahwa Indonesia masuk
menjadi anggota PBB, keluar dari PBB, dan kembali
menjadi anggota PBB.
a. Indonesia menjadi anggota PBB
Pada Sidang Majelis Umum PBB (tanggal 28 Sep-
tember 1950), Indonesia diterima secara aklamasi
sebagai anggota PBB dan menduduki urutan ke-60.
Banyak keuntungan diperoleh Indonesia dengan
menjadi anggota PBB, antara lain masalah penyele-
saian Irian Barat, bantuan dalam menghadapi agresi
Belanda, dan bantuan lain, melalui badan-badan
PBB.
Sebagai anggota PBB, Indonesia juga terlibat da-
lam berbagai kegiatan yang diadakan PBB dalam
rangka menciptakan perdamaian dunia. Indonesia
terlibat dalam pengiriman pasukan perdamaian Ga-
ruda I ke Timur Tengah. Pada tanggal 8 November
1956, Indonesia menyatakan kesediaannya untuk
turut menyumbangkan pasukan dalam UNEF
(Uni-
ted Nations Emergency Forces)
. Kontingan Indonesia un-
tuk UNEF yang diberi nama Pasukan Garuda dibe-
rangkatkan ke Timur Tengah pada Januari 1957.
Tindakan tersebut membawa konsekuensi yang
tidak ringan bagi Indonesia. Akibat tindakan keluar
dari PBB, antara lain: Indonesia semakin jauh dari
percaturan politik internasional dan bantuan-ban-
tuan PBB melalui badan-badan PBB yang sangat
diperlukan Indonesia pada saat itu dibekukan.
c. Indonesia masuk lagi menjadi anggota
PBB
Sejak tahun 1967, politik luar negeri bebas aktif
telah diterapkan secara konkret, dalam menang-
gapi masalah-masalah int
ernasional. Po
litik luar
negeri dilakukan sesuai dengan maksud dan tujuan
Pancasila dan UUD 1945. Setelah meninggalkan PBB
sejak 1 Januari 1965, Indonesia kembali aktif di PBB
pada tanggal 28 September 1966. Keaktifan Indone-
sia dalam PBB secara nyata tampak dengan terpilih-
nya Menteri Luar Negeri Indonesia,
Adam Malik
,
menjadi Ketua Majelis Umum PBB untuk masa si -
dang tahun 1974.
7.2.2 Konferensi Asia Afrika
A. Latar belakang
Sejarah mencatat bahwa bangsa-bang sa Asia
dan Afrika memiliki beberapa persamaan. Persa-
maan-persamaan yang dimiliki bangsa Asia dan
Afrika pada waktu itu
adalah sebag
ai berikut.
Memiliki letak geografis yang berbatasan dan
sifat geografis yang sama.
Memiliki hubungan keagamaan dan keturunan.
Memiliki persamaan nasib, yaitu pernah dija-
jah bangsa Eropa.
Memiliki persamaan dalam menghadapi dan
mengatasi masalah dalam negerinya setelah me-
merdekakan diri, seperti masalah pembangunan
ekonomi, sosial, budaya, dan pendidikan.
Persamaan nasib tersebut mendorong lahirnya ke-
mauan untuk bersatu guna memperjuangkan nasib
bangsanya.
Setelah Perang Dunia II selesai, usaha PBB untuk
menegakkan perdamaian dunia belum berhasil se-
cara memuaskan. Sementara itu, rakyat di wilayah
Asia - Afrika terus bergolak. Mereka berusaha mem-
bebaskan diri dari belenggu penjajahan dan men -
capai kemerdekaannya. Indonesia pun mengalami
revolusi fisik dari tahun 1945 - 1950. Berkat perju -
angan yang gigih dan pantang mundur , akhirnya
negara-negara merdeka mulai bermunculan di ka-
wasan Asia dan Afrika.
Sesuai dengan Piagam Atlanta (1941) dan Pia-
gam San Fransisco (1945), yang sangat menjunjung
tinggi hak asasi manusia, perjuangan kemerdekaan
bagi bangsa-bangsa Asia dan Afrika merupakan
hal yang wajar.
b. Indonesia keluar dari PBB
Pada tanggal 31 Desember 1964, Presiden Soe-
karno menyatakan ketidakpuasannya terhadap ke-
beradaan PBB dan sekaligus memberikan ancaman
untuk keluar dari PBB. Indonesia memprotes masuk-
nya Malaysia sebagai anggota tidak tetap Dewan
Keamanan PBB. Saat itu Indonesia sedang bermu-
suhan dengan Malaysia.
Pada tanggal 7 Januari 1965, Malaysia diterima
sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.
Keputusan PBB ini membuat Indonesia menyata-
kan diri keluar dari PBB. Pernyataan resmi pihak
Indonesia keluar dari PBB disampaikan melalui Su-
rat Menteri Luar Negeri, Dr. Subandrio. Di dalam
surat tersebut ditegaskan bahwa Indonesia keluar
dari PBB secara resmi pada tanggal 1 Januari 1965.
Gambar 7.2.4
Anggota kontingen pasukan perdamaian
Garuda I dari Indonesia di Istana Merdeka setelah upacara
pelepasan pada tanggal 31 Desember 1956.
Sumber:
30 Tahun Indonesia Merdeka 1
Bab 7 Perubahan Pemerintahan dan Kerja sama Internasional
253
Untuk mengimbangi dua blok raksasa (Blok Ti-
mur dan Blok Barat), yang selalu berusaha mempe-
ngaruhi dunia, Indonesia sebagai salah satu negara
yang merdeka setelah Perang Dunia II mencetuskan
suatu gagasan yang sesuai dengan cita-cita PBB,
yaitu mewujudkan perdamaian dunia yang abadi.
B. Cikal bakal Konferensi Asia Afrika
Gagasan untuk menyelenggarakan Konferensi
Asia - Afrika dikemukakan oleh
Mr. Ali Sastroa-
mijoyo
. Pada waktu itu, Ali Sastroamijoyo menjadi
Perdana Menteri Indonesia. Gagasan itu disetujui
India, Pakistan, Sri Lanka, dan Burma. Untuk mem-
persiapkan Konferensi Asia Afrika, dilaksanakan
konferensi pendahuluan. Konferensi pendahuluan
itu dilaksanakan di Colombo (Konferensi Colombo)
dan di Bogor (Konferensi Bogor).
a. Konferensi Colombo
Konferensi Colombo dilaksanakan pada tanggal
28 April - 2 Mei 1954. Konferensi ini bertujuan mem-
bahas masalah Indo Cina sebelum masalah tersebut
diselesaikan dalam konferensi di Jenewa. Dalam
Konferensi Colombo, Ali Sastroamidjojo mengaju -
kan usul diadakannya Konferensi Asia Afrika.
Konferensi Colombo disebut juga Konferensi
Panca Negara. Masing-masing negara peserta kon-
ferensi mengirimkan wakilnya: Sri Lanka diwakili
oleh
Sir John Kotelawala;
Indonesia diwakili oleh
Ali Sastroamidjojo;
India diwakili oleh
Pandit J.
Nehru;
Pakistan diwakili
Mohammad Ali Jinah;
Burma (Myanmar) diwakili oleh
PM U Nu
.
Dalam konferensi tersebut, dihasilkan keputus-
an-keputusan berikut.
Indo-Cina harus dimerdekakan dari imperialis-
me Perancis.
Kemerdekaan bagi Tunisia dan Maroko.
Menyetujui dan mengusahakan adanya Konfe-
rensi Asia Afrika dan memilih Indonesia seba-
gai penyelenggara.
Tujuan pertemuan di Colombo tersebut adalah
membicarakan masalah meningkatnya agresi ko-
munis serta soal persenjataan nuklir yang mengan-
cam negara-negara muda (negara ketiga atau negara
berkembang).
Gagasan Indonesia untuk mengadakan konfe-
rensi Asia Afrika tidak dapat dilepaskan dari tuju-
an diplomasinya untuk mendapatkan dukungan
bagi perjuangan Irian Barat. Oleh sebab itu, pada
akhir tahun 1954 diselenggarakan Konferensi Pan-
ca Negara di Bogor untuk mengawali Konferensi
Asia Afrika.
b. Konferensi Bogor
Konferensi Bogor dilaksanakan pada tanggal
28 - 31 Desember 1954. Konferensi di Bogor ini dise-
but juga Konferensi Panca Negara karena diikuti
lima negara.
Konferensi Bogor diadakan untuk merencana-
kan pelaksanaan Konferensi Asia Afrika. Konferensi
Bogor berhasil menyusun keputusan-keputusan
berikut ini:
Konferensi Asia Afrika akan dilaksanakan di
Bandung pada tanggal 18 - 24 April 1955.
Menetapkan negara-negara yang diundang se-
bagai peserta Konferensi Asia Afrika.
Menetapkan kelima negara peserta Konferensi
Bogor sebagai negara-negara sponsor.
Menentukan rencana agenda konferensi dan
merumuskan pokok-pokok tujuan Konferensi
Asia Afrika.
C. Pelaksanaan Konferensi
Asia Afrika
a. Negara peserta
Konferensi Asia Afrika diadakan di Bandung
pada tanggal 18 - 24 April 1955. Konferensi dihadiri
29 negara dari kawasan Asia Afrika yang terdiri
dari 5 negara pengundang dan 24 negara yang di-
undang.
Yang bertindak sebagai negara pengundang
ada 5 negara, yaitu: Indonesia, India, Srilanka, Pa-
kistan, dan Burma (sekarang Myanmar). Sementara
itu negara-negara yang diundang adalah: Filipina,
Nepal, Thailand, Libanon, Vietnam Selatan, RRC,
Vietnam Utara, Afghanistan, Laos, Iran, Turki, Irak,
Jepang, Syria, Yordania, Saudi Arabia, Kamboja,
Yunani, Mesir, Lybia, Sudan, Liberia, Ethiopia, Gha-
na.
Gambar 7.2.5
Suasana sidang dalam Konferensi Asia Afrika di Bandung
pada tanggal 18 - 24 April 1955. Konferensi Asia Afrika di
Bandung menghasilkan Dasasila Bandung.
sumber:
30 Tahun Indonesia Merdeka 2
Ilmu Pengetahuan Sosial 3 untuk SMP/MTs Kelas IX
254
b. Agenda Konferensi Asia Afrika
Agenda pokok yang dibicarakan dalam Konfe-
rensi Asia Afrika I di Bandung adalah sebagai beri-
kut.
Memajukan kerja sama antarbangsa di Asia
Afrika demi kepentingan bersama.
Meninjau masalah-masalah sosial, ekonomi,
dan budaya.
Memecahkan masalah kedaulatan nasional, ra-
sialisme, dan kolonialisme.
Memperkuat kedudukan dan peranan negara
di Asia dan di Afrika dalam usaha perdamaian
dunia.
c. Hasil-hasil Konferensi Asia Afrika
Konferensi Asia Afrika I yang dilaksanakan dari
tanggal 18 -24 April 1955 menghasilkan beberapa
keputusan penting. Keputusan-keputusan yang di-
hasilkan antara lain sebagai berikut.
Memajukan kerja sama antarbangsa di kawas-
an Asia Afrika dalam bidang sosial, ekonomi,
dan budaya.
Menuntut kemerdekaan atas Aljazair, Tunisia,
dan Maroko.
Menuntut pengembalian Irian Barat kepada In-
donesia dan Aden kepada Yaman.
Menentang diskriminasi dan kolonialisme.
Ikut aktif dalam mengusahakan dan memeli-
hara perdamaian dunia.
Selain keputusan-keputusan di atas, Konferensi
Asia Afrika I juga berhasil mencetuskan 10 prinsip
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sepu-
luh prinsip ini dikenal dengan nama
Bandung Decla-
ration
atau Dasasila Bandung.
Bandung Declaration
ini dicantumkan dalam
Declaration on The Promotion
of World Peace and Cooperation
. Berikut ini isi Dasasila
Bandung.
Menghormati hak-hak dasar manusia dan tu-
juan-tujuan serta asas-asas yang termuat da-
lam piagam PBB.
Menghormati kedaulatan dan integritas terito-
rial semua bangsa.
Mengakui persamaan semua suku bangsa dan
persamaan semua bangsa besar maupun kecil.
Tidak melakukan intervensi atau campur ta-
ngan terhadap soal-soal dalam negeri negara
lain.
Menghormati hak-hak setiap bangsa untuk
mempertahankan diri secara sendirian atau se-
cara kolektif yang sesuai dengan piagam PBB.
Tidak mempergunakan peraturan-peraturan
dari pertahanan kolektif untuk bertindak bagi
kepentingan khusus dari salah satu negara be-
sar dan tidak melakukan tekanan terhadap ne-
gara lain.
Tidak melakukan tindakan-tindakan atau an-
caman-ancaman agresi terhadap keutuhan wi-
layah dan kemerdekaan negara lain.
Menyelesaikan segala perselisihan internasio-
nal dengan jalan damai, sesuai dengan piagam
PBB.
Mengajukan kerja sama untuk kepentingan
bangsa.
Menghormati hukum dan kewajiban-kewajib-
an internasional.
D. Pengaruh Konferensi Asia Afrika
Konferensi Asia Afrika I di Bandung mempu-
nyai pengaruh yang besar bagi dunia. Akibat Kon-
ferensi Asia Afrika I bagi dunia antara lain:
berkurangnya ketegangan dunia,
Australia dan Amerika Serikat mulai berusaha
menghapuskan ras diskriminasi di negaranya,
Belanda mulai kebingungan untuk menghadapi
blok Afro-Asia di PBB.
Konferensi Asia Afrika mempunyai arti penting
bagi bangsa-bangsa di kawasan Asia Afrika khu-
susnya dan dunia pada umumnya. Arti penting
Konferensi Asia Afrika antara lain sebagai berikut.
Konferensi Asia Afrika merupakan bukti adanya
rasa kebersamaan dan kebangunan bangsa-
bangsa Asia Afrika untuk menggalang persa-
tuan.
Konferensi Asia Afrika merupakan pendorong
bagi perjuangan kemerdekaan bangsa-bangsa
Asia Afrika pada khususnya dan dunia pada
umumnya.
Konferensi Asia Afrika merupakan kelahiran
kelompok netral, yaitu kerja sama Asia Afrika
yang menjadi kelompok penengah di antara dua
blok (blok Amerika dan blok Soviet) yang selalu
bersaing.
Konferensi Asia Afrika membuka harapan baru
bagi bangsa-bangsa yang belum merdeka dan
Gambar 7.2.6
Para anggota delegasi dari berbagai negara Asia dan
Afrika sedang menyaksikan atraksi kesenian di Bandung.
Tampak Gamal Abdul Nazer (Presiden Mesir) di sebelah
kiri.
Sumber:
30 Tahun Indonesia Merdeka 1
Bab 7 Perubahan Pemerintahan dan Kerja sama Internasional
255
yang sudah merdeka. M ereka merasa bahw a
di belakang mereka ada kekuatan yang akan
membela dan membantu mereka saat mereka
mendapatkan ancaman dari pihak lain.
E. Kelanjutan Konferensi Asia Afrika
Pada 19-24 April 2005 silam, negara-negara
yang bergabung dalam KAA kembali bertemu di
Bandung, Indonesia. Hal ini dilakukan oleh 100
negara peserta untuk menegaskan ula ng bahwa
semangat yang digalang tahun 1955 lalu masih
solid dan berlaku.
kemitraan sejajar, visi dan pemilikan bersama,
dan juga tekad bersama yang kuat untuk me-
nangani tantangan-tantangan bersama;
(6) Memajukan kemitraan berkelanjutan melalui
melengkapi atau membangun inisiatif regional/
subregional yang sudah ada di Asia dan Afrika;
(7) Memajukan masyarakat yang adil, demokratik,
terbuka, bertanggung jawab, dan harmonis;
(8) Memajukan dan melindungi hak-hak asasi ma-
nusia dan kebebasan-kebebasan dasar, terma-
suk hak untuk membangun;
(9) Memajukan upaya-upaya kolektif dan terpadu
dalam forum-forum multilateral.
7.2.3 Gerakan Nonblok
Indonesia juga terlibat dalam kerja sama nega-
ra-negara yang tergabung dalam Gerakan Nonblok.
Kita akan mempelajari latar belakang munculnya
Gerakan Nonblok, sejarah Gerakan Nonblok, dan
penyelenggaraan konferensi Gerakan Nonblok.
A. Latar belakang
Pasca-Perang Dunia II, negara-negara di dunia
terpecah menjadi dua blok yang saling bertentang-
an dan saling mencurigai. Kedua blok tersebut, yai-
tu Blok Barat (Liberalisme-Demokratis) dan Blok
Timur (Sosialis-Komunis). Negara yang termasuk
Blok Barat antara lain Amerika Serikat, Inggris, Pe-
rancis, Belanda, Belgia, Luxemburg, Norwegia, Ka-
nada. Sedangkan, negara yang termasuk Blok Timur
antara lain Uni Soviet, Cekoslovakia, Rumania, dan
Jerman Timur.
Untuk mempertahankan kedudukan masing-
masing blok tersebut, mereka membentuk pakta
pertahanan masing-masing, yaitu:
Blok Barat membentuk NA TO (
North Atlantic
Treaty Organization
),
Blok Timur membentuk Pakta Warsawa.
Konferensi ini menghasilkan Nawa Sila Ban-
dung, yakni sembilan prinsip yang terangkum
dalam
New Asian-African Strategic Partnership
(NAASP)
. Negara-negara tersebut juga menge-
valuasi hasil yang telah dicapai bersama semenjak
Konferensi Asia Afrika I di Bandung 50 tahun sebe-
lumnya.
Hasil yang berhasil dicapai antara lain di bi-
dang politik adalah penghapusan rasisme dan
kolonialisme. Sementara hasil ekonomi dan pem-
bangunan dinilai belum optimal.
Kesembilan (Nawa) Sila yang berhasil dise-
pakati dalam Pernyataan Bersama Menteri adalah
sebagai berikut.
(1) Pengakuan terhadap Dasa Sila Bandung yang
dihasilkan dari KAA 1955;
(2) Pengakuan atas keanekaragaman antara dan
di dalam wilayah, termasuk sistem ekonomi
dan sosial, dan tingkatan pembangunan;
(3) Komitmen pada dialog terbuka, berlandaskan
saling menghormati dan keuntungan bersama;
(4) Memajukan kerja sama non-eksklusif dengan
melibatkan seluruh
stakeholders
(pihak ber-
kepentingan);
(5) Pencapaian kerja sama praktis dan berkelan-
jutan berlandaskan keuntungan komparatif,
Gambar 7.2.7
Para pemimpin negara KAA berjalan di Jalan Asia Afrika,
Bandung menuju ke Gedung Asia Afrika untuk mengikuti
konferensi.
sumber:
www. deplujunior.org.id
Gambar 7.2.8
Presiden Soeharto memimpin sidang dalam Konferensi
Gerakan Nonblok X di Jakarta pada tanggal 1 - 6 Septem-
ber 1992.
sumber:
Tempo
Ilmu Pengetahuan Sosial 3 untuk SMP/MTs Kelas IX
256
Perbedaan mendasar dari kedua blok tersebut
adalah perbedaan ideologis. Blok-blok tersebut
mencari sekutunya di Asia, Afrika, dan Amerika
yang merdeka setelah Perang Dunia II. Kenyataan-
nya, tidak semua negara di dunia menggabungkan
diri ke Blok Barat atau Blok Timur. Negara-negara
yang netral (yang tidak memihak/
non aligned
) kemu-
dian membentuk gerakan negara-negara Nonblok.
Untuk mempersatukan diri menghadapi intervensi
dan pengaruh, baik dari Blok Barat maupun Blok
Timur, negara-negara Nonblok ini menyatakan diri
dan berjuang menciptakan perdamaian dengan
prinsip saling menghormati.
Gerakan Nonblok (GNB) mulai dirintis sejak
KAA di Bandung tahun 1955. Konferensi Asia Af-
rika menghasilkan Dasasila Bandung. Konferensi
ini dipelopori oleh 5 negara, yaitu Indonesia, India,
Pakistan, Burma (sekarang Myanmar), dan Sri
Lanka. Deklarasi Dasasila Bandung inilah yang ak-
hirnya menjadi salah satu prinsip GNB.
B. Sejarah Gerakan Nonblok
Gerakan Nonblok terbentuk bukan karena ke-
samaan sistem ekonomi, sosial, atau ideologi, me-
lainkan karena kesamaan sikap dan cita-cita. Sikap
yang dimaksud adalah tidak mau terikat atau me-
mihak salah satu blok, baik oleh Blok Barat maupun
Blok Timur.
Untuk menunjukkan ketidakterikatan mereka,
maka dibentuk GNB yang disponsori oleh 4 negara,
yaitu: Indonesia (Soekarno), India (Jawaharlal Neh-
ru), Mesir (Gamal Abdul Nasser), dan Yugoslavia
(Josip Broz Tito)
Dipandang dari sudut ideologi, keempat negara
tersebut berbeda satu dengan yang lain. Indonesia
menganut ideologi Pancasila; India menganut De-
mokrasi Liberal, Mesir menganut ideologi Islam;
dan Yugoslavia menganut ideologi Sosialis.
Apa tujuan dibentuknya GNB? GNB mempu-
nyai beberapa tujuan, yaitu sebagai berikut.
Mendukung perjuangan dekoloni sasi dan me-
megang teguh perjuangan melawan imperial-
isme, kolonialisme, neokolonialisme dan rasial-
isme.
Menjadi wadah perjuangan negara-negara se-
dang berkembang.
Mengurangi ketegangan antara Blok Barat dan
Blok Timur.
Menyelesaikan persengketaan dengan jalan di-
plomasi (jalan damai).
Dalam Gerakan Nonblok ini, Indonesia ikut ba-
nyak berperan. Indonesia ikut mempersiapkan dan
merintis berdirinya Gerakan Nonblok. Indonesia
ikut juga aktif dalam persiapan penyelenggaraan
KTT I Gerakan Nonblok di Yugoslavia pada tahun
1961. Walaupun perang dingin antara Blok Timur
dan Blok Barat sudah berakhir, organisasi Gerakan
Nonblok tetap secara rutin melakukan pertemuan.
C. Penyelenggaraan KTT Gerakan
Nonblok
Negara-negara yang tergabung dalam Gerakan
Nonblok (dalam rangka mempererat kerja sama di
berbagai bidang) mengadakan Konferensi Tingkat
Tinggi (KTT) secara berkala.Sejak didirikan pada
tahun 1961, Gerakan Nonblok sudah mengadakan
pertemuan atau Konferensi Tingkat Tinggi selama
14 kali. Berikut ini data penyelenggaraan KTT Ge-
rakan Nonblok.
KTT I Gerakan Nonblok berlangsung di Beograd,
Yugoslavia pada tanggal 1 - 6 September 1961.
KTT II Gerakan Nonblok berlangsung di Kairo,
Mesir, pada tanggal 5 -10 Oktober 1964.
KTT III Gerakan Nonblok berlangsung di Lusa-
ka, Zambia pada tanggal 8 - 10 September 1970.
KTT IV Gerakan Nonblok berlangsung di Aljir,
Aljazair pada tanggal 5 - 9 September 1973.
KTT V Gerakan Nonblok berlangsung di Colom-
bo, Sri Lanka pada tanggal 11 - 14 Agustus 1976.
KTT VI Gerakan Nonblok berlangsung di Ha-
vana, Kuba pada tanggal 7 - 9 September 1979.
KTT VII Gerakan Nonblok berlangsung di New
Delhi, India, pada tanggal 7-11 Maret 1983.
KTT VIII Gerakan Nonblok berlangsung di Ha-
rare, Zimbabwe, pada tanggal 1 - 6 September
1986.
KTT IX Gerakan Nonblok berlangsung di Beo-
grad, Yugoslavia, pada tanggal 4 - 8 September
1989.
KTT X Gerakan Nonblok berlangsung di Jakar-
ta, Indonesia, pada tanggal 1 - 6 September 1992.
KTT XI Gerakan Nonblok berlangsung di Kar-
tagena, Kolombia, pada tanggal 16 - 22 Oktober
1995.
KTT XII Gerakan Nonblok berlangsung di Dur-
ban, Afrika Selatan pada tanggal 2 - 3 Septem-
ber 1998.
KTT XIII Gerakan Nonblok berlangsung di Kua-
la Lumpur, Malaysia pada tanggal 20 - 25 Febru-
ari 2003.
KTT XIV Gerakan Nonblok berlangsung di Ha-
vana, Kuba pada tanggal 11 -16 September 2006.
7.2.4 Kerja sama ASEAN
ASEAN merupakan sebuah organisasi kerja sa-
ma negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Kerja
sama bangsa-bangsa Asia Tenggara dilakukan di bi-
dang sosial, ekonomi, dan kebudayaan. Pada bagian
ini, kita akan mempelajari latar belakang pemben -
Bab 7 Perubahan Pemerintahan dan Kerja sama Internasional
257
tukan ASEAN, asas dan tujuan ASEAN, struktur
organisasi ASEAN, sekretariat ASEAN, Peran Indo-
nesia dalam ASEAN, dan penyelenggaraan kongres
ASEAN.
mengecam gagasan pembentukan Federasi Malay-
sia. Indonesia menganggap Federasi Malaysia seba-
gai hasil neokolonialisme dan imperialisme. Neoko-
lonialisme adalah bentuk penjajahan gaya baru dari
Inggris dan Amerika Serikat. Di sisi lain pada saat
itu Filipina secara mendadak mengklaim daerah Sa-
bah dan Serawak sebagai daerah Kerajaan Sulu di
Filipina Selatan. Kalimantan U tara di bawah pim-
pinan Azhari
menolak bergabung dengan Perseku-
tuan Tanah Melayu.
Untuk menggagalkan pembentukan negara Fe-
deral Malaysia, Indonesia melancarkan Program
Dwikora. Inti dari program Dwikora adalah seruan
untuk mengganyang Malaysia melalui kekerasan
senjata. Untuk menyelesaikan masalah Federasi
Malaysia, pada tanggal 5 Agustus 1963 diselengga-
rakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Maphilindo
di Manila (Filipina). Dalam konferensi itu dicapai
persetujuan sebagai berikut.
Pembentukan Musyawarah Maphilindo.
Meminta Sekjen PBB, U Thant untuk meneliti
dan memastikan kehendak rakyat di Serawak,
Brunei, dan Kalimantan Utara (Sabah) sesuai
dengan resolusi Sidang Umum PBB.
Sementara itu, pengaruh dan kekuasaan komu-
nis di Asia Tenggara seperti di Indonesia, Vietnam,
Kamboja, dan Laos semakin menguat. Di Indone-
sia terjadi pemberontakan G 30 S/PKI pada tahun
1965 untuk menggulingkan pemerintahan yang sah
dan mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi
komunis. Pemberontakan G 30 S/PKI berhasil di-
tumpas oleh ABRI bersama rakyat Indonesia.
Dalam usaha melaksanakan hubungan kerja sa-
ma negara yang berada di wilay ah Asia Tenggara
yang bersifat nonmiliter, pada tanggal 5 - 8 Agustus
1967, diselenggarakan pertemuan lima menteri luar
negeri negara-negara Asia Tenggara di Bangkok,
Thailand. Kelima menteri luar negeri itu berasal dari
Indonesia, Singapura, Filipina, Malaysia dan Thai-
land. Pertemuan tersebut menghasilkan Deklarasi
Bangkok.
Gambar 7.2.10
Penandatanganan Piagam Deklarasi
Bangkok oleh lima Menteri Luar Negeri ASEAN, yakni:
Adam Malik (Indonesia), Thanat Khoman (Thailand),
Narsisco Ramos (Filipina), Raja Ratnam (Singapura), Tun
Abdul Razak (Malaysia) pada tanggal 8 Agustus 1967
menandai berdirinya ASEAN secara resmi.
Gambar 7.2.9
Lambang Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia T enggara
(ASEAN)
A. Latar belakang pembentukan
ASEAN
Terbentuknya ASEAN dilatarbelakangi oleh
gencarnya persaingan antara Blok Barat dan Blok
Timur untuk mempengaruhi pola politik di tingkat
global maupun regional. Penyelenggaraan Konfe-
rensi Asia Afrika di Bandung dan pembentukan
Gerakan Nonblok di Beograd pada tahun 1961 oleh
negara-negara berkembang merupakan reaksi atas
perang dingin antara Blok Barat (sekutu Amerika
Serikat dan Blok Timur (sekutu Uni Soviet). Ternya-
ta kerja sama yang bersifat global tersebut tidak
mampu membendung pengaruh dari kedua keku-
atan dunia yang tetap ingin menguasai negara-
negara berkembang.
Krisis regional yang menuju permusuhan nega-
ra-negara di kawasan Asia Tenggara seperti antara
Indonesia dengan Malaysia dan Filipina sekitar ta-
hun 1960-an tidak terlepas dari pengaruh kekuatan
politik antara Blok Barat da n Blok Timur. Untuk
mengatasi konflik di Asia Tenggara, pada tahun 1961,
Macapagal
(Presiden Filipina) mengajukan gagasan
dibentuknya forum Maphilindo. Forum ini adalah
forum kerja sama antara Malaysia, Filipina, dan In-
donesia dalam bidang politik, ekonomi, dan kebu -
dayaan.
Gagasan tersebut ditentang oleh negara-negara
Blok Timur karena dapat menghalangi pengaruh ko-
munisme di Asia Tenggara. Kedudukan Maphilindo
menjadi lemah setelah adanya gagasan pembentuk-
an Federasi Malaysia oleh Inggris pada tahun 1963.
Anggota Federasi Malaysia terdiri dari persekutuan
Tanah Melayu (Malaya), Singapura, Brunei, Sera-
wak, dan Sabah.
Indonesia dan Filipina menentang gagasan Fede-
rasi Malaysia tersebut. Partai Komunis Indonesia
Sumber:
ENI, 1992.
Ilmu Pengetahuan Sosial 3 untuk SMP/MTs Kelas IX
258
Deklarasi Bangkok ditandatangani oleh lima
Menteri Luar Negeri ASEAN, yakni:
Adam Malik
(Indonesia),
Thanat Khoman
(Thailand),
Narsisco
Ramos
(Filipina),
Raja Ratnam
(Singapura),
Tun Ab-
dul Razak
(Malaysia).
Dengan ditandatanganinya Deklarasi Bangkok
tersebut, berdirilah Perhimpunan Bangsa-bangsa
Asia Tenggara (Perbara) atau ASEAN. ASEAN sing-
katan dari
Association of South East Asian Nations.
ASEAN menganut sistem keanggotaan terbuka.
Artinya ASEAN memberi kesempatan kepada ne-
gara-negara Asia Tenggara yang belum menjadi
anggota pada saat Deklarasi Bangkok ditandata-
ngani untuk menjadi anggota. Pada saat Deklarasi
Bangkok ditandatangani, negara-negara di kawas-
an Asia Tenggara yang belum menjadi anggota
ASEAN adalah Brunei Darussalam, Vietnam, Laos,
Kamboja (Kampuchea), dan Myanmar.
Satu per satu negara-negara tersebut kemudian
bergabung dengan ASEAN. Brunei Darussalam se-
cara resmi bergabung dengan ASEAN dan menjadi
anggota ke-6 pada tanggal 7 Januari 1984. Pada tang-
gal 28 Juli 1995 Vietnam masuk dan menjadi anggota
ASEAN ketujuh. Kemudian disusul oleh Myanmar
dan Laos pada tanggal 23 Juli 1997. Kamboja berga-
bung dengan ASEAN pada tanggal 30 April 1999.
B. Asas dan tujuan ASEAN
Suatu organisasi atau lembaga tentu mempu-
nyai asas dan tujuan. Apa asas dan tujuan ASEAN?
a. Asas ASEAN
ASEAN merupakan organisasi regional Asia
Tenggara yang bekerja sama dalam bidang ekono-
mi, politik dan kebudayaan. Kerja sama ASEAN
didasarkan pada asas:
saling menghormati kemerdekaan, kedaulatan,
persamaan dari semua anggota;
mengakui hak setiap bangsa untuk hidup bebas
dari campur tangan pihak luar;
tidak mencampuri urusan dalam negeri ma-
sing-masing anggota; dan
menyelesaikan perselisihan secara damai.
b. Tujuan pembentukan ASEAN
ASEAN memiliki tujuan sebagaimana tercan-
tum dalam Deklarasi Bangkok. Tujuan-tujuan ter-
sebut adalah sebagai berikut.
Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemaju-
an sosial, dan perkembangan kebudayaan di
Asia Tenggara.
Memajukan stabilitas (kemantapan) dan perda-
maian regional Asia Tenggara.
Memajukan kerja sama aktif dan bantuan bersa-
ma di antara negara-negara anggota di bidang
ekonomi, sosial, budaya, teknik, ilmu pengetahu-
an, dan administrasi.
Menyediakan bantuan satu sama lain dalam
bentuk fasilitas latihan dan penelitian.
Kerja sama yang lebih besar di bidang pertani-
an, industri, perdagangan, pengangkutan dan
komunikasi serta peningkatan standar kehi-
dupan rakyatnya.
Memajukan studi-studi masalah Asia Tengga-
ra.
Memelihara dan meningkatkan kerja sama yang
bermanfaat dengan organisasi-organisasi re-
gional dan internasional yang ada.
C. Organisasi ASEAN
ASEAN mempunyai alat perlengkapan atau or-
ganisasi sebagai berikut:
summit meeting
,
annual mi-
nisterial meeting
, sidang menteri-menteri ekonomi,
sidang menteri nonekonomi,
standing committee
atau
panitia tetap.
Summit Meeting. Summit Meeting
merupakan sidang
para kepala negara atau ke pala pemerintahan.
Sidang ini merupakan kekuasaan tertinggi di
dalam ASEAN. Pertemuan para kepala negara
atau pemerintahan diadakan apabila dianggap
perlu untuk memberikan pengarahan-pengarah-
an pada ASEAN.
Annual Ministerial Meeting. Annual Ministerial Meet-
ing
merupakan sidang tahunan Menteri Luar
Negeri ASEAN. Sidang ini bertanggung jawab
dalam merumuskan garis kebijaksanaan dan
koordinasi kegiatan-kegiatan ASEAN sesuai de-
ngan Deklarasi Bangkok. Sidang tahunan Menlu
ASEAN akan memeriksa implikasi-implikasi
politik atas keputusan-keputusan ASEAN me-
ngingat dalam semua kegiatan ASEAN selalu
terdapat implikasi politik dan diplomatik.
Sidang Menteri-Menteri Ekonomi
. Sidang Para Men-
teri ekonomi ASEAN diselenggarakan 2 kali da-
lam 1 tahun. Sidang ini bertugas merumuskan
kebijaksanaan-kebijaksanaan dan koordinasi
yang khusus menyangkut masalah-masalah
kerja sama ASEAN di bidang ekonomi. Selain
itu, sidang ini juga akan menilai hasil-hasil yang
telah dicapai oleh komite-komite yang ada di
bawahnya.
Sidang Menteri Nonekonomi
. Sidang Para Menteri
Nonekonomi merumuskan kebijakan-kebijakan
mengenai bidang mereka masing-masing. Misal-
nya pendidikan, kesehatan, sosial, kebudayaan,
perburuhan, ilmu pengetahuan, dan teknologi.
Standing Committee
atau panitia tetap. Panitia ini
bertugas membuat keputusan-keputusan dan
menjalankan tugas-tugas perhimpunan di anta-
ra dua sidang tahunan Para Menteri Luar Negeri
ASEAN.
Bab 7 Perubahan Pemerintahan dan Kerja sama Internasional
259
D. Komite-komite ASEAN
Komite-komite ASEAN dikelompokkan menjadi
dua bidang, yaitu bidang ekonomi dan bidang non-
ekonomi. Ada lima komite yang berkedudukan tetap
di negara-negara ASEAN penandatangan Deklarasi
Bangkok. Komite-komite ini berada di bawah koor-
dinasi para menteri ekonomi. Kelima komite tersebut
adalah sebagai berikut.
Komite Perdagangan dan Pariwisata (
Committee
on Trade and Tourism
atau COTT). Komite ini berke-
dudukan di Singapura.
Komite Industri Pertambangan dan Energi (
Com-
mittee on Industry Mineral and Energy
atau COIME)
yang berkedudukan di Filipina.
Komite Keuangan dan Perbankan (
Committee in
Finance and Bank
atau COFAB) yang berkeduduk-
an di Thailand.
Komite Pangan, Pertanian, dan Kehutanan (
Com-
mittee on Food, Agriculture and Foresty
atau COFAF)
yang berkedudukan di Indonesia.
Komite Transportasi dan Komunikasi (
Commit-
tee on Transportation and Communication
atau
COTAC) yang berkedudukan di Malaysia.
Sementara itu komite yang menangani bidang
nonekonomi dikelompokkan menjadi tiga komite.
Tempat kedudukan ketiga komite ini berpindah se-
tiap tiga tahun. Komite-komite tersebut meliputi:
Komite Kebudayaan dan Penerangan
(Commitee
on Culture and Information
atau COCI);
Komite Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(Com-
mitee in Science and Technology
atau COST); dan
Komite Pembangunan Sosial
(Commitee on Social
Development
atau COSD).
E. Sekretariat ASEAN
Sejalan dengan meningkatnya kegiatan-kegiatan
ASEAN, negara-negara ASEAN merasa perlu memi-
liki sekretariat tetap. Keinginan ini diwujudkan pada
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Denpasar,
Bali pada tahun 1976. Di dalam KTT ini disetujui
adanya
Agreement on the Establishment of the ASEAN Se-
cretariat.
Selain itu, sekretariat tetap ASEAN diputus-
kan berkedudukan di Jakarta.
Sekretariat ASEAN diketuai oleh Sekretaris Jen-
deral yang diangkat secara bergilir dari negara ang-
gota untuk masa jabatan dua tahun dan dapat diper-
panjang menjadi tiga tahun.
Dalam melaksanakan tugas-tugasnya, Sekre-
tariat Jenderal dibantu oleh Staf Regional dan Staf
Lokal. Untuk melaksanakan tugas harian, Sekjen
dibantu tujuh orang staf sekretariat yang berasal
dari negara anggota ASEAN.
Tugas-tugas Sekretariat ASEAN antara lain se-
bagai berikut.
Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas yang
ditetapkan oleh sidang tahunan Menteri Luar
Negeri, dan sidang Menteri Ekonomi.
Menyelenggarakan, memperlancar dan memo-
nitor kemajuan pelaksanaan kegiatan ASEAN.
Bertindak sebagai badan administratif pusat
untuk membantu peningkatan pelaksanaan se-
cara efektif proyek-proyek dan kegiatan ASEAN.
Sebagai jalur komunikasi resmi antara ASEAN
dan organisasi regional/internasional, peme-
rintah-pemerintah dan lembaga-lembaga yang
menjalin relasi dengan ASEAN.
Berdasarkan Deklarasi Bangkok, setiap negara
anggota ASEAN harus mendirikan sekretariat di
negaranya. Mengacu pada Kepres No. 237/1967, pa-
da 5 Desember 1967 di Indonesia didirikan sekreta-
riat ASEAN. Sekretariat ASEAN diintegrasikan ke
dalam struktur Departemen Luar Negeri. Tugas se-
kretariat ASEAN di Indonesia sebagai berikut.
Memberikan rekomendasi kepada Menteri Luar
Negeri mengenai kerja sama ASEAN dalam bi-
dang ekonomi, sosial budaya, dan bidang-bi -
dang lainnya.
Mengadakan hubungan dan melaksanakan ko-
ordinasi dengan instansi-instansi pemerintah
dan organisasi nonpemerintah mengenai peren-
canaan dan pelaksanaan organisasi lainnya.
Melaksanakan dan membantu penyelenggara-
an sidang-sidang ASEAN.
Menyusun rencana kerja nasional dan melaksa-
nakan kegiatan program-program kerja sama
ASEAN.
Memprakarsai penelitian dan pengkajian pelak-
sanaan bidang-bidang kerja sama ASEAN.
Melaksanakan koordinasi antara instansi pe-
merintah dalam rangka pelaksanaan kegiatan
dan mengevaluasi hasil-hasil kerja sama nega-
ra-negara ASEAN.
F. Indonesia dan ASEAN
Sebagai salah satu negara anggota dan pendiri,
Indonesia memiliki peranan yang sangat penting di
ASEAN. Sebagai anggota, Indonesia aktif dan terli-
bat dalam memberikan sumbangan kepada negara-
negara ASEAN lainnya. Wujud nyata dari bantuan
tersebut antara lain sebagai berikut.
Membawa permasalahan Kamboja ke forum
PBB agar mendesak pasukan Vietnam keluar da-
ri Kamboja.
Melalui
Jakarta Informal Meeting (JIM)
Indonesia
berusaha mempertemukan pihak-pihak yang
sedang bertikai untuk menyelesaikan masalah
secara damai.
Sebagai pemilik SKSD Palapa, Indonesia meng-
ijinkan para anggota ASEAN untuk menggu -
Ilmu Pengetahuan Sosial 3 untuk SMP/MTs Kelas IX
260
nakan satelit tersebut, sehingga komunikasi
antaranggota ASEAN menjadi semakin lancar
dan efektif.
G. Penyelenggaraan Konferensi
Tingkat Tinggi ASEAN
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN adalah
konferensi puncak antara pemimpin-pemimpin
ASEAN. Sejak KTT ke-7 tahun 2001, KTT ASEAN
diselenggarakan setiap tahun. Sejak berdirinya
ASEAN telah berlangsung 11 KTT resmi dan 4 KTT
tidak resmi. Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ter-
sebut adalah sebagai berikut:
KTT ASEAN I berlangsung pada tanggal 23 - 24
Februari 1976 di Denpasar (Indonesia).
KTT ASEAN II berlangsung pada tanggal 4 - 5
Agustus 1977 di Kuala Lumpur (Malaysia).
KTT ASEAN III berlangsung pada tanggal 14 -
15 Desember 1987di Manila (Filipina).
KTT ASEAN IV berlangsung pada tanggal 27 -
28 Januari 1992 di Singapura.
KTT ASEAN
V berlangsung pada 14 - 15 De-
sember 1995 di Bangkok (Thailand).
KTT
tidak resmi ke-1
berlangsung pada tanggal
30 November 1996 di Jakarta (Indonesia).
KTT
tidak resmi ke-2
pada tanggal 14 - 16 Desem-
ber 1997 di Kualalumpur (Malaysia).
KTT ASEAN VI berlangsung pada tanggal 15 -
16 Desember 1998 di Hanoi (Vietnam).
KTT
tidak resmi ke-3
berlangsung pada tanggal
27 - 28 November 1999 di Manila (Filipina).
KTT
tidak resmi ke-4
berlangsung pada tanggal
22 - 25 November 2000 di Singapura.
KTT ASEANVII berlangsung pada tanggal 5 - 6
November 2001 di Bandar Seri Begawan (Bru-
nei).
KTT ASEAN VIII berlangsung pada tanggal 4 -
5 November 2002 di Kamboja.
KTT ASEAN IX berlangsung pada tanggal 7 - 8
Oktober 2003 di Bali (Indonesia).
KTT ASEAN X berlangsung pada tanggal 29 -
30 November 2004 di Vientiane (Laos).
KTT ASEAN XI berlangsung pada tanggal 12 -
14 Desember 2005 di Kuala Lumpur (Malaysia)
KTT ASEAN XII berlangsung pada tanggal 11 -
14 Januari 2007 di Cebu (Filipina).
KTT ASEAN XIII berlangsung 18 - 22 Novem-
ber 2007 di Singapura.
7.2.5 Organisasi Konferensi
Islam (OKI)
Organisasi Konferensi Islam (OKI) adalah sua-
tu organisasi negara-negara Islam atau negara-
negara yang mayoritas penduduknya beragama
Islam. Markas OKI berada di kota Jeddah (Arab
Saudi). Organisasi ini terbuka untuk dunia inter-
nasional. Artinya, setiap negara dapat menjadi
anggota OKI apabila memenuhi persyaratan yang
ditentukan oleh organisasi tersebut.
A. Latar belakang pembentukan
OKI
OKI dibentuk sebagai reaksi atas pembakaran
Masjid Al Aqsha/Al-Quds di Yerusalem. Masjid ini
dibangun Nabi Daud pada sekitar tahun 1000 SM.
Masjid ini menjadi keagungan dan kebanggaan
umat Islam. Pembakaran masjid ini membangkit-
kan kemarahan umat Islam, baik di dunia Arab ma-
upun di seluruh dunia. Pembakaran masjid tersebut
terjadi pada tanggal 21 Agustus 1969. Pembakaran
dilakukan oleh warga Is
rael yang bernama Denis
Rohan. Denis Rohan diduga sakit mental.
Dengan terjadinya peristiwa tersebut,
Raja
Hassan II
dari Maroko dan
Raja Faisal
dari Arab
Saudi menyerukan kepada para pemimpin dunia
Arab, khususnya, dan dunia Islam pada umumnya
untuk bersama-sama menuntut pertanggungja-
waban Israel.
Atas prakarsa kedua raja tersebut, dibentuklah
panitia penyelenggara KTT yang beranggotakan 6
negara. Enam negara ini kemudian dikenal sebagai
pendiri OKI. Keenam negara tersebut adalah Ma-
laysia, Saudi Arabia, Somalia, Pakistan, Maroko,
dan Nigeria.
Gambar 7.2.11
Sebagian pemimpin ASEAN (dari kiri: Sultan Hasanal
Bolkiah dari Brunei, PM Laos Bouasone Bouphavanh,
Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, dan PM Myanmar
Thein Sein) saat menuju pertemuan dengan Presiden Korea
Selatan Roh Moo-hyun di sela-sela KTT Ke-13 ASEAN di
Singapura, Rabu 21 November 2007.
sumber:
Kompas, 22 November 2007
Bab 7 Perubahan Pemerintahan dan Kerja sama Internasional
261
Pembentukan OKI dilaksanakan pada waktu
diadakan Konferensi Tingkat Tinggi Islam pada bu-
lan September 1969 di Rabat, Maroko. Konferensi
ini dihadiri oleh 28 negara Islam. Dalam konferensi
ini, disepakati beberapa hal berikut.
Mengutuk pembakaran Masjid Al Aqsha pada
tanggal 21 Agustus 1969.
Menuntut dikembalikannya Kota Yerusalem
seperti sebelum perang tahun 1967.
Menuntut penarikan pasukan Israel dari selu-
ruh wilayah perang yang diduduki.
Resolusi yang merencanakan untuk mengada-
kan pertemuan para menteri luar negeri nega-
ra-negara Islam.
Yang menjadi anggota OKI antara lain, Aljazair,
Bahrain, Bangladesh, Brunei Darussalam, Saudi
Arabia, Mali, Comoro, Gabon, Guinea, Indonesia,
Irak, Iran, Malaysia, Lebanon, Nigeria, Oman, Ku-
wait, Kamerun, Chad, Gambia, dan Jibouti.
B. Tujuan OKI
Tujuan dibentuknya Organisasi Konferensi Is-
lam antara lain sebagai berikut.
Memelihara dan meningkatkan solidaritas di
antara negara-negara Islam dalam bidang eko-
nomi, budaya, pertahanan, keamanan, dan po-
litik.
Bekerja sama dalam memperjuangkan kemer-
dekaan rakyat Palestina.
Membantu perjuangan bangsa-bangsa yang
tertindas.
Berusaha melenyapkan perbedaan rasial, dis-
kriminasi, dan kolonialisme dalam segala ben-
tuk.
Mengkoordinasikan usaha-usaha untuk melin-
dungi tempat-tempat suci.
C. Prinsip-prinsip OKI
Untuk mewujudkan tujuan tersebut di atas, ma-
ka OKI berped oman pada prinsip -prinsip sebagai
berikut.
Persamaan antarnegara anggota.
Menghormati hak untuk menentukan nasib sen-
diri dan tidak mencampuri urusan dalam negeri
negara lain.
Menghormati kedaulatan, kemerdekaan, dan
integritas wilayah negara.
Menyelesaikan setiap persengketaan yang
mungkin timbul melalui cara-cara damai, misal-
nya dengan cara perundingan, mediasi/peran-
tara, atau arbitrase.
Abstain dari ancaman atau pe nggunaan keke-
rasan terhadap integritas wilayah, kesatuan na-
sional, atau kemerdekaan politik suatu negara.
D. Struktur organisasi OKI
Struktur organisasi OKI terdiri dari: badan-
badan utama; komite khusus; badan-badan subsi-
der yang bergerak di bidang ekonomi dan sosial
budaya; serta lembaga dan organisasi yang bersi-
fat otonom.
a. Badan-badan utama
Badan-badan utama dalam Organisasi Konfe-
rensi Islam diantaranya adalah sebagai berikut.
Konferensi para raja atau kepala negara/peme-
rintahan (KTT) yang memiliki otoritas tertinggi.
Konferensi ini diadakan setiap tiga tahun sekali.
Konferensi para menteri luar negeri (KTM) yang
diadakan setahun sekali untuk membahas pe-
laksanaan kebijaksanaan organisasi yang telah
ditetapkan sesuai dengan piagam. KTM luar bi-
asa dapat diadakan atas permintaan satu atau
beberapa negara atau Sekretaris Jenderal. KTM
dapat meminta diadakannya konferensi tingkat
tinggi.
Sekretaris Jenderal merupakan badan eksekutif
yang dipimpin oleh seorang Sekretaris Jenderal
dan dibantu oleh 4 orang asisten yang berkedu-
dukan di Jeddah.
Mahkamah Islam Internasional yang berkedu-
dukan di Kuwait merupakan badan yudikatif
yang bertugas menyelesaikan sengketa antar-
anggota secara damai.
b. Komite khusus OKI
Berikut ini merupakan komite-komite khusus
dalam Organisasi Konferensi Islam.
Komite Tetap Keuangan yang beranggotakan se-
mua anggota OKI dan bertugas untuk melaksa-
nakan pengawasan atas penggunaan anggaran
Sekretariat Jenderal.
Komite Al Quds Yerusalem yang dibentuk pada
tahun 1975 ini beranggotakan 15 orang. Tugas
komite ini adalah mengadakan pengkajian atas
resolusi-resolusi yang diambil OKI dan organi-
sasi internasional mengenai Yerusalem.
Komite Ekonomi, Sosial Budaya yang beranggo-
takan semua negara anggota OKI ini bersidang
dua kali dalam setahun di salah satu negara
anggota OKI. Tugas komite ini adalah merumus-
kan dan melaksanakan kerja sama antar-negara
anggota dalam bidang ekonomi, sosial, dan bu-
daya sesuai dengan resolusi OKI.
Ilmu Pengetahuan Sosial 3 untuk SMP/MTs Kelas IX
262
c. Badan-badan Subsider yang bergerak
di bidang ekonomi dan sosial budaya
Berikut ini badan-badan subsider yang berge-
rak di bidang ekonomi dan sosial budaya.
Badan Subsider di bidang ekonomi, misalnya
Pusat Riset dan Latihan Sosial Ekonomi berke-
dudukan di Ankara; Pusat Riset dan Latihan
Teknik berkedudukan di Dhaka; Kamar Dagang
Islam berkedudukan di Casablanca; dan Dewan
Penerbangan Islam berkedudukan di Tunisia.
Badan Subsider di bidang sosial budaya, misal-
nya Dana Solidaritas Islam berkedudukan di
Jeddah; Pusat Riset Sejarah dan Budaya Islam
berkedudukan di Istanbul; Dana Ilmu, Teknologi,
dan Pembangunan berkedudukan di Jeddah; Ko-
misi Bulan Sabit Islam (Palang Merah) berkedu-
dukan di Benghazi; dan Komisi Warisan Budaya
Islam berkedudukan di Istanbul.
d. Lembaga dan Organisasi yang bersifat
otonom
Lembaga-lembaga dan organisasi dalam OKI
yang bersifat otonom di antaranya adalah Bank
Pembangunan Islam berkedudukan di Jeddah; Kan-
tor Berita Islam Internasional berkedudukan di
Jeddah; dan Organisasi Penyiaran Negara Islam ber-
kedudukan di Jeddah.
E. Kegiatan OKI
Pada waktu terbentuk, OKI beranggotakan 28
negara. OKI telah melakukan berbagai macam kegi-
atan untuk kepentingan anggota-anggotanya mela-
lui badan-badan subsider, lembaga, dan organisasi
lainnya yang bersifat otonom. Kegiatan-kegiatan
tersebut antara lain sebagai berikut.
Di bidang politik. OKI membantu menyelesai-
kan masalah Somalia dan Ethiopia, Namibia,
Afrika Selatan, Filipina Selatan, dan Afghanis-
tan.
Di bidang ekonomi. OKI membentuk Dana Kon-
solidasi Program Pembangunan D unia Islam
untuk menunjang program pembangunan
negara-negara anggota dan menyusun rencana
aksi untuk memperkuat kerja sama ekonomi an-
tarnegara anggota.
Di bidang sosial-budaya. OKI membentuk Ko-
misi Internasional Peninggalan Kebudayaan
Islam untuk menangani masalah-masalah pe-
meliharaan hasil budaya Islam dan memben-
tuk Akademi Fikih Islam untuk mempelajari
masalah yang menyangkut
ijtihad
yang berasal
dari tradisi Islam.
F. Indonesia dan OKI
Secara konstitusional, Indonesia bukan meru-
pakan negara Islam dan tidak ikut menandatangani
Piagam OKI. Indonesia masuk dan menjadi anggota
OKI karena mayoritas penduduk Indonesia ber-
agama Islam. Hal ini sejalan dengan ketetapan MPR
yang berkaitan dengan pelaksanaan politik luar ne-
geri Indonesia yang bebas dan aktif. Indonesia terus
aktif mengikuti KTT OKI dan berperan aktif karena
Indonesia mempunyai hak dan kewajiban sama se-
perti anggota OKI lainnya. Indonesia mau terlibat
secara aktif di dalam OKI karena tujuan dan misi
OKI sejalan dengan falsafah Pancasila. Indonesia
berkeyakinan bahwa dengan aktif di OKI, Indone-
sia dapat menggalang kerja sama internasional di
berbagai bidang kehidupan dan sekaligus menda-
pat dukungan atau bantuan dari dunia internasio-
nal untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam
negeri.
Di kalangan OKI, Indonesia dinilai sebagai ang-
gota yang positif dan konstruktif sikapnya. Indone-
sia tidak memihak sengketa regional Arab. Dalam
KTT OKI di Casablanca, Indonesia mengambil inisi-
atif mengajukan suatu rencana peninjauan kembali
mekanisme dan sarana OKI, mengingat semakin
meningkatnya kegiatan OKI di masa-masa menda-
tang. Besarnya perhatian dan solidaritas Indonesia
terhadap OKI telah menegakkan citra Indonesia di
kalangan negara-negara Arab, terutama sikap mo -
derat dan rasionalnya.
sumber:
www.mofa.gov.sa
Gambar 7.2.12
Delegasi Arab Saudi pada pertemuan tingkat menteri di
Dakar, Senegal Maret 2008 lalu. Pertemuan ini antara lain
membahas tentang upaya penciptaan dialog yang toleran
antara budaya Islam dan dunia Barat.
Bab 7 Perubahan Pemerintahan dan Kerja sama Internasional
263
RANGKUMAN
1. Krisis dunia karena Perang Dunia II memicu
pemimpin bangsa-bangsa mencari jalan ke-
luarnya. Gagasan Presiden Amerika Serikat,
F. D. Roosevelt tentang
The Four Freedoms
me-
micu diskusi dan pertemuan para pemimpin
negara. Konferensi San Fransisco tanggal 25
Mei-26 Juni 1945 akhirnya memutuskan ter-
bentuknya lembaga kerja sama bangsa-
bangsa dengan nama
Perserikatan Bangsa-
Bangsa
(PBB).
2. Dalam organisasi PBB, Indonesia secara res-
mi diterima menjadi anggota PBB pada tang-
gal 28 September 1950 sebagai anggota ke-60.
Indonesia juga pernah keluar dari keanggo-
taan PBB pada tanggal 1 Januari 1965. Indo-
nesia kembali menjadi anggota PBB pada ma-
sa pemerintahan Orde Baru pada tanggal 28
September 1966. Sebagai anggota PBB, Indo-
nesia turut terlibat aktif dalam kegiatan PBB,
misalnya ikut mengirim pasukan perdamai-
an ke daerah konflik.
3. Bersama dengan India, Burma, Srilanka, dan
Pakistan, Indonesia merintis diadakannya
pertemuan bangsa-bangsa Asia Afrika. Per-
temuan itu terkenal dengan nama Konferensi
Asia Afrika. Konferensi Asia Afrika diseleng-
garakan di Bandung pada tanggal 18-24 April
1955. Konferensi Asia Afrika berhasil mence-
tuskan 10 prinsip yang dikenal dengan nama
Dasasila Bandung atau
Bandung Declaration
.
4. Gerakan Nonblok adalah suatu lembaga yang
beranggotakan negara-negara yang tidak me-
mihak Blok Barat (sek
utu Amerika Serikat) dan
Blok Timur (sekutu Uni Soviet). Sikap tidak
memihak ini diwujudkan dalam usaha-usaha
perjuangan untuk menciptakan perdamaian
berdasarkan prinsip saling menghormati dan
menghargai. Neg
ara-negara dan tokoh-tokoh
yang mensponsori berdirinya Gerakan Non-
blok adalah: Indonesia (Soekarno); India (Jawa-
harlal Nehru); Mesir (Gamal Abdul Nasser);
Yugoslavia (Josip Broz Tito).
5. Negara-negara di kaw asan Asia Tenggara
membentuk suatu wadah kerja sama regio-
nal yang disebut
Association of South East Asian
Nation
(ASEAN). Pembentukan ASEAN ditan-
dai dengan ditandatanganiny a Deklarasi
Bangkok pada bulan Agustus 1967. Kerja sa-
ma negara-negara ASEAN antara lain men-
cakup bidang ekonomi, politik, dan sosial
budaya.
6. Organisasi Konferensi Islam (OKI) adalah
organisasi negara-negara Islam atau negara-
negara yang mayoritas penduduknya bera-
gama Islam. Markas OKI berada di kota Jeddah
(Arab Saudi).
1. Bertujuan untuk mengatur masalah Indo-
Cina.
2. Terdiri dari 15 negara anggota. Lima di
antaranya adalah anggota tetap, yakni
Amerika Serikat, Rusia, Cina, Inggris dan
Perancis.
3. Menghasilkan Nawa Sila.
4. Pembentukannya disponsori oleh Indone-
sia, India, Mesir dan Yugoslavia untuk me-
nolak berpihak pada blok timur dan blok
barat.
5. Alat kelengkapan PBB yang berkedudukan
di Den Haag, Belanda.
Keterangan kerja sama
I. Menjodohkan
Bacalah baik-baik bentuk-bentuk kerja sama di bawah ini, kemudian carikan pasangannya di kotak sebelah kanan!
Konferensi Colombo
New Asian-African Strategic Partnership
(NAASP)
Mahkamah Internasional
Gerakan Non Blok
Dewan Keamanan PBB
Asean
Uni Eropa
Konferensi Asia Afrika
Jenis kerja sama/organisasi internasional
h.
g.
f.
e.
d.
a.
b.
c.
UJI KOMPETENSI DASAR
Ilmu Pengetahuan Sosial 3 untuk SMP/MTs Kelas IX
264
II. Salinlah di buku tugasmu dan lengkapi
dengan jawaban yang tepat!
1. Pada Konferensi Panca Negara di Colombo,
Indonesia diwakili oleh ... .
2. Konferensi Asia Afrika di Bandung berlang-
sung pada tanggal ... .
3. ASEAN secara resmi terbentuk pada tanggal
... .
4. Sidang para kepala negara dan kepala peme-
rintahan di ASEAN disebut juga ... .
5. Sekretariat ASEAN terletak di kota ... .
6. Indonesia diterima menjadi anggota PBB pa-
da Sidang Majelis Umum PBB tanggal ... .
7. Indonesia pernah keluar dari keanggotaan
PBB, yaitu pada tanggal ... .
8. Indonesia masuk lagi menjadi anggota PBB
pada tanggal ... .
9. KTT GNB I berlangsung di ... .
10. Presiden Soeharto terpilih menjadi Ketua
GNB pada KTT GNB ke ... di ... .
III.J awablah dengan singkat dan tepat!
1. Setiap lembaga tentu mempunyai tujuan. Je-
laskanlah tujuan dan asas PBB!
2. Jelaskan alat-alat kelengkapan yang ada da-
lam PBB!
3. Jelaskan konferensi-konferensi pendahulu-
an untuk mempersiapkan Konferensi Asia
Afrika!
4. Apa hasil dan dampak dari Konferensi Asia
Afrika?
5. Sebutkan pokok-pokok Deklarasi Bangkok!
6. Jelaskan latar belakang terbentuknya
ASEAN!
7. Sebutkan asas dan tujuan ASEAN!
8. Jelaskan peran Indonesia dalam ASEAN!
9. Jelaskan alasan pembentukan Gerakan
Non-blok!
10. Jelaskan latar belakang dan tujuan
pemben-tukan OKI!
IV.Portofolio
Pilihlah salah satu organisasi internasional/
kerja sama internasional yang kamu ketahui,
lalu buatlah tulisan mengenai kerja sama
tersebut dengan persyaratan sebagai berikut.
a. minimal 400 kata.
b. menceritakan sejarah pembentukan, dan
bentuk kerja sama yang pernah/tengah di-
galang.
c. menceritakan bidang/fokus kegiatannya.
d. menceritakan gambaran/arah kerja sama
ke depan (prospek kerja sama).
e. pendapat kamu mengenai organisasi/
kerja sama tersebut!
Carilah sumber-sumber (baik dari koran,
majalah, internet, buku maupun sumber lain-
nya) untuk melengkapi tulisanmu.
V. Refleksi
Kamu sudah memelajari kerja sama antar-
bangsa. Apa penting atau urgensi kerja sama
antarbangsa saat ini? Apakah kerja sama
antarbangsa saat ini cukup efektif memecah-
kan masalah-masalah yang timbul? Apa saja
masalah internasional yang dihadapi bangsa-
bangsa saat ini? Apakah Indonesia mampu
berperan aktif dalam memecahkan masalah-
masalah tersebut? Coba bagikan hasil refleksi
Anda ini dengan teman-temanmu yang lain.
Bagaimana mereka menjawab pertanyaan
yang sama? Coba bekerja sama untuk mem-
proyeksikan model kerja sama antarb angsa
di masa depan yang menguntungkan Indone-
sia.
Bab 7 Perubahan Pemerintahan dan Kerja sama Internasional
265
Black 265
Cyan 265
Sekarang kita hidup di zaman modern. Pada
zaman modern ini, setiap masyarakat tidak bisa
mengelak dari proses modernisasi dan globalisasi.
Modernisasi dan globalisasi menyebabkan terjadi-
nya berbagai perubahan sosial budaya hampir di
setiap masyarakat yang ada d i dunia ini. Dalam
proses selanjutnya, perubahan-perubahan terse-
but menimbulkan berbagai dampak dalam bidang
sosial, budaya, politik, ekonomi, dan bidang-bidang
lainnya.
7.3.1 Modernisasi
Apa sebenarnya modernisasi itu? Menurut
Reinhard Bendix
(1970) modernisasi adalah bentuk
perubahan sosial yang berkembang dari revolusi
industri di Inggris (1760-1830) dan revolusi politik
di Perancis (1789-1794). Aspek yang paling menonjol
dari modernisasi adalah perubahan teknik industri
dari cara-cara tradisional ke cara-cara modern yang
dihasilkan oleh revolusi industri. Revolusi industri
didukung oleh penemuan-penemuan baru seperti
pengembangan mesin uap oleh
James Watt
(1769)
dan lokomotif oleh
George Stephenson
(1825).
Proses modernisasi terjadi di mana-mana; mo-
dernisasi terjadi baik di negara-negara maju mau-
pun di negara-negara berkembang. Modernisasi
suatu bangsa dapat diukur dari sejauh mana suatu
bangsa dapat menerapkan ilmu pengetahuan dan
teknologi secara bertanggung jawab. Penerapan il-
mu pengetahuan dan teknologi seharusnya dituju-
kan untuk kesejahteraan masyarakat.
Perlu diingat bahwa tidak semua perubahan so-
sial merupakan wujud modernisasi. Sebab banyak
perubahan yang terjadi tid ak memiliki keterkaitan
dengan modernisasi, seperti terj adinya perubahan
atau perkembangan mode pakaian dan gaya rambut.
Ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi agar
modernisasi bisa berlangsung. Menurut
Soerjono
Soekanto
syarat-syarat
berikut harus ada demi
terwujudnya mod
ernisasi, yakni:
Cara berpikir ilmiah yang sudah melembaga dan
telah tertanam kuat di kalangan pemegang keku-
asaan maupun di kalangan masyarakat luas. Hal
ini menghendaki suatu sistem pendidikan dan
pengajaran yang terencana dan baik.
anti Ariestyowanti termasuk pengusaha
yang selalu mengikuti perkembangan dunia
grafis melalui internet. ”Saya ikut forum
penting,” ujar Santi, sambil menunjukkan buku
Latex
for Fun
bersampul abu-abu.
Santi mengatakan, sejumlah kontaknya di Singa-
pura dan Belgia menyarankan agar karakter-karak-
ter dalam posternya dijadikan film animasi. Meski
demikian, saat ini ia terha mbat modal.
Santi sadar benar, pemasaran merupakan aspek
penting dari sebuah usaha. ”Dulu produk saya dike-
nal dari mulut ke mulut. Sekarang, saya aktif berpro-
mosi melalui milis-milis dan blog,” ujar Santi yan g
setiap hari selalu berselancar di internet untuk berdi-
alog dengan komunitas
desainer
di belahan dunia lain.
Hal itu dilakukan karena Santi ingin terus me-
ngembangkan usaha dan memperluas pasarnya.
Saat ini, proses kreatif, produksi, dan pemasaran
masih dilakukan di rumahnya di kawasan Kaliurang,
Yogyakarta.
(Sumber: Kompas, 6 April 2008)
.
Diskusikanlah dalam sebuah kelompok kecil!
1. Apakah yang dilakukan Santi dengan internet?
2. Pengaruh apa yang diberikan internet terhadap
usaha Santi?
3. Pernahkan kamu menggunakan internet? Untuk
apa? Apa yang kamu dapatkan?
sumber:
Kompas, 6 April 2008
S
milis komunitas desainer grafis di internet,” tutur
Santi.
Dari komunitas ini Santi mengaku mendapat
beberapa kontak ke Belgia, Jerman, dan Amerika
Serikat. ”Karya-karya saya mulai dilihat dan dinilai
orang,” tambah dia. Salah satu karyanya akhirnya
dimasukkan ke dalam buku kompilasi desain grafis
berjudul
Latex for Fun
terbitan Jerman.
Karya tersebut juga diikutsertakan dalam pamer-
an di negara itu. ”Ini menjadi portofolio saya yang
Ilmu Pengetahuan Sosial 3 untuk SMP/MTs Kelas IX
266
Black PB
Cyan PB
Sistem administrasi negara yang baik dan be-
nar-benar mewujudkan birokrasi. Administrasi
yang kacau ditambah sistem birokrasi yang
tidak sehat akan menyulitkan pelaksanaan mo-
dernisasi.
Adanya sistem pengumpulan data yang baik
dan teratur yang terpusat pada suatu lembaga
atau badan tertentu, seperti BPS (
Badan Pusat
Statistik
). Data yang baik dan lengkap akan me-
mudahkan penyusunan program. Agar tersedia
data yang teratur dan akurat diperlukan pene-
litian yang kontinu. Melalui penelitian yang kon-
tinu data-data yang tersedia tidak akan terting-
gal dari perkembangan yang terjadi.
Penciptaan suasana yang menyenangkan bagi
masyarakat terhadap modernisasi, terutama
lewat media massa. Hal ini dilakukan secara
bertahap karena berhubungan erat dengan sis-
tem kepercayaan masyarakat.
Tingkat organisasi yang tinggi. Hal ini berarti
menuntut disiplin yang tinggi. Konsekuensinya
adalah pengurangan kebebasan/kemerdekaan.
Tanpa organisasi yang baik, mustahil moderni-
sasi dapat terlaksana.
Sentralisasi wewenang dalam perencanaan so-
sial
(social planning).
Apabila hal itu tidak dilaku-
kan, maka perencanaan akan terpengaruh oleh
kekuatan-kekuatan dari kepentingan-kepen-
tingan yang ingin mengubah perencanaan ter-
sebut demi kepentingan suatu golongan kecil
dalam masyarakat.
Coba perhatikan syarat-syarat di atas dan co-
cokkan dengan kehidupanmu sehari-hari. Apakah
hidupmu dan keluargamu sudah dapat dikatakan
sebagai modern? Mengapa demikian? Jika belum,
hambatan-hambatan apa saja yang membuat
kamu belum mencapai tahap modern dalam hidup-
mu? Bagaimana dengan sekolahmu dan lingkungan
tempat tinggalmu?
Mengapa orang melakukan modernisasi? Mo-
dernisasi dilakukan karena terdorong oleh ke-
inginan-keinginan untuk hal-hal sebagai berikut.
Hidup lebih praktis atau lebih nyaman. Salah
satu tujuan pembangunan taman-taman, jalur
hijau, jalan tol, pasar swalayan, jalan layang,
dan sarana-sarana lainnya adalah supaya hidup
lebih nyaman.
Meningkatkan efisiensi kerja dan meningkatkan
produksi. Hal ini misalnya dilakukan dengan
mekanisasi pertanian, komputerisasi, pendidik-
an, dan pelatihan.
Mendapat sesuatu yang lebih banyak, lebih ber-
mutu, lebih bagus, lebih hemat tenaga, dan lebih
baik. Misalnya, penggunaan alat-alat modern
dalam bidang industri, kedok-teran, perbankan,
dan berbagai pelayan umum lainnya.
7.3.2 Globalisasi
A. Pengertian globalisasi
Globalisasi berasal dari kata
globe
yang berarti
“dunia”. Secara harafiah globalisasi bisa diartikan
proses mendunia
. Muncul beragam konsep ketika
muncul kata globalisasi.
Ada beragam definisi globalisasi yang diberi-
kan. Berikut ini beberapa di antaranya.
Globalisasi adalah proses di mana hubungan
sosial dan saling ketergantungan antarnegara
dan antarmanusia di dunia ini semakin besar .
Globalisasi adalah proses di mana berbagai pe-
ristiwa, keputusan, dan kegiatan di belahan
dunia yang satu dapat membawa konsekuensi
penting bagi berbagai individu dan masyarakat
di belahan dunia yang lain
(
A.G. McGrew
, 1992).
Globalisasi adalah istilah yang digunakan untuk
menjelaskan perubahan-perubahan dalam ma-
syarakat dan dalam perekonomian dunia yang
dihasilkan oleh meningkatnya perdagangan dan
pertukaran kebudayaan
(Wikipedia Encyclopedia).
Globalisasi berarti meningkatnya ketergantung-
an ekonomi antara negara-negara di dunia yang
ditandai oleh meningkat dan beragamnya volu-
me transaksi barang dan jasa lintas negara dan
penyebaran teknologi yang meluas dan cepat
(IMF, World Economic Outlook, Mei 1997).
Globalisasi mengacu pada proses-proses di ma-
na perdagangan, informasi, dan budaya semakin
bergerak melintas batas negara (
www.ecojusti-
ce.org/lexicon.asp
).
Sering orang memandang globalisasi hanya se-
bagai fenomena ekonomi. Dari definisi-definisi di
atas, menjadi jelas bahwa globalisasi itu bersifat
multidimensi. Pemahaman globalisasi melulu se-
bagai fenomena ekonomi tidak benar . Globalisasi
Sumber:
Majalah Tempo, 24 Juli 2005
Gambar 7.3.1
Menggesek kartu debit sebagai sarana pembayaran
menggantikan uang tunai adalah salah satu contoh
kegiatan modernisasi yang memudahkan hidup orang.
Bab 7 Perubahan Pemerintahan dan Kerja sama Internasional
267
Black 267
Cyan 267
adalah fenomena yang bersama-sama mempenga-
ruhi dan dipengaruhi oleh faktor politik, ekonomi,
sosial, budaya, dan bidang-bidang kehidupan lain-
nya. Memang benar bahwa faktor ekonomi meru-
pakan bagian integral globalisasi dan paling mudah
dideteksi gejala-gejalanya. Gejala-gejala globalisasi
ekonomi antara lain munculnya kesepakatan per-
dagangan bebas dan munculnya begitu banyak
perusahaan multinasional dan transnasional. Peru-
sahaan-perusahaan itu beroperasi melintasi batas-
batas negara, mempengaruhi proses produksi glo-
bal dan penyebaran tenaga kerja internasional.
Namun demikian, globalisasi bukan hanya fenome-
na ekonomi.
Globalisasi merambah segala bidang kehidupan
kita. Segala bidang kehidupan di tempat kita mem-
pengaruhi dan dipengaruhi kehidupan di negara-
negara lain. Proses globalisasi mengarahkan kita
kepada kenyataan bahwa kita semua hidup dalam
satu dunia, sebuah desa dunia
(global village).
Dalam
dunia ini, individu, kelompok, dan bangsa-bangsa
semakin saling tergantung.
B. Faktor-faktor pendukung
munculnya globalisasi
Ada dua faktor pokok yang bisa dipandang se-
bagai faktor pendukung munculnya globalisasi.
Kedua faktor itu adalah berkembang pesatnya tek-
nologi komunikasi dan adanya integrasi ekonomi
dunia.
a. Berkembang pesatnya teknologi komu-
nikasi
Dalam beberapa dekade terakhir, teknologi dan
sarana komunikasi berkembang dengan pesat. Ino-
vasi dan pengembangan alat dan jaringan komuni-
kasi maju pesat dalam kurun waktu itu.
Salah satu alat komunikasi yang paling pesat
perkembangannya adalah internet. Pada pertengah-
an tahun 1998 diperkirakan baru 140 juta orang
menggunakan internet. Dalam waktu tiga tahun
jumlah pengguna internet diperkirakan meningkat
hampir lima kali lipat. Pada tahun 2001 diperkira-
kan pengguna internet sudah mencapai lebih dari
700 juta orang. Sedan
gkan tahun 2007 ini, peng-
guna internet di seluruh dunia mencapai 6 milyar
orang.
Semakin banyaknya pengguna internet berarti
samakin deras arus informasi bergerak dari belahan
dunia yang satu ke belahan dunia yang lain. Internet
membuat jarak semakin tidak berarti. Dengan
internet orang bisa mengakses bermacam-macam
informasi, melakukan transaksi bisnis, mengirim
dan menerima dokumen, serta berkomunikasi
secara langsung dengan orang di tempat lain.
Selain internet, alat komunikasi yang juga ber-
kembang dengan pesat adalah pesawat telepon,
khususnya telepon genggam. Inovasi telepon geng-
gam terjadi begitu cepat. Selain itu, daerah yang
bisa mengakses teknologi komunikasi ini semakin
luas. Jaringan telepon seluler mencapai desa-desa
terpencil.
Dengan penemuan dan pengembangan internet
dan telepon, proses globalisasi semakin terpacu.
Meningkatnya pengguna internet dan telepon geng-
gam berarti makin banyak orang terhubungkan
satu sama lain. Selain itu, proses globalisasi juga
didukung oleh semakin meningkatnya jumlah ne-
gara yang mengakses jaringan komunikasi interna-
sional.
b. Integrasi ekonomi dunia
Proses globalisasi juga dipacu oleh sistem pere-
konomian dunia yang semakin terintegrasi. Seka -
rang ini, banyak aspek perekonomian yang bekerja
melalui jaringan-jaringan yang melintasi batas-
batas negara. Kerja sama antarperusahaan dari ne-
gara yang berbeda dan bergabung dalam distribusi
dunia sudah menjadi hal yang umum dewasa ini.
Hal-hal itu dilakukan untuk bisa bersaing dalam
melakukan bisnis di tengah pasar global yang ber-
kembang begitu cepat.
C. Sebab-sebab meningkatnya
globalisasi
Selain ada sejumlah faktor yang mendukung
munculnya globalisasi, ada sejumlah faktor yang
menyebabkan meningkatnya globalisasi. Sebab-
sebab meningkatnya globalisasi antara lain peru-
bahan politik dunia, aliran informasi yang cepat
dan luas, dan berkembangnya perusahaan-peru-
sahaan multinasional.
Gambar 7.3.2
Penemuan dan perkembangan alat-alat dan dan jaringan
komunikasi seperti internet mendukung terjadinya proses
globalisasi. Dengan internet orang bisa mengakses
informasi dari berbagai penjuru dunia, berkomunkasi dengan
orang di tempat lain, dan melakukan berbagai transaksi.
Sumber:
Kompas 14 April 2005
Ilmu Pengetahuan Sosial 3 untuk SMP/MTs Kelas IX
268
Black PB
Cyan PB
a. Perubahan politik dunia
Menurut
Anthony Giddens
, ada beberapa pe-
ristiwa politik yang menjadi kekuatan penggerak
di balik meningkatnya globalisasi. Peristiwa-peris-
tiwa tersebut adalah sebagai berikut.
Runtuhnya komunisme Uni Soviet.
Runtuhnya komunisme Uni Soviet dimulai de-
ngan terjadinya serangkaian revolusi dramatis
di Eropa timur pada tahun 1989. Puncaknya
adalah bubarnya negara Uni Soviet pada tahun
1991. Sejak jatuhnya komunisme Uni Soviet,
nilai-nilai hidup dan hal-hal yang dulu diang-
gap tabu mulai masuk dan mempengaruhi ke-
hidupan negara-negara komunis. Pada saat
yang sama, Cina mulai membuka diri terhadap
bisnis kapitalistis.
Munculnya mekanisme pemerintahan interna-
sional dan regional.
Contoh bentuk pemerintahan inte rnasional
adalah PBB dan bentuk pemerintahan regional
adalah Uni Eropa. Kedua bentuk organisasi itu
menyatukan berbagai negara-bangsa ke dalam
wadah politik bersama.
Munculnya berbagai organisasi antarpemerin-
tahan dan organisasi nonpemerintahan inter-
nasional.
Organisasi antarpemerintahan
(Intergovernmen-
tal Organization/IGOs)
adalah sebuah badan yang
dibangun oleh pemerintah-pemerintah negara
anggotanya dan bertanggung jawab untuk me-
ngatur atau mengawasi kegiatan tertentu yang
lingkupnya internasional. Organisasi nonpe-
merintahan internasional
(International Non-Go-
vernmental Organization/INGOs)
tidak bergabung
dengan pemerintah. Contoh INGOs terkenal
antara lain
Greenpeace, World Wild Life Fund
(WWF),
The Global Enviroment Network
,
Medecins Sans
Frontieres
(Dokter Lintas Batas), dan Palang Merah
Internasional.
b. Cepatnya penyebaran informasi
Perkembangan teknologi komunikasi dan infor-
masi memperluas kontak antarindividu dan me-
mudahkan orang mengakses informasi. Setiap hari
media massa menyajikan beragam berita tentang
peristiwa yang terjadi dari berbagai belahan bumi.
Berbagai peristiwa yang terpantau lewat media
komunikasi mengakibatkan pergeseran pola pikir
banyak orang, yaitu dari pola pikir yang dibatasi
oleh batas-batas negara ke pola pikir global. Pendu-
duk bumi ini semakin sadar bahwa mereka saling
tergantung dengan penduduk di belahan bumi lain-
nya. Penduduk bumi semakin merasa bahwa tang-
gung jawab sosial tidak berhenti pada batas-batas
wilayah nasional. Hal ini misalnya tampak dalam
peristiwa banyaknya bantuan kemanusiaan untuk
korban bencana alam yang datang dari berbagai
negara serta kuatnya desakan agar dunia interna-
sional turun tangan di wilayah-wilayah yang di-
landa perang saudara dan terjadi pelanggaran hak
asasi manusia.
c. Pesatnya perkembangan Perusahaan-
perusahaan transnasional
Perusahaan transnasional
(Transnational Corpo-
ration/TNCs)
adalah perusahaan yang memproduksi
barang dan jasa di lebih dari satu negara. Contoh
perusahaan transnasional adalah
Coca Cola, General
Motor, Colgate, Palmolive,
dan
Mitsubishi
. Perusahaan-
perusahaan transnasional ini menjadi motor pengge-
rak perekonomian global. Dua pertiga perdagangan
global berasal dari perusahaan-perusahaan sema-
cam ini.
Perusahaan-perusahaan yang mula-mula me-
ngembangkan sayap ke negara lain berasal dari
Amerika Serikat, kemudian diikuti perusahaan-
perusahaan dari Jepang dan Eropa. Pada dekade
1980-an dan 1990-an perusahaan transnasional
berkembang dengan pesat. Perkembangan itu an-
tara lain karena dibentuknya tiga pasar regional,
yaitu Pasar Tunggal Eropa, Pasar Asia Pasifik, dan
pasar Amerika Utara. Di pasar-pasar tersebut dite-
rapkan pasar bebas. Sejak awal tahun 1990-an, ne-
gara-negara lain menghapus hambatan-hambatan
investasi asing.
Coba perhatikan barang-barang yang kamu
konsumsi sehari-hari, misalnya beras, sabun man-
di, sabun cuci, pasta gigi, pakaian, makanan kecil,
daging, dan sebagainya. Coba cek, apakah barang-
barang tersebut diproduksi oleh perusahaan lokal
atau perusahaan multinasional? Tahukah kamu di
mana letak perusahaan tersebut? Apakah per-
usahaan tersebut beroperasi dalam negeri atau di
luar negeri? Apakah kamu merasa bangga dengan
banyaknya perusahaan multinasional yang ber-
operasi di Indonesia. Mengapa demikian?
Gambar 7.3.3
Dua relawan asing sedang mendirikan rumah sakit darurat
di sebuah lapangan untuk menangani korban bencana
gempa bumi yang menimpa wilayah Y ogyakarta dan
sekitarnya (27 Mei 2006). Cepatnya penyebaran informasi
menggugah tanggung jawab sosial penduduk bumi
melewati batas-batas wilayah nasional.
Sumber:
Tempo, 2007
Bab 7 Perubahan Pemerintahan dan Kerja sama Internasional
269
Black 269
Cyan 269
7.3.3 Dampak Modernisasi
dan Globalisasi
Globalisasi merupakan sebuah gejala yang ter-
jadi di sini, dalam kehidupan kita. Globalisasi itu
mempengaruhi kehidupan kita dalam banyak hal.
Tidak bisa dielakkan bahwa kehidupan kita diubah
ketika kekuatan globalisasi masuk ke dalam masya-
rakat kita, baik melalui sarana-sarana yang bersifat
impersonal (tidak secara langsung melalui peranta-
raan manusia), seperti media massa, internet dan
kebudayaan, maupun individu-individu dari nega-
ra atau kebudayaan lain.
A. Dampak globalisasi dalam bidang
sosial budaya
Globalisasi mengubah bentuk kehidupan kese-
harian kita secara mendasar.
Anthony Giddens
mengemukakan dampak sosial budaya globalisasi
bagi kehidupan kita secara lebih mendalam. Pe-
ngaruh globalisasi dalam bidang sosial budaya
tampak pada meningkatnya individualisme, per-
ubahan pola kerja, dan meningkatnya budaya pop.
a. Meningkatnya individualisme
Dulu kesempatan individu untuk menentukan
dirinya sendiri dibatasi oleh masyarakatnya, entah
oleh tradisi maupun oleh kebiasaan-kebiasaan.
Waktu itu kebebasan individu dibatasi oleh bebera-
pa hal seperti status, jenis kelamin, suku, dan aga-
ma. Seorang yang lahir sebagai perempuan di desa
terpencil biasanya tidak akan sekolah sampai ting-
kat tinggi serta bekerja di luar rumah. Kesempatan
memperoleh pendidikan tinggi dan bekerja luar ru-
mah hanya dimiliki kaum laki-laki. Kaum perem-
puan hanya melakukan aktivitas di rumah.
Karena keterbatasan-keterbatasan di atas, dulu
identitas pribadi dibentuk dan disesuaikan dengan
tuntutan komunitas setempat di mana ia dilahir-
kan dan dibesarkan. Nilai, gaya hidup, dan peni-
laian mengenai baik dan buruk dibentuk oleh ko-
munitas masing-masing.
Di era globalisasi ini, kesempatan individu un-
tuk mengatur dan menentukan yang baik bagi diri-
nya sendiri sangat terbuka lebar. Di bawah kondisi
globalisasi, kita dihadapkan pada apa yang disebut
individualisme baru di mana orang secara aktif dan
bebas membentuk diri mereka sendiri dan menentu-
kan identitas mereka sendiri. Tradisi dan nilai-nilai
masyarakat perlahan-lahan ditinggalkan begitu se-
seorang bergaul dan berinteraksi dengan tantangan
global. Norma-norma masyarakat yang sebelum -
nya menjadi pedoman bagi seseorang bertindak per-
lahan-lahan berubah menjadi lo
nggar. Dewasa ini,
misalnya anak seorang tukang jahit tidak akan oto-
matis menjadi tukang jahit, melainkan bisa memi-
lih beragam pekerjaan lain untuk masa depannya,
dan kaum perempuan tidak lagi terbatas sebagai
orang rumahan. Globalisasi memaksa orang hidup
dengan cara yang lebih terbuka. Ini berarti bahwa
kita terus-menerus menjawab dan menyesuaikan
diri dengan lingkungan yang selalu berubah.
b. Pola kerja
Globalisasi membawa perubahan yang men-
dalam dalam dunia kerja. Pola perdagangan inter-
nasional yang baru dan kecenderungan ke arah
ekonomi berbasis pengetahuan mempunyai dam-
pak yang luar biasa besar bagi pola kerja. Perda-
gangan global dan berbagai bentuk teknologi baru
berdampak besar bagi pabrik-pabrik tradisional.
Pekerja-pekerja tanpa keterampilan, yang semula
ditampung di industri-industri tradisional akan
tersingkir. Mereka akan digantikan oleh pekerja-
pekerja yang memiliki pengetahuan dan keteram-
pilan yang dibutuhkan industri modern.
Akibat mudahnya transportasi d an migrasi
lintas negara, banyak tenaga kerja y ang memilih
ke luar dari negara asal untuk mencari penghidup-
an yang lebih baik. Hal ini bisa menjadi ancaman
bagi negara asal, karena mengurangi sumber daya
manusia dan sumber devisa. Bagi negara tujuan,
hal ini juga dapat mengancam, karena memper-
ketat persaingan tenaga kerja.
Kalau dulu, seumur hidup orang bekerja pada
satu majikan, sekarang orang memiliki banyak ke-
sempatan untuk berganti-ganti pekerjaan selama
hidupnya. Orang memiliki kesempatan berpindah
pekerjaan sesuai keinginannya. Hal itu berarti me-
reka memiliki kesempatan lebih banyak untuk me-
nambah keterampilan dan kemampuan baru yang
dibutuhkan dalam dunia kerja yang semakin kom-
pleks. Dewasa ini orang melihat unsur kepuasan
dan aktualisasi diri sebagai unsur yang sangat me-
nentukan dalam memilih pekerjaan. Kalau dulu
Gambar 7.3.4
Globalisasi membawa dampak pada perubahan sosial,
termasuk dengan bertambah lebarnya kesenjangan sosial.
Hal ini tampak di Jakarta, di mana yang kaya dapat
memiliki banyak rumah, sementara yang miskin tinggal di
jalanan.
Sumber:
Majalah Tempo, Oktober 2007
Ilmu Pengetahuan Sosial 3 untuk SMP/MTs Kelas IX
270
Black PB
Cyan PB
orang lebih merasa nyaman sebagai karyawan te-
tap di suatu perusahaan, dewasa ini banyak orang
merasakan hal itu sebagai belenggu. Banyak orang
lebih memilih pekerjaan paruh waktu
(part time)
yang lebih fleksibel.
Peran perempuan dalam dunia kerja berkem-
bang dan semakin luas. Pekerjaan yang pada masa
lalu dianggap sebagai hanya untuk laki-laki se-
karang banyak ditangani kaum perempuan. Hal
ini membawa perubahan cara pandang terhadap
kaum perempuan. Karier yang bagus, kesibukan
pekerjaan yang menuntut konsentrasi serta energi
ekstra, serta kesempatan untuk mendapat pendi-
dikan lanjut. Tidak seperti masyarakat tradisional,
yang melihat perempuan hanya sebagai sarana
penerus keturunan, saat ini perempuan mendapat-
kan kesempatan untuk memilih nasib.
Suami yang dahulu didapuk hanya untuk men-
cari nafkah, kini pun berubah. Pekerjaan di rumah
dibagi bersama. Istilah ‘pekerjaan perempuan’ dan
‘pekerjaan laki-laki’ pun perlahan menghilang.
Konsekuensi lain adalah meningkatnya rasa
ketidakpastian dan ketidaknyamanan. Ketika pe-
kerjaan dapat dipindahkan dengan mudah dari
satu negara ke negara yang lain, sedikit sekali pe-
kerjaan yang aman. Ketika perekonomian dunia
makin terkait satu sama lain, berita buruk yang
terjadi di negara yang satu bisa menjadi berita
buruk bagi semua negara. Peristiwa serangan te-
roris ke
World Trade Center
di New York, 11 Septem-
ber 2001 misalnya, memiliki konsekuensi ekonomi
bagi hampir semua keluarga di muka bu-mi ini.
c. Kebudayaan pop
Karena globalisasi, citra
(image),
gagasan, dan ga-
ya hidup baru menyebar dengan cepat ke seluruh
pelosok dunia. Perdagangan, teknologi informasi ba-
ru, dan migrasi global telah memberi kontribusi be-
sar bagi penyebaran citra
(image),
gagasan, dan gaya
hidup baru tersebut melintasi batas-batas negara.
Banyak orang percaya bahwa kita sekarang hi-
dup dalam suatu tatanan informasi tunggal, yaitu
sebuah jaringan global yang bisa diakses secara
cepat dalam jumlah banyak. Apakah Anda pernah
menonton film
Titanic?
Film
Titanic
hanyalah satu
dari sekian banyak produk budaya yang sukses
menarik perhatian lintas negara. Apa hubungan
antara kesuksesan film
Titanic
dengan globalisasi?
Hubungannya terletak pada serangkaian gagasan
dan nilai yang disebarkan oleh film
Titanic
ke seluruh
dunia. Salah satu tema yang diangkat adalah ke-
mungkinan cinta romantis antara dua anak manu-
sia dari kelas dan tradisi berbeda. Meski gagasan
seperti itu telah banyak diterima di dunia Barat, di
sebagian besar dunia yang lain hal itu masih diang-
gap tabu. Film
Titanic
telah menyebarkan nilai baru
soal perkawinan dan hubungan antarpribadi.
Globalisasi memiliki konsekuensi-konsekuensi
lain bagi dunia secara keseluruhan. Salah satunya
adalah homogenitas atau kesamaan yang lebih be-
sar dalam produk-produk yang dijual dan dibeli di
seluruh dunia.
B. Dampak globalisasi dalam bidang
ekonomi
Fenomena globalisasi ekonomi bisa diidenti-
fikasi dengan mudah. Fenomena-fenomena terse-
but antara lain banyaknya produk-produk luar
negeri baik di pasar tradisional maupun di pasar
modern, berdirinya perusahaan-perusahaan mul-
tinasional serta transnasional, gencarnya iklan
yang mempromosikan berbagai barang dari luar
negeri.
Motor penggerak terjadinya globalisasi ekono-
mi adalah liberalisme ekonomi atau sering disebut
juga kapitalisme pasar bebas. Kapitalisme adalah
suatu sistem ekonomi yang ditandai oleh ciri-ciri
pokok sebagai berikut.
Sebagian besar properti (sarana produksi dan
distribusi) dimiliki oleh individu/kelompok
swasta.
Barang dan jasa dipasarkan di pasar bebas
(free
market)
yang bersifat kompetitif (pasar yang ter-
buka untuk siapa saja).
Modal kapital diinvestasikan ke dalam berbagai
usaha untuk menghasilkan laba
(profit)
.
Kapitalisme pasar bebas atau liberalisme eko-
nomi dikampanyekan oleh
Adam Smith.
Ia berpen-
dapat bahwa kapitalisme bekerja untuk kepenting-
an semua orang, tidak hanya untuk pemilik modal.
Adam Smith percaya bahwa pasar bebas berjalan
baik ketika tidak ada campur tangan dari luar. Na-
mun, ia tidak menolak campur tangan pemerintah
Gambar 7.4.5
Selain budaya barat, banyak budaya-budaya lain yang
bermunculan di pasar. Gaya Harajuku dari Jepang, yang
khas dengan gaya warna-warna yang saling menabrak
tengah digemari anak muda, baik di Indonesia maupun anak
muda di bumi belahan barat.
sumber:
Kompas, 26 September 2006
Bab 7 Perubahan Pemerintahan dan Kerja sama Internasional
271
Black 271
Cyan 271
dalam hal tertentu. Ia menerima bahwa pemerintah
perlu menyediakan fasilitas-fasilitas yang tidak di -
sediakan oleh pasar, seperti sekolah untuk orang
miskin, angkatan bersenjata, sistem hukum, tetapi
ia menegaskan bahwa satu-satunya peran pemerin-
tah dalam bidang ekonomi adalah menghilangkan
berbagai rintangan bagi berjalannya pasar bebas.
Banyak pihak yang mendukung globalisasi ka-
pitalisme dan perdagangan bebas, tapi banyak juga
yang menentangy
a. Menurut para penentang glo-
balisasi kapitalisme, perdagangan bebas hanya
menguntungkan mereka yang kaya dan membuat
yang miskin semakin miskin serta tergantung pada
negara-negara kaya. Sekarang ini, kebanyakan kritik
diarahkan kepada Organisasi Perdagangan Dunia
(WTO) yang berada di garda depan dalam usaha
meningkatkan perdagangan global.
Globalisasi kapitalisme memberi dampak ter-
tentu bagi semua negara, baik negara-negara maju
maupun negara-negara miskin.
a. Konsekuensi globalisasi kapitalisme
bagi negara maju
Berkat globalisasi kapitalisme negara-negara
maju menjadi semakin kaya dan standar hidup se-
bagian besar penduduk terus meningkat. Namun
demikian, ada juga penduduk yang terancam kehi-
langan pekerjaan. Mereka itu kehilangan pekerjaan
karena perusahaan-perusahaan transnasional me-
mindahkan operasi mereka ke negara-negara yang
berlimpah tenaga-tenaga kerja yang bersedia di-
bayar murah.
Karena globalisasi, negara-negara maju juga
menghadapi persaingan dari negara-negara yang
industrinya berkembang pesat, misalnya Jepang,
Korea, dan Cina. Agar bisa menghadapi pesaing
baru ini, negara-negara maju harus mengurangi
tunjangan kesejahteraan untuk rakyat mereka.
Munculnya berbagai perusahaan internasional
merupakan ancaman bagi pemerintah negara-
negara maju. Pemerintah tidak dapat lagi mengen-
dalikan secara penuh negaranya sendiri. Contohnya
terjadi pada pemerintah Perancis pada tahun 1980-
an. Ketika itu, pemerintah Perancis berusaha mene-
rapkan program sosialis. Bisnis internasional mulai
menarik modal dari Perancis. Akibatnya, terjadi pe-
nurunan nilai mata uang Perancis. Pemerintah Pe-
rancis terpaksa mengkaji ulang program tersebut.
b. Konsekuensi globalisasi kapitalisme
bagi negara miskin
Kekuatan tawar-menawar negara-negara mis -
kin menjadi semakin lemah dibandingkan sebelum-
nya. Negara-negara miskin terpaksa menawarkan
keringanan (insentif) kepada perusahaan-perusaha-
an internasional agar bersedia mendirikan pabrik-
pabrik mereka. Peraturan kesehatan dan keamanan
diabaikan, keringanan pajak, dan berbagai sogokan
lain ditawarkan. Akibatnya, banyak pabrik baru
yang dipenuhi para buruh yang masih sangat muda.
Para buruh itu bekerja dengan jam kerja lama untuk
mendapatkan upah yang rendah.
C. Dampak globalisasi dalam bidang
politik
Dulu, negara mempunyai kekuatan yang cukup
kuat untuk menentukan kebijakan-kebijakan dalam
segala bidang kehidupan negara. Derasnya arus
globalisasi dalam beberapa dekade terakhir telah
mengubah semua itu. Pada akhir abad ke-20, hanya
49% dari perekonomian terbesar di dunia adalah
perekonomian negara, 51% sisanya dikuasai peru-
sahaan-perusahaan multinasional. Aliran uang,
barang-barang, jasa-jasa, bahkan budaya dikenda-
likan oleh perusahaan-perusahaan multinasional,
bukan pemerintah.
Gambar 7.3.6
Demo buruh menolak revisi undang-undang tenaga kerja. Kekuatan tawar-menawar negara-negara
miskin menjadi semakin lemah dibandingkan sebelumnya.
Sumber:
Kompas, 2 Mei 2006
Ilmu Pengetahuan Sosial 3 untuk SMP/MTs Kelas IX
272
Black PB
Cyan PB
Banyaknya organisasi internasional juga dapat
melemahkan peran negara. Jika dahulu negara
dapat berbuat ‘seenak hati’, dengan adanya berba-
gai organisasi internasional, negara menjadi ber-
gantung pada hal.
Seorang ahli politik,
Kenichi Ohmae
melihat
adanya empat sebab mengapa peran negara mele-
mah, yakni“4i”, yakni
i
nvestasi,
i
nformasi,
i
ndividual
dan
i
ndustri
. Keempat hal tadi berlangsung antar
masyarakat lintas negara, dan tidak lagi dapat di-
bendung oleh negara.
Akibatnya, pemerintah/negara tidak mampu
lagi mengontrol berbagai bidang kehidupan dalam
batas-batas negara mereka. Contoh:
Mata uang negara-negara di Eropa Barat keba-
nyakan telah digantikan dengan mata uang tung-
gal
Euro
di bawah naungan
Uni Eropa
, organ-
isasi regional di Eropa.
Seseorang bisa berhubungan dan bertransaksi
dengan seseorang di negara lain tanpa meng-
gunakan peran negara, misalnya via internet.
7.3.4 Globalisasi Menantang
Eksistensi Jati Diri
Bangsa
Seperti halnya bangsa-bangsa lain, bangsa In-
donesia, tidak dapat menghindar dari arus deras
perubahan karena globalisasi. Perubahan itu ter-
jadi dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya,
pertahanan keamananan, dan bidang-bidang lain-
nya.
Perubahan-perubahan dalam bidang politik
akibat globalisasi antara lain sebagai berikut.
Penyebaran nilai-nilai politik Barat, baik secara
langsung ataupun tidak langsung, dalam ben-
tuk demonstrasi, yang semakin berani dan ter-
kadang mengabaikan ketertiban umum.
Masyarakat semakin diperkaya dengan adanya
banyak paham dan gagasan dari negara lain
dalam bidang politik.
Transparansi, akuntabilitas, dan profesionali-
tas dalam penyelenggaraan pemerintahan ne-
gara (jabatan-jabatan publik) semakin menjadi
sorotan dari berbagai elemen masyarakat.
Semakin banyak Lembaga Swadaya Masyara-
kat (LSM) yang menyuarakan hak asasi manu -
sia, supremasi hukum, demokratisasi, dan peles-
tarian lingkungan.
Berikut ini adalah
perubahan-perubahan dalam
bidang ekonomi akibat globalisasi.
Semakin banyak produk-produ k luar negeri
yang masuk ke pasaran Indonesia.
Pemerintah semakin tidak berd aya menentu-
kan kebijakan ekonomi. Mekanisme pasar sa-
ngat mempengaruhi regulasi pemerintah dalam
bidang ekonomi.
Sektor-sektor ekonomi rakyat yang diberikan
subsidi semakin berkurang, koperasi semakin
sulit berkembang, dan penyerapan tenaga kerja
dengan pola padat karya semakin ditinggalkan.
Kompetisi produk dan harga semakin tinggi se-
jalan dengan pemenuhan kebutuhan masyara-
kat yang semakin selektif.
Perusahaan-perusahaan dalam negeri, indus-
tri-industri kecil, dan industri rum ah tangga
harus bersaing dengan perusahaan-perusaha-
an asing yang melebarkan pasarnya ke Indone-
sia.
Perubahan-perubahan karena dampak globali-
sasi dalam bidang budaya antara lain sebagai beri-
kut.
Apresiasi terhadap nilai-nilai budaya nasional
dapat semakin memudar, tetapi juga dapat se-
makin menguat.
Nilai-nilai luhur bangsa yang selama ini dipe-
gang teguh di satu pihak dapat semakin luntur
apabila kita tidak selektif menerima pengaruh
dari luar karena globalisasi. Di pihak lain, nilai-
nilai luhur itu dapat semakin diperkaya dan
diperkuat. Misalnya dalam hal gotong royong,
solidaritas, kepedulian, dan kesetiakawanan
sosial.
Di satu sisi, nilai-nilai keagamaan dalam kehi-
dupan bermasyarakat, berbangsa, d an berne-
gara dapat memudar. Di sisi lain, globalisasi
justru memperkuat peran/nilai agama dan
identitas masyarakat. Kebanggaan akan iden-
titas diri dan kelokalan pun dapat muncul.
Berikut ini perubahan-perubahan dalam bi-
dang pertahanan dan keamanan karena dampak
globalisasi.
Semakin menguatnya supremasi hukum, de-
mokratisasi, dan tuntutan terhadap dilaksana-
kannya hak-hak asasi manusia.
Menguatnya regulasi hukum dan pembuatan
peraturan perundang-undangan yang memi-
hak dan bermanfaat untuk kepentingan rakyat
banyak.
Semakin menguatnya tuntutan terhadap tu-
gas-tugas penegak hukum (polisi, jaksa, dan ha-
kim) yang lebih profesional, transparan, dan
bertanggung jawab.
Menguatnya supremasi sipil dengan mendu-
dukkan tentara dan polisi sebatas penjaga ke-
amanan, kedaulatan, dan ketertiban negara
yang profesional.
Bab 7 Perubahan Pemerintahan dan Kerja sama Internasional
273
Black 273
Cyan 273
Peran masyarakat dalam menjaga keamanan,
kedaulatan, dan ketertiban negara semakin ber-
kurang karena hal tersebut sudah menjadi tang-
gung jawab pihak tentara dan polisi.
Bentuk-bentuk perubahan dalam berbagai bi-
dang yang disebutkan di atas merupakan bukti
bahwa globalisasi memiliki dampak yang luar
biasa. Bentuk-bentuk perubahan itu merupakan
tantangan bagi eksistensi jati diri Indonesia.
Ada beragam ke budayaan yang membentuk
bangsa Indonesia. Para pendiri bangsa merumus-
kan nilai-nilai dasar yang perlu untuk kehidupan
berbangsa dan bernegara. Hal itu antara lain teru-
muskan dalam ideologi atau pandangan hidup
bangsa Indones
ia, Panc
asila, serta dalam UUD 1945.
Kepribadian bangsa yang terungkap dalam Panca-
sila dan UUD 1945 antara lain sikap religius, toleran,
saling menghormati, berkemanusiaan, berkeadilan,
mendahulukan musyawarah, semangat gotong
royong, dan sebagainya.
Seperti sudah diuraikan di atas, globalisasi bisa
menjadi ancaman serius bagi keragaman budaya
dunia. Aneka kebudayaan Indonesia merupakan
salah satu yang turut terancam dalam arus deras
globalisasi. Kekuatan kapitalisme global tidak ha-
nya memaksakan masuknya produk-produk dunia
Barat tetapi juga nilai-nilai hidup dan cara hidup.
Sikap hidup yang ditawarkan oleh globalisasi kapi-
talisme seperti individualistis, hedonis, konsumeris,
dan lain-lain bisa saja menjangkiti bangsa kita. Bila
hal ini yang terjadi, lambat laun jati diri bangsa In-
donesia akan luntur. Sebagai gantinya, kita ikut da-
lam homogenitas kebudayaan yang ditawarkan
oleh globalisasi.
Berikut ini ada sebuah teks tentang globalisasi.
Bacalah teks tersebut dengan saksama!
Semangat antiglobalisasi sedang marak di berbagai
negara. Bukan hanya di negara-negara berkembang yang
kerap menjadi “ikon” ketertindasan ekonomi, tetapi juga di
negara-negara maju. Bentuk yang sedang populer adalah
penolakan terhadap masuknya investor asing sebagai
pemilik perusahaan besar. Alasannya, perusahaan tersebut
bersifat strategis sehingga beralihnya sebagian kepemilikan
ke inves-tor asing akan mengancam kepentingan nasional.
Pemerintah Perancis menghambat pengambilalihan
perusahaan energi, Suez, oleh perusahaan energi Italia,
Enel. Di Italia bank sen-tral berusaha menghalangi pembelian
sebuah bank bernama Antonveneta oleh bank dari Belanda,
ABN AMRO.
Bagaimana posisi Indonesia dalam kecenderungan
seperti itu? Apakah dampak globalisasi terhadap kesejah-
teraan masyarakat?
Nasionalisme politik
Semangat nasionalisme dan antiglobalisasi yang
muncul sebenarnya serba semu. Kebijakan yang dibuat
lebih merupakan “nasionalisme politik.” Tujuan utamanya,
populisme untuk menarik simpati publik, bukan penyi-kapan
terhadap kemudaratan globalisasi. Di Indonesia, politisi
terkesan antipasar dan antiasing ketika tidak menjadi
pembuat kebijakan. Sebaliknya, ketika menjabat, baik di
lembaga eksekutif maupun legis-latif, mereka sangat
kompromistis. Fakta menunjukkan beberapa tokoh politik
pengkritik keberadaan investasi asing di Indonesia tidak
melakukan apa pun ketika menduduki jabatan penting. Ada
juga tokoh politik yang getol menentang privatisasi, tetapi
sama getolnya memprivatisasi BUMN ketika terjadi pengambil
kebijakan.
Isu-isu nasionalisme ampuh digunakan politisi dalam
posisi berbeda.
Pertama
, sebagai pengambil kebijakan, isu
ini dapat mengalihkan ketidakpuasan publik terhadap buruk-
nya kinerja pemerintah.
Kedua
, sebagai oposisi, isu ini dapat
menarik simpati publik sekaligus mendelegitimasi lawan
politik.
Newsweek
edisi 20 Maret 2006 tepat menggambarkan
hal ini. Manfaat globalisasi bersifat tidak tampak di mata
orang kebanyakan. Sebaliknya, “ancaman asing” begitu
terlihat nyata. Jika politisi ingin memimpin, mereka harus
menyampaikan hal yang menarik dan mudah dipahami
pemilih.
Indonesia memerlukan kebijakan yang tepat mengha-
dapi globalisasi. Dasarnya adalah pemahaman keterkaitan
globalisasi dengan kesejahteraan publik: apakah mengun-
tungkan (
better-off
) atau merugikan (
worse-off
).
Buka peluang pasar baru
Secara umum, globalisasi mempengaruhi perekonomi-
an lewat dua hal.
Pertama
, melalui perdagangan interna-
sional dalam bentuk ekspor dan impor.
Kedua
, melalui arus
modal dalam bentuk pinjaman dan investasi antarnegara.
Ekspor membuka peluang pasar baru di luar negeri
dengan harga yang relatif tinggi. Ini tidak hanya berlaku
bagi pengusaha-pengusaha besar, tetapi juga pengusaha
kecil di pedesaan. Terbukanya pasar ekspor tanaman hias
di beberapa negara Asia Timur, misalnya, telah menumbuh-
kan perekonomian dan kesempatan kerja di daerah pede-
saan di Cianjur dan Sukabumi. Haruskah pemerintah meng-
hambat impor yang sering menyingkirkan industri dalam nege-
ri? Fakta menunjukkan, negara yang mengembangkan indus-
tri strategis substitusi impor (orientasi dalam negeri) gagal
membangun perekonomiannya. Ber
beda den
gan negara
seperti Korea Selatan yang menerapkan strategi ekspor
(orientasi pasar in-ternasional). Pemerintah juga harus melihat
manfaat masuknya investasi asing untuk menutupi kekurang-
an modal pembangun-an sehingga tidak harus memperoleh
pinjaman luar negeri da-lam jumlah besar. Tentu saja pelaku
ekonomi akan “tunggang langgang” mengikuti dinamika
ekonomi internasional. Sektor yang tadinya merupakan
primadona bisa tiba-tiba tersingkir oleh produk impor. Namun,
hanya dengan kompetisi perekono-mian yang kuat kita bisa
tumbuh. Namun, pemerintah harus menyediakan mekanisme
pengamanan bagi “si kalah”, pene-gakan hukum, dan grand
design pembangunan ekonomi.
Intinya, jangan mengambinghitamkan globalisasi dengan
menggunakan jargon nasionalisme. Manfaatkanlah globalisasi
secara obyektif sebagai kesempatan untuk mem-perbaiki
kesejahteraan publik.
(Dikutip dari artikel Tata Mustasya dalam harian
Kompas, Selasa 9 Mei 2006)
Nasionalisme Politik dan Globalisasi
Ilmu Pengetahuan Sosial 3 untuk SMP/MTs Kelas IX
274
Black PB
Cyan PB
1. Pada zaman sekarang ini, setiap masyarakat
tidak bisa mengelak dari proses modernisasi
dan globalisasi.
2. Menurut
Reinhard Bendix
(1970) moderni-
sasi adalah bentuk perubahan sosial yang
berkembang dari Revolusi Industri di Inggris
(1760-1830) dan revolusi politik di Perancis
(1789-1794). Aspek yang paling menonjol dari
modernisasi adalah perubahan teknik indus-
tri dari cara-cara tradisional ke cara-cara mo-
dern yang dihasilkan oleh revolusi industri.
3. Orang melakukan proses modernisasi kare-
na terdorong oleh keinginan-keinginan un-
tuk: hidup lebih praktis atau lebih nyaman;
meningkatkan efisiensi kerja dan meningkat-
kan produksi; mendapat sesuatu yang lebih
banyak (nilai tambah), lebih bermutu, lebih
bagus, lebih hemat tenaga, dan lebih baik.
4. Globalisasi berasal dari kata
globe
yang ber-
arti dunia. Secara harafiah globalisasi bisa
diartikan sebagai “proses mendunia”.
5. Ada dua faktor pokok pendukung muncul-
nya globalisasi, yaitu berkembang pesatnya
teknologi komunikasi dan adanya integrasi
ekonomi dunia.
6. Faktor yang menyebabkan meningkatnya
globalisasi di antaranya ialah perubahan po-
litik dunia, aliran informasi yang cepat dan
luas, dan berkembangnya perusahaan-per-
usahaan multinasional.
7. Globalisasi merupakan sebuah gejala yang
terjadi dalam kehidupan kita. Globalisasi itu
mempengaruhi kehidupan kita dalam ba-
nyak hal, yaitu dalam bidang sosial budaya,
ekonomi, dan dalam bidang politik.
8. Upaya yang dapat kita lakukan untuk meng-
atasi masalah memudarnya jati diri bangsa
sebagai akibat globalisasi, yaitu: menumbuh-
kan rasa bangga akan hasil kebudayaan sen-
diri, sosialisasi macam-macam hasil kebuda-
yaan, mengembangkan ciri-ciri sosial bangsa
Indonesia, menyeleksi nilai-nilai asing yang
masuk ke Indonesia.
RANGKUMAN
7.3.5 Upaya Mengatasi
Memudarnya Jati Diri
Bangsa
Memudarnya jati diri bangsa tentu bukanlah
hal yang kita harapkan. Sebagai warga negara Indo-
nesia kita harus berupaya menangkal proses memu-
darnya jati diri bangsa. Kita tidak ingin e ksistensi
jati diri bangsa Indonesia hilang ditelan sejarah.
Upaya yang dapat kita lakukan untuk menga-
tasi masalah memudarnya jati diri bangsa antara
lain sebagai berikut.
1. Menumbuhkan rasa bangga akan hasil
kebudayaan sendiri.
Banyak hasil budaya bangsa Indonesia yang
terkenal di dunia internasional. Misalnya, Can-
di Borobudur. Nenek moyang bangsa kita bisa
menciptakan hasil kebudayaan yang dikagumi
oleh banyak orang dari seluruh dunia. Belum
lama ini, kesenian wayang juga diakui sebagai
salah satu warisan budaya dunia. Banyak ne-
gara yang kagum dengan toleransi antarumat
beragama yang dihayati di Indonesia.
Uraian di atas hanya beberapa contoh bah-
wa bangsa Indonesia memiliki kebudayaan
yang patut dibanggakan. Kebanggaan akan bu-
daya sendiri ini perlu ditumbuhkan dalam hati
setiap warga. Bila sudah ada rasa kebanggaan
atas budaya sendiri, akan muncul kesadaran un-
tuk tetap melestarikan budaya tersebut.
2. Sosialisasi macam-macam hasil kebudayaan.
Indonesia memiliki bermacam-macam hasil ke-
budayaan. Tiap daerah memiliki kebudayaan
daerah. Hasil-hasil kebudayaan daerah terse-
but harus disosialisasikan pada setiap warga
ketika masih kecil. Dengan sosialiasi tersebut,
warga tidak asing dengan kebudayaannya sen-
diri. Dengan sosialisasi itu diharapkan proses
pewarisan budaya terjadi. Proses pewarisan
budaya merupakan jaminan tetap diteruskan-
nya jati diri bangsa.
3. Mengembangkan ciri-ciri sosial bangsa
Indonesia.
Setiap bangsa memiliki karakter tertentu. Bang-
sa Indonesia misalnya dikenal sebagai bangsa
yang ramah, toleran, religius, sabar, demokratis,
dan lain-lain. Sifat-sifat itu menjadi ciri bangsa
Indonesia. Kita harus meneruskan karakter itu
agar jati diri bangsa kita tidak hilang.
4. Menyeleksi nilai-nilai asing yang masuk
ke Indonesia.
Dalam era globalisasi, unsur-unsur kebudaya-
an asing ditawarkan pada masyarakat Indo-
nesia baik melalui kontak personal maupun
nonpersonal. Nam
un, tidak semua unsur kebu-
dayaan tersebut sesuai dengan nilai-nilai yang
selama ini kita pegang. Oleh karena itu, kita ha-
rus selektif menerima masuknya unsur-unsur
budaya asing itu.
Bab 7 Perubahan Pemerintahan dan Kerja sama Internasional
275
Black 275
Cyan 275
I. Jawablah “B” j ika pernyataan BENAR
dan “S” jika pernyataan SALAH!
1. Globalisasi berarti meningkatnya ketergan-
tungan ekonomi antara negara-negara di
dunia.
2. Dalam globalisasi, peran negara makin lama
makin melemah.
II. Lengkapi dengan jawaban yang
tepat!
1. Aspek yang paling menonjol dari modernisa-
si adalah ... .
2. Globalisasi berasal dari kata
globe
yang ber-
arti ... .
3. Secara harafiah globalisasi bisa diartikan se-
bagai ... .
4. Ada dua faktor pokok yang bisa dipandang
sebagai faktor pendukung munculnya global-
isasi, yaitu ... dan ... .
5. Ada 3 faktor yang menyebabkan meningkat-
nya globalisasi, yaitu ..., ... , dan ... .
6. Dampak globalisasi dalam bidang sosial bu-
daya tampak dalam 3 hal, yaitu ..., ..., dan ... .
7. Motor penggerak terjadinya globalisasi eko-
nomi adalah ...
8. Kapitalisme pasar bebas atau liberalisme
ekonomi dikampanyekan oleh ... .
9. Perusahaan transnasional
(Transnational Cor-
poration/TNCs)
adalah ... .
10. Para penentang globalisasi berpendapat bah-
wa kapitalisme dan perdagangan bebas ha-
nya ... dan ... .
III.J awablah dengan singkat dan tepat!
1. Apakah semua perubahan sosial merupakan
wujud modernisasi? Jelaskan jawabanmu!
2. Apakah syarat modernisasi menurut Soer-
jono Soekanto?
3. Apa yang mendorong orang melakukan pro-
ses modernisasi?
4. Apa definisi globalisasi menurut A.G. Mc-
Grew?
5. Fenomena globalisasi ekonomi bisa diidenti-
fikasi dengan mudah. Fenomena-fenomena
apa saja yang menampakkan pengaruh glo-
balisasi?
6. Sebutkan perubahan-perubahan dalam bi-
dang ekonomi akibat globalisasi!
7. Sebutkan perubahan-perubahan dalam bi-
dang politik akibat globalisasi!
8. Sebutkan perubahan-perubahan dalam bi-
dang budaya akibat globalisasi!
9. Upaya apa saja yang dapat kita lakukan un-
tuk mengatasi memudarnya jati diri bangsa
akibat globalisasi?
10. Bagaimana berkembang pesatnya teknolo-
gi komunikasi disebut sebagai faktor faktor
pendukung munculnya globalisasi?
IV. Unjuk Kerja
Bacalah baik-baik artikel di bawah ini dan jawablah perta-
nyaan-pertanyaan yang diberikan!
Medali Emas Untuk Indonesia
Putra-putri Indonesia kembali mengharumkan
nama bangsa di forum Internasional. Dalam Olim-
piade Fisika Asia ke 9 di Mongolia 20–28 April 2008,
Tim Olimpiade Fisika Indonesia mempersembahkan
3 medali emas, 1 medali perak, 1 medali perunggu
dan 4
Honorable Mention.
Perolehan medali dan peng-
hargaan di dapatkan dari seluruh anggota tim A (8
siswa) dan hanya 1 siswa dari tim B.
Medali emas direbut atas nama Adam Badra Ca-
haya dari SMAN 1 Jember dengan nilai 41,3 dari
maksimum 50 poin, Rudy Handoko Tanin dari SMA
Sutomo 1 Medan dengan nilai 38,1 dan Kevin Winata
dari SMAK 1 Penabur Jakarta dengan nilai 37 poin.
Sedangkan medali perak diraih Thomas Budi Nugra-
ha dari SMAN 78 Jakarta (Tim B) dengan nilai 32,7
point dan medali perunggu diraih Tyas Kokasih dari
SMA Taruna Nusantara Magelang dengan nilai 28
poin.
Empat
honorable mention
diraih oleh Panji Achmari
(SMAN 3 Bandung), Winson Tanputraman (SMAK 1
Penabur Jakarta), Azziz Adi Suyono (SMAN 1 Cila-
cap) dan Made Surya Adhiwirawan (SMAN 4 Denpa-
sar).
Honorable Mention
diberikan kepada mereka
yang berhasil meraih nilai separuh dari rata-rata ti-
ga nilai peserta teratas.
Peringkat pertama secara perorangan diraih oleh
He Ji dari China dengan 42,7 poin. Da lam kompetisi
ini, Indonesia berhasil meraih peringkat kedua per-
olehan jumlah medali emas terbanyak, di bawah
China.
Urutan negara dengan perolehan medali emas
terbaik dalam olimpiade fisika Asia ke 9 adalah Ti-
ongkok 8 emas, Indonesia 3 emas, T aiwan 2 emas,
Vietnam 2 emas, Thailand 1 emas dan Singapore 1
emas.
UJI KOMPETENSI DASAR
Ilmu Pengetahuan Sosial 3 untuk SMP/MTs Kelas IX
276
Black PB
Cyan PB
Olimpiade Fisika Asia (APhO) adalah pertanding-
an mata pelajaran fisika untuk pelajar terbaik Asia.
Dalam olimpiade fisika ini tiap peserta diminta untuk
mengerjakan 3 soal teori da n 1 soal eksperimen da-
lam waktu masing- masing 5 jam. Soal-soal banyak
diambil dari hasil riset para fisikawan dari berbagai
negara.
Tim ini selama 6 bulan dibina secara intensif oleh
tim pelatih yang dipimpin oleh
Dr. Hendra Kwee
(alumnus TOFI 1997 yang sekarang menjadi pelatih
tetap TOFI),
Dr. Sastra Kusuma Wijaya
,
Dr. (kandidat)
Edi Gunanto
,
Yoseph Subono
dan almarhum
Dr.
Rachmat Widodo Adi
yang mendadak wafat pada
tanggal 13 April 2008.
Sedianya Dr. Rachmat Widodo Adi bersama de-
ngan Dr. Hendra Kwee bertindak sebagai
Leader
tim
A ke APhO 9. Sebagai penggantinya, adalah Dr. Sas-
tra Kusuma Wijaya. Adapun
Leader
Tim B adalah Edi
Gunanto dan Yudistira Virgus (alumnus TOFI peraih
medali emas IPhO XXXV 2004, Pohang-Korea
Selatan).
Jumlah negara peserta APhO ke-9 mencapai 18
negara (Tajikistan, Taiwan, Kyrgyzstan, China, Thai-
land, Kazakhstan, Vietnam, Cambodia, Singapore,
Hongkong, Indonesia, Macau, India, Sri Lanka, Azer-
baijan, Israel, Turkmenistan dan Mongolia) y ang
mencakup 136 siswa peserta. Ada 2 negara yang
mengirimkan 2 tim, yaitu Indonesia dan Mongolia.
Upacara penutupan di APhO telah diselenggara-
kan Minggu sore waktu setempat, dan rombongan
akan tiba kembali di tanah air hari Senin 28 April,
jam 23.30, dengan pesawat GA 835 dari Singapore.
Setelah kepulangan TOFI ke tanah air, para siswa
akan menjalani pembinaan kembali khusus pada 5
siswa peraih medal i untuk dipersiapkan keikutser-
taannya dalam Olimpiade Fisika Dunia (IPhO) yang
ke 39, yang akan diselenggarakan pada tanggal 20-
29 Juli 2008, di Hanoi, Vietnam, dan hingga hari ini
sudah terdaftar 83 negara yang akan ikut serta.
Sumber:
http://www.tofi.or.id/
?mod=news&read=116Diunduh pada tanggal
29
April 2008 pukul 13.01 WIB
Menjawab Pertanyaan
1. Bercerita tentang apakah artikel di atas?
2. Berita di atas termuat di internet hanya se-
lang beberapa saat sesudah peristiwa itu
berlangsung. Jelaskan pendapatmu menge-
nai hal itu!
3. Aspek globalisasi apa sajakah yang kamu te-
mui pada berita di atas! Jelaskan mengguna-
kan teori-teori yang sudah kamu pelajari!
4. Bagaimana posisi Indonesia pada artikel di
atas? Berikan pendapatmu!
5. Apa yang kamu pelajari dari artikel di atas!
V. Refleksi
Globalisasi memang sedang terjadi dalam hidup
kita. Sejauh mana kamu memahami globalisasi?
Apakah hidup yang kamu jalani saat ini juga
ikut dipengaruhi globalisasi? Bagaimana siasat
kamu dalam menghadapi globalisasi? Apakah
kamu mengikuti saja globalisasi? Atau, kamu
perlu mempelajari terlebih dahulu dampak-
dampak globalisasi baru memutuskan meng-
ikuti atau menolak?
Bagaimana dengan teman-temanmu? Apakah
kamu semua mengikuti tren-tren mode, film,
buku-buku, lagu, makanan, dan sebagainya dari
luar negeri? Sejauh mana tren-tren itu memban-
tu kamu berkembang ke arah yang positif?
Bab 7 Perubahan Pemerintahan dan Kerja Sama Internasional
277
Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi sua-
tu negara sangat didukung oleh meluasnya perda-
gangan, baik yang bersifat regional maupun interna-
sional. Neg
ara-negara yang terlibat dalam kerja sa-
ma tersebut akan terbantu memecahkan persoal-
an-persoalan ekonomi yang dihadapi. Di samping
itu, negara-negara yang masih dalam tahap per-
kembangan dapat belajar atau melakukan alih tek-
nologi dari negara-negara maju demi memajukan
negaranya.
Semua negara di dunia ini tidak dapat berdiri
sendiri tanpa kerja sama dengan negara lain, karena
dikondisikan oleh adanya saling ketergantu ngan,
sesuai dengan kebutuhan masing-masing negara.
Kerja sama ekonomi antarnegara merupakan salah
satu bentuk kerja sama yang ada di dunia.
Sama seperti manusia yang tidak dapat hidup
sendiri, melainkan hidup berkelompok, demikian
pula negara. Negara juga selalu berusaha untuk
memenuhi kebutuhan rumah tangganya, salah
satunya dengan melakukan hubungan dan kerja
sama dengan negara lain.
7.4.1 Kerja Sama
Negara yang ingin mencapai kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat pada dasarnya tidak hanya
mengutamakan kerja sama ekonomi antarnegara.
Tetapi perlu dilakukan kerja sama di bidang lain,
seperti bidang sosial, politik, budaya, teknologi, il-
mu pengetahuan, dan tenaga ahli. K erja sama itu
perlu dilakukan, karena setiap negara mempunyai
perbedaan di bidang-bidang tersebut.
Misalnya, Singapura memperoleh hasil perta-
nian dari negara lain. Sebaliknya, negara tersebut
menyediakan jasa pariwisata bagi warga asing
yang hendak berpesiar. Indonesia meny ediakan
bahan baku alam, dan bekerja sama dengan bebe-
rapa negara industri untuk mengolah bahan baku
tersebut. Perbedaan tersebut menjadi pendorong
kerja sama antarnegara.
Pendek kata, setiap negara di dunia berusaha
memakmurkan rakyat. Untuk memakmurkan
rakyatnya ternyata tidak cukup hanya dari sumber-
sumber alam dan teknologi yang ada di dalam negeri.
Oleh sebab itu, suatu negara berusaha untuk mela-
kukan hubungan kerja sama dengan negara lain.
Suatu negara bisa saja dianggap istimewa bagi
negara yang lain karena perbedaan-perbedaan se-
perti:
letak geografis;
iklim dan keadaan tanah;
kekayaan sumber daya alam;
tingkat kemajuan ilmu pengetahuan dan tek-
nologi;
ekonomi, sosial, dan budaya;
K
egiatan perekonomian suatu negara tidak
hanya meliputi arus perdagangan dan jasa
dalam batas wilayah negara saja, tetapi juga
arus barang dan jasa yang melampaui batas negara.
Dengan kata lain, tidak ada satu negara pun yang
mampu memenuhi semua kebutuhannya dan tidak
tergantung kepada negara lain.
Dewasa ini, perkembangan yang terjadi dalam per-
ekonomian dunia berlangsung semakin cepat dan
sulit diperkirakan, sejalan dengan semakin lajunya
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam
lingkup paling luas, kerja sama antarmanusia men-
cakup pengertian kerja sama antarnegara. Adanya
kerja sama ekonomi antarnegara membawa dampak
yang luas, karena masing-masing negara yang meng-
adakan kerja sama menandatangani perjanjian-
perjanjian kerja sama e konomi antarnegara.
Diskusikanlah dalam sebuah kelompok kecil!
1. Apa yang kamu ketahui tentang pengertian kerja
sama ekonomi internasional?
2. Sebutkan bentuk-bentuk kerja sama ekonomi yang
kamu ketahui!
Ilmu Pengetahuan Sosial 3 untuk SMP/MTs Kelas IX
278
sistem produksi, distribusi, dan konsumsi;
sistem politik dan masih banyak lagi.
Pertukaran produksi, tenaga ahli dan pertukar-
an lainnya terjadi antara suatu negara dengan ne-
gara lainnya. Kekurangan suatu negara dipenuhi
oleh negara yang telah
surplus
. Kelebihan produksi
suatu negara dikirim ke negara lain yang minus
atau berkekurangan. Semua perbedaan itu menjadi
pendorong yang kuat ke arah terbentuknya kerja
sama antarnegara.
Secara garis besar, bentuk kerja sama itu dapat
dibedakan sebagai berikut.
Menurut daerah dan wilayah geografis, misal-
nya kerja sama antarnegara Asia, Eropa, Ame-
rika Latin dan kerja sama regional lainnya.
Menurut tujuan dan sifat usaha, banyak terben-
tuk organisasi seperti kerja sama antarnegara
di bidang usaha dan kepentingan tertentu. Mi-
salnya, kerja sama di bidang sumber daya
alam, produksi, kesehatan, keuangan, investasi,
tenaga kerja, pembangunan daerah, olahraga,
keamanan dan pertahanan, dan bidang usaha-
usaha lainnya.
Eropa, Amerika, Afrika, dalam bidang perdagang-
an, kebudayaan, politik, sosial, dan lain-lain. Ba-
nyak pula negara menjalin kerja sama berdasarkan
wilayah atau daerah yang secara geografis berte-
tangga.
Hubungan yang demikian lazim disebut kerja
sama regional. Mi
salnya, kerja sama negara-negara
di kawasan Asia Tenggara: ASEAN
(Association of
South East Asian Nations)
, MEE (Masyarakat Ekonomi
Eropa) atau EEC
(European Economic Community)
, APEC
(Asia Pacific Economic Cooperation
= kerja sama ekonomi
negara-negara Asia Pasifik), AFTA
(Asean Free Trade
Area)
atau kawasan perdagangan bebas negara-
negara ASEAN dan NAFTA
(North American Free Trade
Area)
atau kawasan perdagangan bebas negara-
negara Amerika Utara. Pada umumnya kerja sama
itu diwujudkan dalam bentuk-bentuk perjanjian
kerja sama yang harus ditaati dan dihormati serta
dilaksanakan oleh negara-negara yang terikat dalam
perjanjian itu. Jadi kerja sama antarnegara ialah
hubungan suatu negara dengan negara lain dalam
berbagai bidang kegiatan dan usaha yang bertujuan
untuk mencapai kepentingan dan keuntungan ber-
sama. Kerja sama antarnegara yang berkaitan de-
ngan kegiatan ekonomi disebut kerja sama ekonomi.
Sampai di sini, apakah kamu sudah memahami
apa yang dimaksud dengan kerja sama antarnegara
di bidang ekonomi? Coba sebutkan contoh kerja
sama bilateral yang pernah kamu baca atau dengar
dari media massa. Demikian pula dengan kerja sama
multilateral.
7.4.2 Fungsi dan Tujuan
Kerja sama Ekonomi
Internasional
Fungsi dari berbagai macam bentuk kerja sama
ekonomi internasional adalah sebagai berikut.
Menyebarluaskan hasil produksi suatu negara
ke negara lain.
Memperoleh hasil produksi yang tidak dapat
diproduksi di dalam negeri.
Terjadi semacam spesialisasi produksi, misal-
nya negeri Belanda memproduksi keju, Perancis
memproduksi anggur dan sebagainya.
Terjalin persahabatan dan saling membantu
di antara bangsa-bangsa di dunia.
Negara yang menghasilkan suatu produk dina-
makan
negara produsen
. Sementara itu, negara yang
memanfaatkan hasil produk suatu negara dinama-
kan
negara konsumen
. Negara yang memberikan ban-
tuan dinamakan
negara donor
sedangkan negara
yang menerima bantuan dinamakan
negara akseptor
.
Kerja sama antarnegara yang terbesar diwu-
judkan dalam bentuk organisasi atau Perserikatan
Gambar 7.4.1
Wakil Presiden Yusuf Kalla bertemu dengan perdana
menteri Yasuo Fukuda di Tokyo, Jepang. Pertemuan ini
antara lain membicarakan tentang penanaman
investasi Jepang di Indonesia.
Sumber:
Harian Kompas 29 Februari 2008
Usaha kerja sama antarnegara itu diwujudkan
dalam bentuk organisasi menurut wilayah, tujuan
serta lapangan usaha. Selain melalui bentuk organ-
isasi, kerja sama antarnegara itu dilakukan pula
secara langsung dengan suatu negara atau dengan
beberapa negara lain di dunia. Jika satu negara
menjalin kerja sama dengan negara lain, hubungan
kerja sama itu disebut
kerja sama bilateral
. Jika me-
nyangkut banyak negara disebut
kerja sama multila-
teral
.
Kerja sama bilateral itu dapat berupa perjanjian
kerja sama dalam bidang ekonomi, perdagangan,
keuangan, teknologi, kebudayaan, tenaga ahli, dan
lain-lain.
Hubungan kerja sama yang dilakukan
oleh suatu negara dengan berbagai negara di Asia,
Bab 7 Perubahan Pemerintahan dan Kerja Sama Internasional
279
Bangsa-Bangsa yaitu
United Nations Organization
(UNO). Organisasi PBB lahir tanggal 24 Oktober
1945, yang ditandai dengan penandatanganan pia-
gam PBB
(United Nations Charter)
di San Fransisco.
Tujuan PBB adalah me
melihara perdamaian dan
keamanan, mempererat pertalian dan persahabatan
antarbangsa, mencapai kerja sama untuk kemak -
muran dan kesejahteraan sosial, mempertinggi ke-
budayaan umat manusia, menyempurnakan peng-
hargaan hak-hak asasi kemanusiaan. Sehubungan
dengan tujuan-tujuan tersebut maka dalam organi-
sasi PBB dibentuk badan-badan kerja sama di ber -
bagai bidang tertentu. Salah satu di antara badan
tersebut adalah Dewan Ekonomi dan Sosial (DES).
Dalam DES itu terdapat
Specialized Agencies
, yaitu
badan khusus yang perwakilannya ada di tiap-tiap
negara anggota PBB. Khusus untuk mencapai tuju-
an kerja sama ekonomi antarnegara, maka dalam
DES dibentuk badan-badan kerja sama ekonomi.
Tujuan kerja sama ekonomi internasional ada-
lah sebagai berikut.
Mengentaskan bangsa-bangsa di dunia dari ke-
miskinan, kelaparan, dan keterbelakangan pen-
didikan.
Memajukan perekonomian dan perdagangan
dunia.
Memajukan pembangunan negara-negara ber-
kembang.
Meningkatkan pendapatan negara (devisa).
Menjalin persahabatan antarbangsa di dunia.
Turut serta dalam menjaga perdamaian dan
ketertiban dunia.
Mengatur pemasaran komoditi di berbagai ne-
gara di dunia.
Mencegah berbagai peraturan yang mengham-
bat perdagangan antarnegara.
Memperluas perdagangan antarnegara.
Mewujudkan sistem pembayaran multilateral.
Menciptakan kestabilan ekonomi dan memaju-
kan perekonomian antarnegara.
7.4.3 Bentuk-bentuk
Kerja sama Ekonomi
Internasional
Hubungan kerja sama ekonomi antarnegara
dapat dilakukan dengan cara mengadakan perjan-
jian kerja sama yang meliputi hal-hal berikut.
Kerja sama bilateral, yaitu bentuk kerja sama
yang dilakukan oleh dua negara yang tujuan-
nya saling menguntungkan kedua belah pihak,
misalnya kerja sama ekonomi antara Indone-
sia dengan Jepang. Ini berarti kerja sama terse-
but hanya melibatkan dua negara saja.
Kerja sama regional, yaitu bentuk kerja sama
yang dilakukan oleh beberapa negara dalam
satu region (kawasan), misalnya ASEAN, AFTA,
NAFTA, MEE sekarang menjadi Uni Eropa, Be-
nelux, dan Colombo Plan.
Kerja sama multilateral, yaitu bentuk kerja sa-
ma yang tidak dibatasi oleh suatu kawasan ter-
tentu. Kerja sama multilateral ini ada yang di
bawah naungan PBB dan ada yang tidak di ba-
wah naungan PBB. Kerja sama dalam bidang
ekonomi sosial di bawah naungan PBB adalah
Economic and Social Council
(ECOSOC) atau dewan
ekonomi dan sosial (DES).
Kerja sama menurut tujuan dan lapangan usa-
ha, yaitu bentuk kerja sama yang dibentuk ber-
dasarkan tujuan yang sama dan lapangan usa-
ha yang sama, misalnya OPEC, CIPEC, ANRPC,
ITC, ACC, dan ADB.
7.4.4 Bidang-bidang Kerja
Sama
Kerja sama ekonomi tersebut mencakup berba-
gai bidang berikut.
Kerja sama produsen (negara produsen).
Kerja sama ini dilakukan oleh negara-negara
produsen, yang antara lain secara bersama-sa-
ma mengeluarkan kebijakan, misalnya menen-
tukan jumlah produk yang harus dihasilkan
dan menentukan harga pasar . Contoh bentuk
kerja sama negara produsen, yaitu OPEC, APEC,
dan IBA.
Kerja sama keuangan.
Kerja sama ini bertujuan untuk saling memban-
tu dalam bidang keuangan, baik untuk pem-
biayaan pembangunan maupun pembiayaan
ekspor impor. Contoh lembaga kerja tersebut
adalah IMF dan IBRD.
Kerja sama perdagangan dan tarif.
Kerja sama ini mengatur tarif dan ketentuan
dalam perdagangan. Contoh bentuk kerja sama
ini adalah GATT, ITO, dan APEC.
Gambar 7.4.2
Hubungan Indonesia dan Filipina terjalin baik, hal ini
tampak dari berbagai kerjasama yang diikuti bersama.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan Presiden
Filipina Gloria Macapagal Arroyo dalam pembukaan Asean
Summit.
Sumber:
Harian Kompas, 13 Januari 2007
Ilmu Pengetahuan Sosial 3 untuk SMP/MTs Kelas IX
280
Pasar bersama.
Dalam kerja sama pasar bersama, anggota be-
bas melakukan pemindahan faktor produksi dan
hasil produksi dengan mengurangi hambatan
seminimal mungkin. Misalnya MEE.
Kerja sama perburuhan.
Dalam kerja sama ini diatur mengenai hak dan
kewajiban buruh. Misalnya, ILO.
Mengembangkan kebijakan industri regional
untuk menasionalisasi dan mengonsentrasikan
perusahaan lokal. Tujuannya agar menjadi pri-
madona bagi suatu kawasan, seperti tekstil,
atau agroindustri.
Berbagai upaya kerja sama regional tersebut
telah mampu menyelesaikan masalah atau kendala
yang ada, antara lain sebagai berikut.
Konflik regional dan persaingan ekonomi.
Persaingan dalam menarik investor asing.
Tiap negara anggota mengutamakan kepen-
tingan nasionalnya.
Regionalisasi perdagangan terbentuk dengan
tujuan untuk:
meningkatkan skala usaha di tingkat regional
wilayah blok;
menghilangkan berbagai hambatan perda-
gangan sesama anggota di bidang tarif dan non-
tarif, kebebasan lalu lintas barang, jasa, modal,
dan tenaga kerja; serta
meningkatkan persaingan di dalam wilayah
blok untuk memperkuat persaingan di luar blok.
Beberapa contoh kerja sama ekonomi regional,
antara lain: ASEAN, APEC, NAFTA, PTE, AFTA, MEE,
COMECON, SAARC, APO, SPF.
a.
Association of South East Asian Nations
(ASEAN)
ASEAN adalah perhimpunan bangsa-bangsa
di kawasan Asia Tenggara. ASEAN didirikan pada
tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok. Pada awalnya,
anggota ASEAN terdiri dari lima negara, yaitu In-
donesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Singa-
pura. Dalam perkembangan sejarahnya, ASEAN
tidak hanya berkembang secara kualitatif, tetapi
anggotanya juga bertambah. Pada tanggal 7 Janua-
ri 1984 Brunei Darussalam menggabungkan diri
menjadi anggota ASEAN yang ke-6. Vietnam men-
jadi anggota ASEAN yang ke-7 pada bulan Juli 1995.
Sedangkan Laos, Kamboja, dan Myanmar juga te-
lah menjadi anggota ASEAN berikutnya.
Gambar 7.4.4
Gedung sekretariat ASEAN di Jakarta.
sumber:
Dokumen GPM
7.4.5 Kerja sama Ekonomi
Regional dan
Internasional
Dewasa ini terdapat fenomena yang menunjuk-
kan kecenderungan berlangsungnya proses regi-
onalisasi ekonomi dunia, ketika sekelompok negara
di suatu wilayah geografis bertemu untuk menco-
ba meningkatkan ekonominya melalui kerja sama
dan aliansi ekonomi yang erat antaranggotanya.
Para pengamat dan paka r ekonomi mengan ggap
regionalisasi ekonomi sebagai salah satu alternatif
strategi pembangunan, khususnya pembangunan
di bidang ekonomi.
A. Kerja sama ekonomi regional
Kerja sama ekonomi regional adalah kerja sama
ekonomi antara beberapa negara dalam satu regi-
on (kawasan). Bentuk kerja sama ini diwujudkan
dengan penetapan kebijakan-kebijakan berikut.
Pembentukan suatu kawasan perdagangan be-
bas dengan meniadakan tarif bea masuk terha-
dap barang yang berasal dari sesama negara
anggota untuk meningkatkan skala pasar in-
ternasional dan melakukan proteksi terhadap
pengusaha domestik dalam menghadapi persa-
ingan dari luar kawasan.
Penetapan peraturan dan perjanjian penanaman
modal untuk memperkuat posisi tawar-mena-
war negara anggota dalam menghadapi negara
yang lebih maju.
Gambar 7.4.3
International Labour Organization
(ILO) berupaya
agar hak-hak buruh selalu dipenuhi. Buruh kerap dibayar
terlalu murah untuk menekan harga produksi.
sumber:
www.tempo-interaktif.com
Bab 7 Perubahan Pemerintahan dan Kerja Sama Internasional
281
Tujuan ASEAN adalah menyelenggarakan ker-
ja sama di bidang ekonomi, sosial, dan kebudayaan
yang meliputi hal-hal berikut.
Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemaju-
an sosial, dan perkembangan kebudayaan di
kawasan Asia Tenggara.
Meningkatkan perdamaian dan stabilitas kea-
manan di Asia Tenggara.
Meningkatkan kerja sama dan saling memban-
tu untuk kepentingan bersama dalam bidang
sosial, ekonomi, kebudayaan, administrasi, dan
IPTEK.
Menyelenggarakan usaha-usaha yang efektif
untuk mencapai hasil yang lebih baik dalam
industri pertanian.
Mendirikan industri dan memperluas perda-
gangan, termasuk perdagangan internasional.
Memelihara kerja sama dengan organisasi regi-
onal dan internasional lainnya.
Menyediakan bantuan fasilitas untuk latihan
dan penelitian bagi negara anggota ASEAN.
Mengadakan pembahasan bersama mengenai
permasalahan yang terjadi di kawasan Asia
Tenggara pada khususnya dan Asia pada umum-
nya.
b.
North America Free Trade Area
(NAFTA)
Kawasan Perdagangan Bebas Amerika Utara
(NAFTA) dibentuk pada tanggal 12 Agustus 1992.
Negara yang menjadi anggota NAFT A adalah
Kanada, Meksiko, dan Amerika Serikat. Negara-
negara tersebut sepakat untuk membentuk kawas-
an perdagangan bebas bersama. Namun NAFT A
mulai aktif pada tahun 1994.
Apakah tujuan pembentukan NAFTA? Tujuan
pembentukan NAFTA, antara lain sebagai berikut.
Mengatur impor dan produksi sesama anggo-
ta.
Meningkatkan kegiatan ekonomi di antara ne-
gara anggota.
Melindungi konsumen dengan mengutamakan
aspek keselamatan, kesehatan, dan keserasian
lingkungan hidup.
Menetapkan standar produk atas barang-barang
yang diperdagangkan.
c.
Asean Free Trade Area
(AFTA)
Adalah kesepakatan perdagangan bebas antara
negara-negara yang tergabung dalam ASEAN. Ka-
wasan Perdagangan Bebas ASEAN (AFTA) untuk
pertama kalinya dicetuskan dalam KTT ASEAN ke-
4 di Singapura pada tanggal 27-28 Januari 1992.
AFTA secara resmi dimulai pada tanggal 1 Januari
1993. AFTA beranggotakan tujuh negara anggota
ASEAN. Dengan AFTA diharapkan negara anggota
lebih meningkatkan penghasilan ekspor masing-
masing anggota; mengingkatkan investasi dalam
kegiatan produksi dan jasa antaranggota. S
elain itu,
negara anggota AFTA diharapkan dapat meningkat-
kan investasi dari negara bukan anggota.
Apa tujuan pembentukan AFTA? Tujuan AFTA
adalah sebagai berikut.
Meningkatkan perdagangan dan spesialisasi di
lingkungan ASEAN.
Meningkatkan investasi dalam kegiatan pro-
duksi dan jasa antaranggota ASEAN.
Meningkatkan investasi dari luar negara ang-
gota ASEAN.
Meningkatkan jumlah ekspor negara-negara
anggota ASEAN.
Pada pertemuan para menteri ekonomi ASEAN
yang ke-26 di Chiang Mai, Thailand, bulan Septem-
ber 1994 telah disepakati tiga hal y ang mendasar,
yakni sebagai berikut.
Seluruh negara anggota ASEAN sepakat bahwa
perdagangan bebas (AFTA) dipercepat pelaksa-
naannya dari semula tahun 2010 menjadi tahun
2003.
Jumlah produk yang masuk dalam daftar AFTA
(
Inclusion List
, IL) ditambah dan semua produk
yang masuk
Temporary Exclusion List
(TEL) secara
bertahap akan masuk dalam IL. Dengan demi-
kian, semua produk TEL diharapkan masuk IL
pada 1 Januari 2000.
Memasukkan semua produk pertanian yang be-
lum diproses ke dalam skema CEPT
(Common Ef-
fective Preferential Tariff)
yang dibagi dalam 3 ke-
lompok:
5
Immediate Inclusion List
(daftar produk) yang
segera masuk dalam
Inclusion List
mulai ber-
laku 1 Januari 1996 sehingga tarifnya 0-5%
pada tahun 3003.
5
Temporary Exclusion List
akan masuk dalam
Inclusion List
pada tahun 2003.
5
Produk-produk sensitif
(Sensitive List)
yang
mendapat perlakuan khusus di luar skema
CEPT.
d.
Asia Pasific Economic Cooperation
(APEC)
Pada bulan Januari 1989
Bob Hawke
, Perdana
Menteri Australia mengusulkan agar di kawasan
Asia Pasifik dibentuk suatu lembaga konsultatif.
Usulan tersebut mendapat tanggapan positif dari
negara-negara di kawasan Asia Pasifik. Maka, pada
bulan November 1989 para menteri luar negeri dari
negara-negara di kawasan Asia Pasifik mengada-
kan pertemuan di Canberra, Australia. Pada perte-
muan tersebut terwujud usulan Bob Hawke, yaitu
terbentuknya Forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pa-
sifik (APEC).
Ilmu Pengetahuan Sosial 3 untuk SMP/MTs Kelas IX
282
Pada tanggal 18 November 1994, Indonesia per-
nah menjadi tuan rumah Konferensi APEC II di Bo-
gor yang melahirkan Deklarasi Bogor. Yang berisi
antara lain tentang perdagangan bebas, yang akan
dimulai oleh negara-negara maju pada tahun 2010,
dan bagi negara-negara sedang berkembang tahun
2020. Setelah itu bulan November 1995 diadakan
pertemuan APEC di Jepang untuk membicarakan
tindak lanjut Deklarasi Bogor tersebut.
Tujuan pembentukan MEE saat itu adalah un-
tuk mendirikan daerah perdagangan bebas antar-
negara Eropa. Tujuan lainnya adalah menghilang-
kan pembatasan perdagangan di antara negara-
negara Eropa; serta meningkatkan produksi dan
pemasaran barang.
Pasar Tunggal Eropa yang berjalan sukses ini
segera diikuti dengan pembentukan Uni Eropa pa-
da tahun yang sama, dengan 12 negara anggota.
Pada tahun 2002, UE mengeluarkan mata uang
tunggal Uni Eropa, yakni
Euro
yang digunakan ber-
sama oleh negara-negara Uni Eropa. Saat ini jum-
lah anggota UE mencapai 27 negara, yakni Aus-
tria, Belgia, Bulgaria, Cyprus, Ceko, Denmark, Es-
tonia, Fin-landia, Perancis, Jerman, Yunani, Hunga-
ria, Irlandia, Italia, Latvia, Lithuania, Luksemburg,
Malta, Belanda, Polandia, Portugal, Malta, Polandia,
Portugal, Rumania, Slovakia, Slovenia, Spanyol,
Swedia, dan Kerajaan Inggris. Misi UE pun tidak
hanya sebatas kerja sama ekonomi lagi, namun
berkembang sebagai berikut ini.
menjaga perdamaian, kesejahteraan dan sta-
bilitas bagi warga negara anggota;
pemersatu bagi negara-negara benua Eropa;
memastikan keselamatan hidup warganya;
menjaga keseimbangan antara pembangunan
ekonomi dan sosial;
menghadapi tantangan globalisasi dan menja-
ga keberagaman masyarakat Eropa;
menjaga nilai-nilai masyarakat Eropa semacam
pembangunan terpadu, kepedulian lingkung-
an, HAM, dan masyarakat sosial ekonomi.
g.
European Free Trade Area
(EFTA)
Organisasi ini didirikan tahun 1959 sebagai lem-
baga kerja sama ekonomi antarnegara yang tidak
termasuk MEE. Negara-negara yang menjadi ang -
gota EFTA adalah Swiss, Denmark, Austria, Swedia,
Inggris, Norwegia, dan Portugal. Saat
ini, negara-
negara tersebut sudah bergabung bersama dalam
Uni Eropa.
h.
East European Council for Mutual Eco-
nomic Assistance
(COMECON)
COMECON merupakan lembaga kerja sama
ekonomi antara negara-negara komunis. Negara-
negara anggota COMECON antara lain Rusia, Jer-
man Timur, Cekoslovakia, Bulgaria, Rumania, Ho-
ngaria, dan Polandia. Namun sejak tahun 1991 di-
bubarkan. Negara-negara tersebut pun bergabung
bersama dalam UE.
i.
South Asian Associaton for Regional
Cooperation
(SAARC)
SAARC/Asosiasi Asia Selatan merupakan kerja
sama untuk regional yang berdiri pada tanggal 8
Gambar 7.4.5
Presiden Soeharto bertindak sebagai pemimpin sidang
dalam KTT APEC II di Bogor pada 18 November 1994.
sumber:
Majalah Tempo, November 1994
Secara historis terbentuknya Forum APEC lebih
dilihat sebagai upaya untuk mengatasi kebuntuan
yang melanda perundingan-perundingan Perjanjian
Umum tentang Tarif dan Perdagangan (GATT) atau
Putaran Uruguay, di Jenewa, Swiss. APEC menca-
kup negara-negara di tiga belahan benua, yakni nega-
ra-negara ASEAN, Amerika Serikat, Kanada, Austra-
lia, Selandia Baru, Meksiko, Papua Nugini, Korea
Selatan, Jepang, China, Hongkong, Taiwan, dan Cile.
APEC bertujuan meningkatkan kerja sama eko-
nomi yang saling menguntungkan di antara para
anggotanya dan masyarakat lainnya. Berbagai visi
dan aksi telah dituangkan dalam pertemuan-perte-
muan rutin setiap tahun. Forum ini diminati oleh
negara atau kelompok di kawasan Asia Pasifik.
e.
European Union
(Uni Eropa)
Uni Eropa terbentuk pada tahun 1993 melalui
Treaty of Maastricht
. Kerja sama regional yang me-
nyatukan Eropa ini bermula dari kerja sama antar-
negara penghasil batu bara dan baja di Eropa pada
tahun 1951.
Pada tahun 1967, kerja sama tadi berkembang
menjadi
Masyarakat Ekonomi Eropa
(MEE) yang terdiri
atas enam anggota. Hubungan ini berlanjut hingga
tahun 1993, di mana dibentuk Pasar Tunggal Eropa
atau
European Single Market.
Sasaran akhir Pasar Tunggal Eropa yaitu terca-
painya lalu lintas bebas barang, jasa, modal, dan
tenaga kerja atau sering disebut
“Empat Kebebasan
Eropa”
. Sasaran tersebut dicapai dengan menghapus
tiga rangkaian hambatan, yaitu
hambatan fisik, teknis
,
dan
fiskal
. Pasar Tunggal Eropa dimulai pada tanggal
1 Januari 1993.
Bab 7 Perubahan Pemerintahan dan Kerja Sama Internasional
283
Desember 1985. Anggotanya antara lain: India, Pa-
kistan, Srilanka, Maldives, Bangladesh, dan Butan.
j.
Asian Production Organization
(APO)
Organisasi ini sangat penting artinya untuk usa-
ha pengelolaan produksi di Asia. Tujuannya adalah
untuk meningkatkan produktivitas negara-negara
Asia. Anggotanya adalah: Jepang, Singapura, Indo-
nesia, Hongkong, dan Pakistan.
k.
South Pasific Forum
(SPF)
SPF berdiri
tahun 1971 dengan sas
aran utama
mempromosikan perdagangan, pendidikan, komuni-
kasi, turisme, dan berbagai masalah politik umum.
B. Kerja sama internasional
Lembaga kerja sama internasional di bawah
naungan PBB, antara lain sebagai berikut.
a.
Economic and Social Council
(ECOSOC)
Dewan ekonomi dan sosial merupakan badan
PBB yang khusus memperhatikan masalah-masa-
lah perekonomian.
Tujuan ECOSOC (Dewan Ekonomi dan Sosial)
yaitu:
mempertinggi tingkat kehidupan;
mengembangkan ekonomi, sosial, dan pendi-
dikan;
menyelesaikan masalah-masalah internasio-
nal dalam bidang ekonomi, sosial, dan kesehat-
an;
meningkatkan kerja sama internasional dalam
bidang pendidikan dan kebudayaan.
Apa tugas Dewan Ekonomi dan Sosial? Tugas
Dewan Ekonomi dan Sosial adalah:
menjadi pelopor penelitian di bidang ekonomi
dan sosial;
melaksanakan kegiatan ekonomi dan sosial;
dan
menyelenggarakan konferensi-konferensi ten-
tang masalah ekonomi, kebudayaan, sosial, dan
lain-lain.
Untuk membantu dan memperlancar pekerja-
an ECOSOC, Dewan ECOSOC membentuk bebera-
pa komisi, yaitu: ECE
(Economic Commission for Eu-
rope),
ECLA
(Economic Commission for Latin America),
ESCAP
(Economic and Social Commission for Asia and
The Pasific),
ECA
(Economic Commission for Africa).
b.
International Monetary Fund
(IMF)
IMF didirikan pada tanggal 27 September 1945
sesudah Konferensi Bretton Woods di USA. Sebagai
badan organisasi keuangan internasional, badan
ini telah banyak memberi bantuan keuangan kepa-
da negara-negara sedang berkembang. T ugasnya
melancarkan kembali tata pembayaran interna-
sional yang kacau akibat Perang Dunia II.
Negara-negara yang membutuhkannya diban-
tu dengan devisa yang bersangkutan. Indonesia
menjadi anggota IMF tahun 1954. Pada tahun 1963,
Indonesia keluar dari ikatan tersebut karena meng-
undurkan diri sebagai anggota PBB. Tahun 1966,
Indonesia masuk kembali sebagai anggota IMF.
IMF memiliki tujuan-tujuan berikut.
memperluas kerja sama dalam lapangan eko-
nomi keuangan (moneter);
menunjang tercapainya tingkat kesempatan
kerja dan tingkat pendapatan riil yang tinggi
dengan cara memanfaatkan sumber-sumber
produksi yang ada;
membina kearah tercapainya stabilitas (keman-
tapan) kurs dan mempertahankan kurs yang
teratur di antara negara-negara anggotanya;
membina ke arah terwujudnya sistem pemba-
yaran multilateral dan menghindarkan pem-
batasan penukaran uang asing;
membantu negara anggota yang mengalami
ketidakseimbangan struktur neraca pembayar-
an; dan
memperlancar lalu lintas pembayaran interna-
sional.
c. Badan-badan khusus PBB
Berikut ini badan-badan khusus PBB yang me-
nangani masalah sosial ekonomi.
1.
United Nations Educational Scientific
and Cultural Organization (UNESCO)
Badan ini adalah organisasi PBB dalam hal pen-
didikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
UNESCO didirikan tanggal 4 November 1946 dan
berkedudukan di Paris. Tugas utamanya ad
alah
memajukan kerja sama antarbangsa di bidang pen-
didikan, pengetahuan, dan kebudayaan.
2.
International Labour Organization (ILO)
ILO berdiri tanggal 11 April 1919 di Genewa
tahun 1946. Tujuannya adalah memperjuangkan
keadilan sosial, perbaikan nasib buruh dan kelu-
arganya, serta stabilisasi di bidang sosial ekonomi.
ILO mengusulkan standar minimal internasional
untuk masalah upah buruh, usia kerja anak, jam
kerja maksimum, dan jaminan sosial.
3.
W
orld Health Organization (WHO)
WHO didirikan di Jenewa 7 April 1948. Tuju-
annya membantu memperbaiki dan meningkatkan
kesehatan, kesejahteraan ibu dan anak, keluarga
berencana, serta pemberantasan wabah penyakit.
4.
Food and Agriculture Organization (F
AO)
FAO didirikan pada tanggal 16 Oktober 1945 di
Roma. FAO bertujuan memajukan kualitas dan ku-
Ilmu Pengetahuan Sosial 3 untuk SMP/MTs Kelas IX
284
antitas produksi bahan makanan dan hasil perta-
nian di dunia; serta membantu produksi, distribusi,
dan modernisasi bidang pertanian, peternakan,
pengairan, penghijauan, dan pemupukan. FAO juga
menjadi perantara bantuan teknis dan mendorong
di bentuknya stok penyangga bagan makanan ter-
penting
(bufferstock)
untuk menghadapi bencana
alam dan menstabilkan harga hasil pertanian.
5.
United Nations International Childrens Fund
(UNICEF)
UNICEF berdiri tahun 1946 di New Y ork. Se-
belum tahun 1953 disebut
United Nations Childrens
Emergency Fund
. Tugasnya adalah memperhatikan
masalah kesehatan gizi anak, membantu usaha me-
majukan kesehatan rakyat, penyediaan air minum
bersih, pembangunan masyarakat desa dalam hal
kebersihan, pencegahan wabah penyakit, dan pen-
didikan dasar.
6.
United Nations Industrial Development Organi-
zation (UNIDO)
UNIDO didirikan di Wina, 24 Juli 1967. Tugas-
nya memajukan industri negara berkembang de-
ngan memberi bantuan teknis, program pelatihan,
penelitian, dan penyediaan informasi.
yang sedang membangun. Atau menyalurkan dana
dari negara kaya untuk pembangunan ekonomi
negara-negara berkembang dan negara-negara mis-
kin dengan tingkat bunga relatif rendah.
Sebagai anggota dan badan tersebut, Indone-
sia telah menerima kredit atau pinjaman dalam
rangka pembiayaan usaha-usaha pembangunan di
Indonesia. Untuk membangun perusahaan-perusa-
haan swasta di negara-negara anggota didirikan
International Finance Cooperation
(IFC) pada tahun
1956. Badan ini berdiri sendiri dengan modal sen-
diri, tetapi berhubungan erat dengan World Bank.
Tiap bantuan kredit yang diberikan kepada perusa-
haan swasta harus dija min oleh pemerintah dari
masing-masing negara tersebut.
Tugas-tugas IBRD meliputi hal-hal berikut.
Memberi bantuan untuk mengembangkan sifat
multilateral investasi internasional.
Memberi bantuan kredit dengan syarat lunak
dan suku bunga yang ringan.
Memberi bantuan untuk mempertahankan pin-
jaman internasional pada tingkat tinggi.
Memberi bantuan untuk mengembangkan per-
tumbuhan perniagaan yang stabil.
Memberi bantuan untuk perbaikan usaha da-
lam bidang pertanian, industri, jalan raya, dan
perhubungan bagi negara-negara di dunia.
Ikut serta dalam investasi swasta dengan cara
menanamkan modal sendiri atau modal yang
diperoleh dari hasil penjualan obligasi yang di-
terbitkan oleh IBRD.
Memperbaiki dan membangun daerah-daerah
yang mengalami kerusakan akibat perang.
Membantu pembangunan ekonomi negara-
negara anggota yang sedang berkembang de-
ngan memberikan fasilitas dan investasi untuk
tujuan produksi.
e.
General Agreement on T ariff and Trade
(GATT)
Badan ini didirikan pada bulan 30 Oktober ta-
hun 1947 di Jenewa (Swiss). Tujuan pendirian GATT
ialah untuk menghilangkan berbagai peraturan
negara, pengurangan tarif (bea) perdagangan inter-
nasional, khususnya tarif bea dan cukai yang tinggi
negara anggota yang menghambat perdagangan
internasional. Tata perdagangan internasional yang
berlaku sekarang berdasarkan GATT atau Perjanji-
an Umum tentang Tarif-tarif dan Perdagangan yang
pokok-pokoknya disepakati di Jenewa tahun 1947.
Pada mulanya anggota GATT hanya 23 negara tetapi
sekarang telah mencapai 115 negara.
Selain itu, GATT juga memberikan bahan-
bahan informasi tentang pasar barang-barang
Gambar 7.4.6
UNICEF mensponsori pemberian susu di sebuah sekolah di
Chad sebagai bagian dari program peningkatan gizi untuk
anak-anak di dunia ketiga.
sumber:
Encyclopedia Americana
d.
International Bank for Reconstruction
and Development
(IBRD)
Disebut juga
World Bank
atau Bank Dunia. IBRD
adalah Badan Internasional untuk Pembangunan
dan Kemajuan. Did
irikan pada tanggal 27 Desember
1945 dan berkedudukan di Washington DC. Dari
sejak berdirinya hingga sekarang telah berpuluh-
puluh miliar dolar dipinjamkan kepada berbagai
negara untuk membangun bermacam-macam pro-
yek dengan syarat-syarat ringan (dalam hal bunga
dan pembayaran kembali). Di samping itu, bantuan
teknik juga diberikan secara cuma-cuma. Jadi, tujuan
pokoknya ialah: memberi bantuan kredit jangka
panjang dan jangka pendek kepada negara-negara
Bab 7 Perubahan Pemerintahan dan Kerja Sama Internasional
285
ekspor, cara pemasaran, serta teknik memajukan
ekspor kepada negara-negara sedang berkembang.
Pada tahun 1964 GATT mendirikan
International Trade
Centre
untuk memberikan bahan-bahan informasi
kepada negara-negara yang sedang berkembang
mengenai pasaran barang-barang ekspor , pema-
sarannya, teknik-teknik untuk memajukan ekspor
serta melatih tenaga-tenaga untuk itu.
Dalam pertemuan di Marrokesh (Maroko) pada
tanggal 15 April 1994, disepakati bahwa GATT mu-
lai tanggal 1 Januari 1995 diubah menjadi WTO
(World Trade Organization)
. Pelaksanaan perdagangan
bebas dilakukan secara bertahap. Indonesia mem-
persiapkan diri selama 25 tahun, karena perda-
gangan bebas baru mulai berlaku tahun 2020.
Untuk mencapai tujuannya, GATT membuat
persetujuan yang dituangkan dalam tiga prinsip
GATT yaitu: prinsip resiprositas, prinsip
most fa-
voured nation
, dan prinsip transparansi.
a. Prinsip
resiprositas
(reciprocity)
yaitu perlaku-
an timbal balik saling menguntungkan yang
harus dilakukan oleh negara sesama anggota
GATT sebagai mitra dagang. Menurut asas ini,
jika suatu negara memberikan keringanan im-
por pada suatu negara anggota lain, sebagai
imbalan negara lain juga harus memberi keri-
nganan pada negara pertama tadi.
b. Prinsip
most favoured nation
yaitu negara se-
bagai anggota GATT tidak boleh mengistime-
wakan negara atau sekelompok negara tertentu.
Setiap fasilitas (terutama keringanan bea ma-
suk) yang diberikan suatu negara pada negara
anggota tertentu harus diberikan juga pada
suatu negara anggota GATT) lainnya (perlaku-
an yang sama untuk semua negara anggota).
c. Prinsip
transparansi
adalah perlakuan dan ke-
bijakan suatu negara harus diketahui oleh ne-
gara lain secara transparan.
f. World Trade Organization (WTO)
Organisasi Perdagangan Dunia atau WTO ber-
tugas menyelesaikan sengketa dagang di antara ne-
gara anggota. Untuk itu, WTO menyusun peraturan
dalam
Understanding on Rules and Procedures Govern-
ing the Settlement of Disputes
(DSU) yang diputuskan
di Montreal pada tahun 1988. DSU merupakan lan-
jutan dari sistem yang dibentuk dalam GATT tahun
1947. Bedanya, DSU dilengkapi semacam pengadil-
an banding bila satu negara anggota tidak setuju
dengan sanksi yang diberikan oleh WTO kepada-
nya. Dibentuk pula DSB
(Dispute Settlement Body)
,
yaitu badan khusus yang menangani sengketa da-
gang sejumlah komoditas yang persengketaannya
tidak dapat diselesaikan WTO, seperti komoditas
tekstil, hasil pertanian, dan pelanggaran hak inte-
lektual. Sengketa dagang atas komoditas tersebut
diselesaikan dengan peraturan tersendiri.
g.
International Finance Corporation
(IFC)
Lembaga ini didirikan pada tanggal 24 Juli 1956
di Washington, Amerika Serikat sebagai bagian dari
Bank Dunia. IFC bertugas membantu perusahaan-
perusahaan swasta (berupa pinjaman dan mem-
bantu menyalurkan investasi luar negeri ke negara-
negara berkembang) di negara-negara yang telah
menjadi anggota PBB atas jaminan pemerintahnya
masing-masing. Setiap negara yang menjadi ang-
gota IBRD dapat menjadi anggota IFC. Indonesia
telah menjadi anggota IFC dan keanggotaannya di-
sahkan melalui Undang-undang No. 26 tahun 1956.
IFC merupakan anak organisasi IBRD.
Tujuan IFC adalah membantu mengalirnya
pri-
vate foreign investment
ke negara-negara yang belum
maju. Dalam memberikan bantuan IFC menganut
beberapa prinsip, sebagai berikut.
Tidak memberikan seluruh modal, tetapi hanya
membantu menambah modal yang sudah ada.
Tidak ikut dalam modal saham, tetapi hanya
modal pinjaman.
Tidak ikut dalam kepengurusan.
Investasi hanya dalam usaha-usaha produktif.
Tidak akan membantu, jika perusahaan dapat
memperoleh modal dengan syarat yang lunak.
h.
International Development Association
(IDA)
Organisasi Pembangunan Internasional atau
IDA didirikan di Washington DC pada tahun 1960.
Tugasnya adalah memberikan kredit pembangun-
an untuk negara-negara berkembang dengan cara
memberikan pinjaman yang syaratnya lebih lunak
daripada syarat pinjaman dari Bank Dunia.
i.
International Trade Organization
(ITO)
ITO merupakan organisasi perdagangan inter-
nasional untuk memajukan perdagangan internasi-
onal. Tujuan ITO adalah memperluas dan mengefi-
sienkan perniagaan dunia, multilateralisme, dan
pengurangan penghalang perniagaan.
j.
Islamic Development Bank
(IDB)
Bank Pembangunan Islam (IDB) didirikan pada
tanggal 3 April 1975. IDB dibentuk dengan tujuan
untuk membantu dan meningkatkan pembangun-
an ekonomi dan sosial di negara-negara Islam, baik
individu maupun kolektif. Bantuan yang diberikan
berupa pinjaman dengan syarat yang ringan.
k.
Asian Development Bank
(ADB)
Bank Pembangunan Asia (ADB) bertujuan mem-
berikan kredit dengan syarat lunak dan bantuan
teknik kepada negara-negara di Asia yan g sedang
membangun.
Ilmu Pengetahuan Sosial 3 untuk SMP/MTs Kelas IX
286
tergabung dalam persemakmuran Inggris. Colom-
bo Plan bertujuan untuk membantu negara-negara
anggotanya untuk mengembangkan sektor industri
pertanian, pertambangan, dan perbaikan sarana
lalu lintas. Anggotanya antara lain Kamboja, Sri-
lanka, Pakistan, India, Selandia Baru, Australia,
Inggris, Kanada, Malaysia, Laos, Thailand, Filipina,
Vietnam, dan Indonesia.
c. Consultative Group on Indonesia (CGI)
CGI berdiri pada tahun 1992 sebagai pengganti
IGGI yang sudah dibubarkan. CGI beranggotakan
lembaga-lembaga keuangan internasional dan ne-
gara-negara donor bagi Indonesia. CGI dibentuk oleh
Bank Dunia dan merupakan lembaga kerja sama
yang membantu Indonesia dalam melaksanakan
pembangunan dan melakukan stabilitas dengan ca-
ra memberikan bantuan pangan dan nonpangan,
serta kredit dengan syarat lunak. N eg
ara anggota
antara lain: Jerman, Inggris, Korea Selatan, AS, Jepang,
Swiss, Italia, Perancis, Belgia, Denmark, Austria,
Kanada, Spanyol, Norwegia, Australia, Finlandia, dan
Selandia Baru.
d.
Organization for Economic Cooperation
and Development
(OECD)
OECD (Organisasi untuk kerja sama dan pemba-
ngunan ekonomi) didirikan pada tanggal 4 Desem-
ber 1960 di Paris. Semula, tujuannya adalah untuk
membantu memajukan produksi serta meningkat -
kan kesempatan kerja dan pendapatan nasional
negara-negara anggotanya (Eropa, AS, dan Jepang).
OECD kemudian berkembang menjadi organisasi
penelitian ilmiah dan perundingan mengenai masa-
lah-masalah ekonomi, inflasi, konjungtur , pertum-
buhan ekonomi, dan bantuan internasional. Setiap
enam bulan laporan dan peninjauan perkembangan
ekonomi dunia dan negara-negara anggotanya. Saat
ini, anggota OECD meliputi negara-negara anggota
MEE, AS, Jepang, Yunani, Portugal, Spanyol, Aus-
tria, Australia, Islandia, Norwegia, Swiss, Turki, Fin-
landia, Swedia, Kanada, Belgia, Belanda, Irlandia,
Italia, Inggris, dan Luxemburg.
Di dalam organisasi itu terdapat sebuah panitia
yang disebut DAC
(Development Assistance Commit-
tee)
atau Panitia Bantuan Pembangunan. Tugasnya
ialah merumuskan pedoman pemberian bantuan
luar negeri kepada negara-negara berkembang. Ti-
dak semua anggota OECD menjadi anggota Panitia.
Anggota MEE ikut bergabung dalam keanggotaan
OECD.
Bank Pembangunan Asia didirikan pada tanggal
19 Desember 1963 di Manila. Anggota ADB meliputi
negara-negara di kawasan Asia, kawasan Pasifik Se-
latan, dan kawasan Timur Jauh.
C. Lembaga kerja sama internasional
a.
Organization of Petroleum Exporting
Countries
(OPEC)
Merupakan organisasi negara-negara pengeks-
por minyak yang didirikan pada tanggal 14 Septem-
ber 1960 di Bagdad dan beranggotakan 13 negara,
yaitu Kuwait, Equador, Arab Saudi, Irak, Venezuela,
Gabon, Indonesia, Uni Emirat Arab, Libia, Qatar, Ni-
geria, Aljazair, dan Iran.
Apa tujuan pendirian OPEC? Tujuan utama di-
dirikannya OPEC ialah sebagai berikut.
Mengatur pemasaran minyak bumi dan meng-
atur pemenuhan kebutuhan minyak di seluruh
dunia.
Menetapkan harga yang seragam atau menjaga
kestabilan harga minyak agar tetap mengun-
tungkan bagi negara-negara produsen.
Menetapkan kuota atau jumlah produksi yang
diekspor oleh masing-masing negara anggota.
Untuk menghindari persaingan-persaingan ti-
dak sehat di antara negara penghasil minyak.
Menghimpun negara-negara penghasil dan
pengekspor minyak.
Untuk meneliti strategi harga minyak secara
keseluruhan agar dapat mengikuti perkembangan
pasar dunia internasional, pada bulan Mei 1980
para anggota OPEC mengadakan pertemuan. Hasil-
nya sebagai berikut.
Berusaha menyesuaikan tarif harga minyak me-
nurut perkembangan laju perekonomian serta
kenaikan harga di negara konsumen.
Tidak akan meningkatkan produksi minyak un-
tuk menutupi kekurangan akibat situasi politik.
Setiap kali akan menetapkan tingkat harga dan
kuota, akan diputuskan dalam sidang OPEC. Indo-
nesia adalah penghasil minyak terbesar ke-6 di
dunia. Khusus bagi Indonesia turunnya harga BBM
sangat memengaruhi sumber penda-patan negara
dan pembangunan nasional karena minyak dan gas
merupakan penghasil devisa terbe-sar Indonesia.
Untuk mengatasi hal tersebut Indonesia melakukan
upaya pengembangan ekspor nonmigas
b. Colombo Plan
Organisasi ini didirikan pada tanggal 1 Juli 1951
pada konferensi Colombo oleh negara-negara yang
Bab 7 Perubahan Pemerintahan dan Kerja Sama Internasional
287
D. Kerja sama internasional berdasar-
kan tujuan dan lapangan usaha
lainnya
a.
International Tin Council
(ITC)
Badan ini adalah organisasi negara-negara
penghasil timah. Tujuan ITC adalah mengatur pe-
masaran timah, standar harga, dan kuota produksi
masing-masing negara anggota ITC. Indonesia ada-
lah salah satu negara anggota penghasil timah, kare-
na memproduksi timah yang cukup banyak yang
terdapat di pulau Bangka, Belitung, Singkep, dan
Bangkinang. Anggota ITC yang paling banyak
menghasilkan timah adalah M alaysia.
b.
Association of National Rubber Producing
Countries
(ANRPC)
Organisasi ini adalah asosiasi atau perhimpun-
an negara-negara produsen atau penghasil karet.
Indonesia bersama-sama dengan Malaysia, Singa-
pura, Sri Lanka adalah anggota-anggotanya.
c.
The Asian Coconut Community
(ACC)
Organisasi ini adalah badan kerja sama di bi-
dang perdagangan dan kopra (kelapa sawit). Nega-
ra-negara anggotanya adalah Indonesia, Malaysia,
Filipina, Srilanka, dan India.
d.
Pepper Community
(PC)
Organisasi kerja sama ini bergerak di bidang
perdagangan lada. Anggota-anggotanya ialah In-
donesia, Malaysia, dan India.
e.
Copper Industry and Producer Exporting
Countries
(CIPEC)
CIPEC merupakan bentuk kerja sama negara-
negara industri dan penghasil ekspor tembaga. De-
ngan ditemukannya tambang tembaga yang cukup
besar di Irian Jaya, maka Indonesia telah masuk
menjadi anggota negara-negara industri dan peng-
hasil ekspor tembaga.
RANGKUMAN
1. Kegiatan perekonomian negara tidak hanya
meliputi arus perdagangan barang dan jasa
di dalam negeri, tetapi juga meliputi hu-
bungan ekonomi internasional dengan kerja
sama bilateral atau multilateral.
2. Bentuk kerja sama ekonomi bersifat bilate-
ral, multilateral, regional, dan internasional.
3. Yang termasuk bidang-bidang kerja sama
ekonomi internasional, antara lain:
kerja sama produsen (negara produsen),
kerja sama keuangan,
kerja sama perdagangan dan tarif,
pasar bersama
kerja sama perburuhan
4. Yang termasuk badan dan lembaga kerja sa-
ma ekonomi regional atau internasional,
antara lain: ASEAN, AFTA, OPEC, NAFTA,
GATT, PTE, dan APEC.
5. Fungsi dari bentuk-bentuk kerja sama inter-
nasional adalah sebagai berikut.
Menyebarluaskan hasil produksi suatu
negara ke negara lain.
Memperoleh hasil produksi yang tidak
dapat diproduksi di dalam negeri.
Terjadi semacam spesialisasi produksi,
misalnya negeri Belanda memproduksi
keju, Perancis memproduksi anggur dan
sebagainya.
Terjalin persahabatan dan saling mem-
bantu di antara bangsa-bangsa di dunia.
6. Bentuk-bentuk kerja sama itu pada dasarnya
dapat dibedakan:
menurut daerah dan wilayah geografis,
menurut tujuan dan sifat usaha.
UJI KOMPETENSI DASAR
I. Jawablah “B” j ika pernyataan BENAR
dan “S” jika pernyataan SALAH!
1.
Developing Countries
adalah sebutan bagi
negara-negara yang tengah berkembang.
2. Kerja sama ekonomi regional adalah kerja
sama di bidang ekonomi antarkawasan.
II. Salinlah di buku tugasmu dan lengkapi
dengan jawaban yang tepat!
1. Kerja sama antarnegara di dunia perlu terus
dibina dan dikembangkan karena ... .
2. Hubungan kerja sama antara Indonesia dan
Thailand, yang mencakup berbagai bidang,
termasuk hubungan kerja sama ... .
Ilmu Pengetahuan Sosial 3 untuk SMP/MTs Kelas IX
288
3. Hubungan ekonomi antarnegara dapat diwu-
judkan dalam bentuk ... .
4. Dalam hubungan perdagangan antarnega-
ra, pemerintah Indonesia menganut politik
bebas aktif yang berarti ... .
5. Untuk melindungi industri dalam negeri ter-
hadap produk barang impor yang harganya
lebih murah dan mutunya lebih baik, peme-
rintah melakukan ... .
6. Kerja sama ekonomi yang bertujuan mengu-
rangi tarif (bea) bagi barang-barang tertentu
yang dapat merintangi perdagangan inter-
nasional adalah ... .
7. Salah satu tujuan kerja sama ekonomi antar-
negara ialah ... .
8. Faktor pendorong ke arah terbentuknya kerja
sama ekonomi antarnegara yaitu ... .
9. Organisasi yang bergerak dalam perkem-
bangan industri yang bertujuan memajukan
industri di negara-negara sedang berkem-
bang adalah ... .
10. Organisasi yang didirikan oleh negara-
negara persemakmuran Inggris dengan tu-
juan membantu negara-negara belum ber-
kembang adalah ... .
III.J awablah dengan singkat dan tepat!
1. Mengapa kerja sama antarnegara itu sangat
penting bagi manusia?
2. Mengapa penting bagi Indonesia untuk be-
kerja sama dengan negara lain pada tingkat
internasional?
3. Jelaskan begaimana timbulnya hubung an
ekonomi antarnegara!
4. Hubungan ekonomi Indonesia dengan nega-
ra-negara di dunia meliputi 5 sektor kegiat-
an. Sebutkan!
5. Sebutkan 2 alasan suatu negara mengimpor
barang dari luar negeri!
6. Jelaskan tujuan didirikannya ASEAN?
7. Sebutkan 5 tujuan Dewan Ekonomi dan Sosial
(ECOSOC)!
8. Jelaskan sejarah Uni Eropa!
IV. Studi Kasus
Bacalah baik-baik artikel di bawah ini dan jawablah perta-
nyaan-pertanyaan yang diberikan!
Hubungan Indonesia–Polandia
Indonesia dan Polandia telah menandatangani
10 perjanjian di bidang pertahanan, militer dan
ekonomi. Kunjungan Perdana Menteri Polandia
Marek Belka ke Jakarta tahun 2005 lalu juga meng-
hasilkan nota kesepahamanan yang menyangkut
kesepakatan k edua n egara u ntuk m emerangi
berbagai bentuk kejahatan transnasional, seperti
penyelundupan narkotika, perdagangan manusia
dan pencucian uang
Kondisi hubungan perdag angan bilateral juga
menggembirakan dan diprediksi akan terus berkem-
bang. Pada tahun 1990, nilai transaksi perdagangan
kedua negara hanya sebesar 63,7 juta dollar AS.
Namun, pada tahun 2005 meningkat menjadi 360 juta
dollar AS.
Polandia kini juga telah merupakan pasar kedua
terbesar di Kawasan Eropa Tengah dan Timur se-
telah Rusia. Awalnya, Indonesia hanya mengekspor
berbagai komoditas tradisional dan bahan mentah
seperti karet alam, kopi, teh, dan rempah-rempah.
Tapi kini perusahaan Indonesia juga telah meng-
ekspor produk teknologi tinggi, peralatan telekomu-
nikasi, tekstil, dan pakaian jadi, sepatu dan kertas.
Sebaliknya Polandia mengekspor berbagai jenis
mesin, peralatan teknik sipil, bahan kimia, produk
baja, susu bubuk dan peralatan listrik ke Indonesia.
Berbagai peningkatan kerja sama juga diharap-
kan terjadi antara kedua negara ini, misalkan di
bidang pendidikan dan kebudayaan.
Disarikan dari:
Kompas 8 Januari 2007
Setelah membaca berita tersebut, berikan pen-
dapatmu dengan menjawab pertanyaan-per-
tanyaan berikut ini.
1. Berdasarkan jumlah negara yang terlibat, jenis
kerjasama apakah di atas?
2. Apa yang dimaksud dengan kejahatan trans-
nasional? Jelaskan pendapatmu!
3. Di manakah terletak negara Polandia?
4. Apakah kerja sama kedua negara tersebut me-
nguntungkan? Jelaskan pendapatmu!
V. Refleksi
Coba pahami dengan baik materi yang dibahas
dalam Kompetensi Dasar 7.4 ini. Menurut pema-
hamanmu, sejauh manakah Indonesia memer-
oleh keuntungan dari kerja sama ekonomi
internasional ini? Apakah keuntungan yang dica-
pai tersebut benar-benar membawa kemas-
lahatan (kemakmuran) bagi seluruh masyarakat
Indonesia? Apa yang kamu ketahui mengenai
utang luar negeri? Menurut pendapatmu, apakah
utang luar negeri tersebut mampu mengatasi ma-
salah pengangguran dan terbatasnya lapangan
pekerjaan dalam negeri?
Kalau kamu menjadi seorang pemimpin Indo-
nesia, apa yang akan kamu lakukan untuk mema-
cu pertumbuhan ekonomi dalam negeri supaya
tidak mengutang dari negara lain?
Bab 7 Perubahan Pemerintahan dan Kerja Sama Internasional
289
Black 289
Cyan 289
Kerja sama ada yang menguntungkan, dan ada
yang merugikan. Hal ini bergantung pada kemam-
puan suatu negara untuk bernegosiasi dan posisi
tawar mereka dibanding negara lain.
Meski demikian, secara umum, kerja sama di-
bina untuk mendatangkan keuntungan bagi selu-
ruh pihak yang terlibat. Berikut akan kita p elajari
lebih lanjut mengenai kerja sama.
7.5.1 Manfaat Kerja sama
Internasional
Ditinjau dari segi kehidupan ekonominya, nega-
ra-negara di dunia dapat dikelompokkan menjadi
tiga kelompok, yakni sebagai berikut.
Negara-negara yang telah maju industrinya,
misalnya negara-negara di E ropa Barat dan
Amerika Serikat yang dikenal dengan istilah
Developed Countries
.
Negara-negara yang sedang berkembang, mi-
salnya negara-negara di Asia yang dikenal de-
ngan istilah
Developing Countries
.
Negara-negara yang tergolong miskin, misal-
nya beberapa negara di Afrika yang dikenal
dengan istilah
Underdeveloped Countries
.
Mengenai hal ini, coba kamu pelajari sekali lagi
materi bab 1 buku ini. Pahami baik-baik pembe-
daan antara negara-negara maju (industri), negara-
negara berkembang, dan negara-negara miskin.
Ada juga istilah negara-gagal (
failed country
).
Oleh karena perbedaan-perbedaan tingkat ke-
majuan negara-negara di dunia, maka berpenga-
ruh juga dalam kehidupan di masing-masing
negara tersebut.
Perbedaan-perbedaan dan keistimewaan-keis-
timewaan antara satu negara dengan negara lain
itulah yang mendorong timbulnya kerja sama eko-
nomi baik yang bersifat regional maupun yang ber-
sifat multilateral.
Gambar 7.5.1
Presiden Susilo Bambang Yudoyono mengadakan
pertemuan dengan para ahli keuangan mancanegara.
sumber:
Tempo, 2006
Menguras Ibu Pertiwi
raan penduduk. Ironisnya, cadangan gas ladang
Arun sudah hampir habis.
Berkaca pada pengalaman itu, sejumlah ahli geo-
logi kini menyorot tajam rencana eksplorasi Exxon
di ladang minyak dan gas raksasa Blok Cepu. Dikha-
watirkan, Exxon dengan teknologi canggihnya bakal
menyedot habis cadangan minyak di sumur Bojone-
goro itu dalam waktu singkat: hanya 10 tahun.
Jika itu terjadi, pemerintah dan penduduk Indone-
sia nantinya tinggal gigit jari. Mungkin hanya keba-
gian ampasnya. (
Sumber:
Tempo, 2 April 2006, hlm.
31
).
Diskusikanlah dalam sebuah kelompok kecil!
1. Masalah apa yang dibahas dalam kutipan di atas?
2. Apakah kutipan di atas merupakan bentuk kerja
sama ekonomi internasional?
3. Negatif atau positifkah dampak dari kerja sama
ekonomi di dalam kutipan di atas?
T
iga perusahaan tambang asing kini men-
jadi sasaran banjir protes. PT Freeport
Indonesia, PT Exxon Mobil Indonesia, dan
PT Newmont, berasal dari Amerik a Serikat. Inilah
an-tara lain buah kekecewaan panjang atas
praktek penambangan perusahaan-perusahaan
raksasa asing itu selama ini di Nusantara. Tak
sedikit keka-yaan Ibu Pertiwi yang telah mereka
kuras. Sedang-kan untuk masyarakat lokal di
sekitar tambang, yang tersisa hanya ampas.
Menurut data Badan Pusat Statistik 2004, Papua,
yang memiliki cadangan emas terbesar di dunia,
justru tergolong provinsi dengan penduduk miskin
terbesar. Padahal Freeport terus mengeruk emas
dan tembaga dari bumi Papua.
Nangroe Aceh Darussalam, yang kaya akan gas
alam, tak jauh berbeda nasibnya. Program pe-
ngembangan masyarakat oleh Exxon Mobil di wila-
yah sekitar tak banyak memperbaiki kesejahte-
Ilmu Pengetahuan Sosial 3 untuk SMP/MTs Kelas IX
290
Black PB
Cyan PB
Kerja sama ekonomi yang bersifat internasio-
nal sangat diperlukan dalam rangka mencapai ke-
makmuran masing-masing negara, baik negara
maju, negara berkembang, maupun negara miskin,
dan terbelakang.
Indonesia membina hubungan kerja sama
dengan negara-negara lain dengan membawa
berbagai kelebihan dan keistimewaan yang dimi-
liki. Coba sebutkan apa saja keistimewaan dan kele-
bihan yang dimiliki negara kita! Ada beberapa ke-
istimewaan yang menjadi nilai plus bangsa Indo-
nesia. Keistimewaan-keistimewaan itu adalah
sebagai berikut.
Letak astronomis dan geografis yang sangat
strategis, yaitu berada di antara benua Asia dan
Australia dan di antara lautan Pasifik dan laut -
an Hindia.
Memiliki ribuan pulau besar dan kecil sehingga
kaya akan sumber daya alam.
Memiliki iklim tropis, iklim laut, dan iklim mu-
sim sehingga menjadikan tanah-tanah subur .
Memiliki hasil tambang, hasil laut, hasil hutan,
perkebunan, dan pertanian yang sangat dibu-
tuhkan negara-negara lain.
Kultur tradisional Indonesia menghasilkan ber-
bagai hasil kebudayaan seperti misalnya batik,
ukiran, pahat, dan lain-lain yang merupakan
hasil kerajinan.
Oleh karena Indonesia memiliki sumber daya
ekonomi dan ditunjang dengan kemajuan IPTEK,
maka Indonesia menjadi cukup tangguh dalam lalu
lintas perekonomian antarnegara.
Kalau kamu perhatikan keistimewaan dan kele-
bihan yang dimiliki negara dan bangsa Indonesia
di atas, apa hubungannya dengan kerja sama
ekonomi internasional? Pasti ada hubungan. Letak
geografis yang sangat strategis, misalnya. Kapal-
kapal asing yang ingin berlayar dan berdagang de-
ngan negara-negara di sebelah Selatan atau Utara
Indonesia pasti melewati perairan Indonesia. Dan
itu menguntungkan secara ekonomi. Bagaimana
dengan kelebihan iklim tropis yang kita miliki? Di
kepulauan Indonesia hidup dan berkembang ber-
bagai kekayaan alam yang dapat dijual di pasar
internasional. Sebut saja berbagai hasil hutan, per-
tanian, perkebunan, hasil laut, barang tambang,
dan sebagainya. Coba kamu jelaskan lebih lanjut
dengan memperhatikan kelebihan-kelebihan lain
yang dimiliki bangsa dan negara Indonesia.
Indonesia akan tetap dan terus memanfaatkan
kerja sama internasional baik yang bersifat regio-
nal maupun multilateral karena bermanfaat bagi
perekonomian Indonesia. Menurut pendapatmu,
apa saja manfaat atau keuntungan yang bisa
diperoleh negara kita ketika bekerja sama di bidang
ekonomi dengan negara lain? Manfaat kerja sama
ekonomi bagi Indonesia antara lain sebagai berikut.
Indonesia tidak harus membuat sendiri dalam
mencukupi kebutuhan dalam negeri.
Kegiatan ekspor Indonesia ke luar negeri meng-
hasilkan devisa sekaligus memperluas lapangan
kerja yang pada akhirnya mengurangi pengang-
guran.
Produsen akan memperoleh pasaran di luar ne-
geri sehingga produksi dapat dilakukan secara
besar-besaran.
Munculnya penemuan baru hasil dari teknolo-
gi baru.
Dengan devisa yang banyak, Indonesia dapat
membiayai kegiatan impor khususnya barang
modal.
Dengan kegiatan kerja sama ekonomi maka da-
pat tercipta perdamaian dan solidaritas antar-
bangsa di dunia.
7.5.2 Dampak Kerja sama
Internasional
Terbentuknya kerja sama internasional akan
membawa dampak bagi negara-negara yang meng-
adakan kerja sama. Kerja sama internasional bisa
berdampak positif, tetapi juga bisa berdampak ne-
gatif.
A. Dampak Negatif dan Positif
Dampak positif dari kerja sama antarnegara di
antaranya adalah sebagai berikut.
Meningkatkan efisiensi dan daya saing produk
yang dihasilkan oleh negara antaranggota, ka-
rena meningkatnya skala ekonomi.
Meningkatkan kualitas, pelayanan, dan harga
bagi produk yang dihasilkan agar dapat bersa-
ing dengan produk luar negeri.
Gambar 7.5.2
Contoh manfaat kerja sama ekonomi internasional. Seorang
pengusaha lokal tengah membuat bola futsal. Permainan
futsal yang tengah marak meningkatkan permintaan bola
futsal. Bola ini pun sebagaian diekspor ke luar negeri.
Sumber:
Kompas, 29 Februari 2008
Bab 7 Perubahan Pemerintahan dan Kerja Sama Internasional
291
Black 291
Cyan 291
Dapatkah kamu menyebutkan contoh-contoh
konkretnya? Misalnya, negara kita termasuk
produsen gula. Meskipun produksi gula dalam
negeri cukup besar volumenya, sering tidak
mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri. Berkat
kerja sama dengan Thailand, Indonesia ikut
mengimpor gula dari negara tersebut. Bisa terjadi
bahwa gula Thailand memiliki kualitas yang setara
dengan produk gula dalam negeri. Tetapi, karena
dijual lebih murah, maka produk gula Indonesia
kurang laku di pasar . Ini menuntut peningkatan
daya saing produk gula dalam negeri. Demikian
pula contoh-contoh lainnya. Coba kamu sebutkan
contoh-contoh lain yang kamu ketahui.
Sementara itu, kerja sama internasional dalam
bidang ekonomi pun sering menimbulkan dampak
negatif. Apakah kamu pernah mendengar atau
membaca berita di koran tentang adanya aksi
demo atau penolakan warga tertentu atas kehadi-
ran perusahaan multinasional di daerahnya? Pro-
tes dan demonstrasi semacam ini secara tidak lang-
sung menunjukkan bahwa ada dampak negatif dari
kerja sama internasional di bidang ekonomi.
Dampak negatif dari kerja sama antarnegara
di antaranya adalah sebagai berikut.
Urusan dalam negeri suatu negara mudah di-
campuri oleh negara lain.
Kerja sama ekonomi internasional sering kali
dipolitisasi oleh negara-negara besar. Misalnya,
bantuan militer di Indonesia pernah dipersulit
oleh Amerika Serikat karena Indonesia diang-
gap melakukan pelanggaran HAM.
Banyaknya barang-barang dari negara lain dan
pasar bebas dapat menyebabkan matinya in -
dustri dalam negeri yang tidak sanggup bersaing
dengan perusahaan-perusahaan asing.
Nilai mata uang suatu negara seringkali tidak
stabil karena mengikuti mekanisme pasar.
Coba pelajari
Gambar 7.5.3
berikut. Apa yang
bisa kamu katakan mengenai ketiga rangkaian
gambar tersebut? Gambar pertama adalah keada-
an di pertambangan Freeport (Papua). Pertam-
bangan emas itu adalah wujud nyata dari kerja
sama ekonomi Indonesia dengan Amerika Serikat.
Perhatikan bagaimana keadaan permukaan tanah.
Ada perubahan, bukan? Di setiap pertambangan
pasti mengalami perubahan permukaan tanah, dan
itu memerlukan puluhan tahun untuk memperba-
ikinya. Jelas, pertambangan menimbulkan masalah
lingkungan hidup. Inilah sebabnya mengapa ma-
syarakat memprotes pertambangan emas di Free-
port (Papua). Itulah sebagian kecil dari dampak ker-
ja sama internasional di bidang ekonomi.
B. Dampak kerja sama bagi Indonesia
Dampak kerja sama internasional bagi Indone-
sia, antara lain sebagai berikut.
Memperkuat kedudukan dan kekuatan tawar-
menawar Indonesia dalam dunia internasional.
Meningkatnya kegiatan ekonomi dalam negeri
karena banyak investor yang masuk dan mena-
namkan modalnya.
Masuknya ilmu pengetahuan dan teknologi
membuat Indonesia dapat belajar sesuatu yang
baru dan dapat melakukan alih teknologi.
Produk-produk dalam negeri yang berlebihan
dapat diekspor ke luar negeri. Begitu juga barang-
barang yang tidak dapat dihasilkan di dalam
negeri bisa didatangkan dari luar negeri.
Indonesia dapat berspesialisasi dalam meng-
hasilkan barang-barang dan jasa yang sesuai
dengan sumber daya alam, sumber daya manu-
sia, dan sumber daya modal yang tersedia.
Penanaman modal asing di Indonesia menye-
rap banyak tenaga kerja Indonesia.
Dalam mendapatkan bahan baku, bahan peno-
long, peralatan, maupun tenaga ahli, Indone-
sia pun bisa mendatangkan dari luar negeri.
ZZ
ZZ
Z
XX
XX
X
YY
YY
Y
Gambar 7.5.3
Keadaan pertambangan emas di Freeport, Papua (
Gambar
1
). Sementara
Gambar 2
dan
Gambar 3
menunjukkan
adanya protes warga terhadap kehadiran perusahaan milik
Amerika Serikat tersebut. Ini menunjukkan adanya dampak
yang kurang baik dari kerja sama internasional di biadng
ekonomi.
Sumber: www.daylife.com
Sumber: www.daylife.comphoto005rfcz9DU9P
Sumber: www.safecom.org.au
Ilmu Pengetahuan Sosial 3 untuk SMP/MTs Kelas IX
292
Black PB
Cyan PB
1. Ditinjau dari segi kemajuan ekonominya, ne-
gara-negara di dunia dapat dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu:
negara-negara yang telah maju industri-
nya
yang
dikenal dengan istilah
Developed
Countries
.
negara-negara yang sedang berkembang,
yang dikenal dengan istilah
Developing
Countries
.
negara-negara yang tergolong miskin,
yang dikenal dengan istilah
Underdeveloped
Countries
.
2. Perbedaan-perbedaan dan keistimewaan-
keistimewaan antara satu negara dengan ne-
gara lain mendorong timbulnya kerja sama
ekonomi baik yang bersifat regional maupun
yang bersifat multilateral.
3. Indonesia memiliki keistimewaan bagi nega-
ra-negara lain karena: terletak di antara be-
nua Asia dan Australia dan di antara lautan
Pasifik dan lautan Hindia; memiliki ribuan
pulau besar dan kecil yang kaya akan sumber
daya alam; memiliki iklim tropis, iklim laut,
dan iklim musim sehingga menjadikan ta-
nah-tanah subur; memiliki hasil tambang,
hasil laut, hasil hutan, perkebunan, dan perta-
nian yang sangat dibutuhkan negara-negara
lain; kultur tradisional Indonesia menghasil-
kan berbagai hasil kebudayaan.
4. Dampak positif kerja sama internasional bagi
Indonesia, antara lain: kedudukan dan posisi
tawar Indonesia dalam dunia internasional
menjadi kuat; meningkatnya kegiatan ekono-
mi dalam negeri; masuknya ilmu pengetahu-
an dan teknologi merupakan peluang untuk
alih teknologi; penanaman modal asing di In-
donesia menyerap banyak tenaga kerja; pro-
duk-produk dalam negeri yang berlebihan
dapat diekspor ke luar negeri; Indonesia dapat
berspesialisasi dalam menghasilkan barang-
barang dan jasa yang sesuai dengan sumber
daya yang tersedia; dalam mendapatkan
bahan baku, bahan penolong, peralatan, mau-
pun tenaga ahli, Indonesia pun bisa menda-
tangkan dari luar negeri.
5. Dampak negatif kerja sama internasional ba-
gi Indonesia antara lain: politisasi kerja sama
ekonomi oleh negara besar terhadap negara
berkembang, negara lain ikut campur tangan
urusan dalam negeri Indonesia, terancamnya
industri dalam negeri.
RANGKUMAN
UJI KOMPETENSI DASAR
I. Jawablah “B” jik a pernyataan BENAR
dan “S” jika pernyataan SALAH!
1. Penanaman modal asing pasti selalu diterima
dengan tangan terbuka.
2. Pemberian bantuan berlebihan pada suatu
negara, bisa memperlemah posisi tawar negara
tersebut.
3. Kegiatan ekonomi Indonesia ke luar negeri
(ekspor) akan mendatangkan devisa.
4. Kerja sama ekonomi dengan negara lain selalu
menghasilkan hal-hal yang baik dan positif.
5. Kerja sama di bidang ekonomi dengan negara
lain mustahil mewujudkan masyarakat Indo-
nesia yang adil, makmur, dan sejahtera.
II. Lengkapi dengan jawaban yang tepat!
1. Istilah yang dipakai untuk menyebut nega-
ra-negara yang telah maju industrinya,
misalnya negara-negara di Eropa Barat dan
Amerika Serikat dikenal adalah
... .
2. Istilah yang dipakai untuk menyebut nega-
ra-negara yang tergolong miskin, seperti
beberapa negara di Afrika adalah ... .
3. Letak astronomis dan geografis Indonesia
sangat strategis karena ... .
4. Meskipun mempunyai banyak sumber daya
alam, Indonesia tetap memanfaatkan kerja
sama internasional baik yang bersifat re-
gional maupun multilateral karena ... .
5. Dengan devisa yang banyak, Indonesia
dapat membiayai kegiatan ... .
III.J awablah dengan singkat dan tepat!
1. Apa yang mendorong timbulnya kerja sama
ekonomi baik yang bersifat regional
maupun internasional?
2. Sebutkan lima keistimewaan yang dimiliki
negara Indonesia!
3. Apa saja manfaat kerja sama ekonomi
dengan negara lain bagi Indonesia?
Bab 7 Perubahan Pemerintahan dan Kerja Sama Internasional
293
Black 293
Cyan 293
4. Apa saja dampak positif dari kerja sama in-
ternasional?
5. Apa saja dampak negatif dari kerja sama in-
ternasional?
6. Berilah beberapa contoh campur tangan
negara lain terhadap urusan dalam negeri
Indonesia berkaitan dengan kerja sama in-
ternasional!
IV. Studi Kasus
Bacalah baik-baik artikel di bawah ini dan jawablah perta-
nyaan-pertanyaan yang diberikan!
Tanah Emas, Tanah Berdarah
Jauh sebelum kedatangan para penjelajah dari
Eropa, penduduk asli Papua hanyamengambil serba
sedikit dari Alam. Tak ada istilah kekurangan atau
kemiskinan dalam kacamata masyarakat ini. Apa
yang akan dimakan malam nanti, bisa dengan mu-
dah dicari pada pagi harinya. Hanya dengan usaha
sedikit saja sudah bisa memenuhi kebutuhan diri
sendiri sehingga mereka tidak mengenal perjuang-
an yang sengit untuk memenuhi kebutuhan berta-
han hidup.
”Dulu, kami tak pernah kekurangan, semuanya
sudah disediakan di alam. Untuk makan tinggal me-
ngambil sagu, untuk lauk tinggal mencari ikan atau
berburu di hutan,” ungkap Gergorius Okoare, tokoh
muda suku Kamoro, Timika. Namun, segalanya ber-
ubah ketika pendatang yang datang dari peradaban
lain begitu terobsesi untuk mengambil sebanyak-
banyaknya dari dalam tanah mereka. Konflik dalam
pemanfaatan sumber daya alam pun mulai menge-
muka.
E n k l av e
Awalnya adalah orang-orang kay a dari Amerika,
Inggris, dan Belanda yang membentuk perusahaan
bersama NV
Nederlandsch Nieuw Guinee Petroleum
Maatschappij
(NNGPM) pada tahun 1935. Mereka ter-
obsesi menemukan minyak di daerah jajahan baru
Belanda di Tanah Papua Barat (
Nieuw Guinea
).
Pemerintah Belanda kemudian memberikan kon-
sesi lahan seluas 10 juta hektar atau meliputi seperti-
ga wilayah Papua pada NV NNGPM. Inilah awal
pengaplingan tanah Papua oleh pemodal pendatang,
sekaligus permulaan munculnya konflik sumber da-
ya alam yang berkepanjangan.
Hal ini oleh
Jan Boeelaer
disebut sebagai
enklave
perusahaan multinasional, yakni upaya eksploitasi
sumber daya alam, dengan mencerabut akses pen-
duduk lokal yang sebelumnya terikat dengan daerah itu.
Pasca perang dunia II,
Freeport
melakukan eks-
plorasi yang dipimpin oleh
Forbes Wilson
dan
Del
Flint
tahun 1960. Mereka pun terpesona melihat
kekayaan biji tembaga di sana. Dalam laporan per-
jalanannya pada
The Conquest of Cooper Mountain
,
Wilson menyebutkan tentang kekayaan alam yang
ajaib, yaitu proses mineralisasi di kawasan yang
begitu tinggi, yang terdiri atas sekitar 40 sampai
50 persen biji besi, 3 persen tembaga, serta perak
dan emas. Keuntungan besar membayang .
Impian keuntungan besar itu sempat kandas ke-
tika kemudian Papua bergabung dengan Republik
Indonesia. Presiden Soekarno, y ang antikapitalis-
me Barat menentang pembangunan itu.
Namun,
Freeport
kembali bersukacita ketika
rezim baru Soeharto yang proinvestasi berkuasa.
Bahkan, Freeport menjadi perusahaan asing yang
pertama kali kontraknya ditandatangani oleh Soe-
harto pascapengesahan Undang-Undang Pena-
naman Modal Asing (UU PMA) tahun 1967.
Penandatanganan kontrak kerja
Freeport
ini meli-
puti wilayah 10 kilometer persegi selama 30 tahun.
Ini menandai kebijakan RI yang meneruskan pem-
bentukan enklave perusahaan multinasional di ta-
nah Papua, sebagaimana dirintis Belanda. Kontrak
kemudian diperpanjang lagi tahun 1991 hingga 30
tahun, berikut dua kali perpanjangan 10 tahun. Ke-
untungan diperkirakan lebih dari
1,5 miliar
dollar
AS per tahun. Areal penambangan Freeport di Pa-
pua disebut-sebut mempunyai deposit ketiga ter-
besar di dunia, sedangkan untuk emas menempati
urutan pertama.
Kesenjangan dan Konflik
Tetapi penduduk asli dari suku Amungme,
pemilik gunungan emas dan tembaga serta Suku
Kamoro yang tanahnya menampung tailing (limbah
penambangan) tidak beranjak baik.
Justru, sejak
tahun 1973 tiap hari 7.257 ton tailing dibuang ke Su-
ngai Aikwa yang menjadi sumber kehidupan suku-
suku di sekitar Timika. Kebun sagu suku Kamoro di
wilayah Ayuka dan Koperaporka mati. Ikan juga
semakin sulit dicari. Tak hanya kehilangan sumber
daya alam, tetapi warga lokal pun kehilangan diri
sendiri.
Keadaan diperparah oleh konflik- konflik bersen-
jata: konflik antarsuku, serta konflik antara masya-
rakat adat dan
Freeport
, terus terjadi di sekitar areal
konsesi tambang mereka. Salah satunya adalah
insiden pada Februari 2006 lalu. Penertiban yang
dilakukan aparat gabungan bersama petugas satu-
an pengamanan PT Freeport Indonesia terhadap
para penambang liar di lokasi pendulangan emas
di Mil 72-74 areal penambangan PT FI berakhir
Ilmu Pengetahuan Sosial 3 untuk SMP/MTs Kelas IX
294
Black PB
Cyan PB
dengan bentrokan. Dua anggota satpam PT FI
mengalami luka-luka akibat dipanah pendulang
emas, sedangkan tiga pendulang mengalami luka
tembak.
Benturan budaya
Ketika awal ekspedisi
Freeport
, orang Amungme
yang menguasai ulayat di konsesi
Freeport
sebenar-
nya sudah merasa terganggu. Pada tahun 1967,
rombongan
Freeport
dicegat masyarakat Lembah
Waa di bawah pimpinan
Tuarek
dan
Naimun Nar-
kime
. Mereka melarang
Freeport
menjamah Erts-
berg—dalam bahasa Amungme
Dugu-dugu
, yang
menurut kepercayaan Amungme merupakan tem-
pat peristirahatan kepala ibu (
ninggok
), tempat ar-
wah mereka kembali setelah kematian .
Suku-suku di Papua memang memiliki ikatan
batin yang kuat dengan bumi tempat mereka ber-
pijak. Hal inilah yang dilupakan dari konsep eks-
ploitasi atas alam Papua, baik oleh Belanda maupun
oleh Pemerintah Indonesia. Benturan budaya yang
dialami masyarakat Kamoro dan Amungme dengan
Freeport
juga dialami masyarakat Papua di tempat
lainnya.
Disarikan dari :
“Tanah Emas, Tanah yang Berdarah”
oleh
Ahmad Arif, Kompas, 1 September 2007
1. Jelaskan pendapatmu tentang artikel di atas!
2. Bandingkan keadaan
Freeport
dengan ma-
syarakat lokal!
3. Freeport mendatangkan banyak devisa bagi
Indonesia, tetapi merugikan penduduk lokal.
Apakah kamu setuju dengan keberadaan FI
di Papua? Mengapa?
4. “Tak hanya kehilangan sumber day a alam,
tetapi warga lokal pun kehilangan diri
sendiri” (alinea 10). Apa yang dimaksud de-
ngan pernyataan di atas? Jelaskan!
5. Apa yang akan kamu lakukan jika menjadi
anggota suku Amungme atau Kamoro? Jelas-
kan!
6. Berikan pendapatmu tentang perbandingan
sikap Soekarno dan sikap Soeharto terhadap
Freeport
!
V. Refleksi
Bagaimana kamu sendiri memahami pentingnya
kerja sama ekonomi internasional? Menurut kamu,
apa saja langkah-langkah yang harus diambil Indo-
nesia sebelum menjalin kerja sama ekonomi dengan
negara lain supaya tidak merugikan Indonesia sen-
diri? Apakah kamu melihat bahwa kerja sama ekono-
mi dengan negara lain selama ini c ukup mengun-
tungkan masyatakat Indonesia?
Bab 7 Perubahan Pemerintahan dan Kerja Sama Internasional
295
Black 295
Cyan 295
UJI STUJI ST
UJI STUJI ST
UJI ST
ANDAR K
ANDAR K
ANDAR K
ANDAR K
ANDAR K
OMPETENSI
OMPETENSI
OMPETENSI
OMPETENSI
OMPETENSI
I. Pilihlah jawaban yang paling tepat!
1. Di bawah ini yang merupakan pokok Super-
semar adalah ... .
a. menggantikan kepemimpinan Orde Lama
dengan Orde Baru
b. memusnahkan PKI
c. mengadakan koordinasi pelaksanaan pe-
rintah dengan panglima angkatan lain
d. mengangkat Letjen Soeharto menjadi pe-
mimpin besar revolusi untuk keutuhan
Bangsa dan Negara Republik Indonesia
2. Tindakan awal pengemban Supersemar ada-
lah ... .
a. membubarkan PKI
b. membersihkan kabinet dari unsur PKI
c. menertibkan keamanan
d. meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang
telah hancur
3. Tanggal 6 Juni 1967, Pejabat Presiden Soeharto
mengumumkan susunan kabinet yang disebut
Kabinet Pembangunan. Program kerja kabinet
tersebut bernama ... .
a. Pancabakti
c. Pancaroba
b. Pancakrida
d. Pancasila
4. Indonesia kembali bergabung dengan PBB pada
tahun ... .
a. 1965
c. 1970
b. 1966
d. 1974
5. Pertemuan antara Indonesia, Malaysia dan
Filipina pada tahun 1966 berhasil membentuk
forum yang dinamakan ... .
a. Asia Bersama
c. Marthilindo
b. Maphilindo
d. ASEAN
6. Yang dimaksud dengan asas adil dan merata
pada pembangunan nasional adalah... .
a. seluruh rakyat wajib membayar pajak
yang sama besarnya
b. hasil pembangunan harus bisa dinikmati
oleh seluruh rakyat
c. pembangunan dilakukan dengan gotong
royong
d. pembangunan harus dilakukan dengan
kekeluargaan, yakni mengajak seluruh
anggota keluarga
7. Penyederhanaan Pemilu pada masa Orde Baru
menggabungkan dan membatasi partai-partai
hingga hanya berjumlah tiga. Salah satu dari
ketiga partai yang dimaksud adalah ... .
a. Partai Bulan Bintang
b. Partai Kesejahteraan Rakyat
c. Partai Demokrasi Indonesia
d. Partai Kebangkitan Bangsa
8. Presiden Soeharto mengundurkan diri pada
tanggal ... .
a. 11 Mei 1998
c. 21 Mei 1998
b. 15 Mei 1998
d. 25 Mei 1998
9. Di bawah ini, yang merupakan salah satu tun-
tutan mahasiswa pada saat gerakan reformasi
tahun 1998 adalah... .
a. pertahankan kepemimpinan Soeharto
b. reformasi di segala bidang
c. adili Soeharto
d. hapuskan Pancasila
10. Salah satu langkah penting yang dilakukan
oleh BJ Habibie pada masa jabatannya sebagai
presiden adalah ... .
a. melaksanakan pemilihan umum langsung
b. referendum Timor Timur
c. melaksanakan Kabinet Gotong Royong
d. tidak mengadakan sidang istimewa
11. Presiden pertama yang dipilih secara lang-
sung oleh rakyat adalah ... .
a. Megawati Soekarnoputri
b. B.J. Habibie
c. Abdurrahman Wahid
d. Susilo Bambang Yudhoyono
12. Perjanjian Damai Aceh ditandatangani di Hel-
sinki, Swedia pada tahun ... .
a. 1998
c. 2005
b. 2002
d. 2007
13. Perjanjian Malindo adalah perjanjian untuk
mengakhiri konflik antaragama di ... .
a. Kaltim
c. Bali
b. Poso
d. Ambon
14.
Atlantic Charter
yang merupakan cikal bakal PBB
dicetuskan dalam pertemuan yang diadakan
di ... .
a. geladak kapal Agusta di Teluk New Found-
land
b. San Fransisco, Amerika Serikat
c. Yalta, Semenanjung Krim
d. New York, Amerika Serikat
15. Salah satu bahasa resmi PBB di bawah ini ada-
lah bahasa ... .
a. Melayu
c. Portugis
b. Spanyol
d. Tamil
16. Anggota asli PBB yang turut menandatangani
Piagam PBB tanggal 26 Juni 1945 berjumlah ...
negara.
a. 20
c. 50
b. 40
d.60
17. Lembaga tertinggi dalam PBB adalah ... .
a. dewan keamanan
b. dewan ekonomi dan sosial
c. majelis umum
d. sekretariat
Ilmu Pengetahuan Sosial 3 untuk SMP/MTs Kelas IX
296
Black PB
Cyan PB
18. Alasan keluarnya Indonesia dari PBB pada
tahun 1965 adalah ... .
a. PBB adalah produk nekolim
b. Indonesia mengikuti gerakan Non-Blok
c. Malaysia diterima menj adi anggota tidak
tetap Dewan Keamanan PBB
d. bantuan yang diberikan oleh PBB dibeku-
kan
19. Gagasan untuk menyelenggarakan Konferensi
Asia Afrika (KAA) dicetuskan oleh ... .
a. Ali Sastroamijoyo c. Ali Alatas
b. Adam Malik
d. Soekarno
20. Di bawah ini yang merupakan salah satu dari
negara pengundang KAA adalah ....
a. Laos
c. Iran
b. India
d. Thailand
21. Negara-negara KAA mengadakan konferensi
tingkat tinggi tahun 2005 lalu. Konferensi ter-
sebut diadakan di kota ... .
a. Bangkok
c. Bandung
b. New Delhi
d. Jakarta
22. Salah satu tujuan pembentukan Gerakan Non-
blok awal mulanya adalah ... .
a. mengurangi ketegangan antara Blok Barat
dan Blok Timur
b. memperkuat aliansi berdasarkan kesamaan
ideologi
c. mempermudah ekspor-impor antarnegara
d. menghujat paham komunisme yang tengah
berkembang pesat pada saat itu
23. Salah satu penandatangan Deklarasi Bangkok
adalah menteri luar negeri dari negara ... .
a. Myanmar
c. Singapura
b. Brunei
d. Laos
24. Kamboja menjadi anggota Asean pada tahun
... .
a. 1983
c. 1993
b. 1991
d. 1999
25. Persidangan para kepala negara ASEAN dise-
but ... .
a.
Standing Committee
b.
Annual Ministerial Meeting
c.
Summit Meeting
b.
Economic Ministerial Meeting
26. Sekretariat ASEAN berkedudukan di ... .
a. Sarawak, Malaysia
b. Vientiane, Laos
c. Jakarta, Indonesia
d. Dili, Timor Leste
27. Anggota OKI adalah ... .
a. negara-negara yang menghargai dan
menghormati negara Islam
b. negara Islam atau memiliki penduduk
mayoritas beragama Islam
c. raja-raja dari berbagai negara
d. semua negara yang ingin bergabung
28. Perubahan teknik industri dari cara tradi-
sional ke cara modern adalah salah satu aspek
dari ... .
a. postmodernisme
c. modernisasi
b. liberalisme
d. kolo nialisme
29. Di bawah ini yang merupakan pendukung glo-
balisasi adalah ... .
a. adanya telepon murah untuk berkomuni-
kasi
b. televisi yang menyiarkan acara sepak bola
langsung dari Italia
c. jalanan yang rusak di daerah terpencil tan-
pa listrik
d. banyaknya sarana transportasi untuk be-
pergian jauh
30. Merujuk pendapat Anthony Giddens, salah
satu peristiwa
politik
yang menggerakkan
globalisasi adalah ... .
a. adanya gerakan Non-Blok
b. berkembangnya internet
c. runtuhnya Uni Soviet
d. Cina menutup diri terhadap kapitalisme
31. Perusahaan transnasional adalah ... .
a. perusahaan yang mengekspor barang pro-
duksinya
b. perusahaan yang mengimpor barang-
barang produksinya
c. perusahaan yang memprod uksi barang
dan jasa di lebih dari satu negara
d. perusahaan yang berencana untuk
go inter-
national
32. Di bawah ini yang merupakan dampak positif
dari globalisasi adalah ... .
a. kesenjangan ekonomi yang semakin tinggi
b. produk dalam negeri menjadi kalah ber-
saing dengan produk luar negeri
c. kesempatan bisnis dan perpindahan penge-
tahuan semakin besar
d. meningkatnya rasa ketidaknyamanan dan
ketidakpastian
33. Di bawah ini yang merupakan contoh budaya
pop adalah ... .
a. musik kontemporer dari pedalaman Kali-
mantan
b. permainan gasing dan kelereng
c. mengenakan ‘
skinny jeans
’ dan bergaya retro
d. mendengarkan deklamasi puisi seniman
lokal
34. Yang dimaksud dengan
free market
adalah ... .
a. pasar terbuka bagi siapa saja
b. dihapuskannya semua aturan perdagang-
an
c. pemerintah semakin mengikat dalam mem-
buat aturan
d. adanya subsidi bagi pengusaha kecil yang
tidak mampu bersaing
35. Salah satu dampak globalisasi di bidang bu-
daya adalah ... .
Bab 7 Perubahan Pemerintahan dan Kerja Sama Internasional
297
Black 297
Cyan 297
a. mudahnya usaha ekspor impor oleh berba-
gai pengusaha di berbagai negara
b. perang Irak diamati oleh masyarakat di
berbagai belahan dunia melalui televisi
c. anak muda menonton MTV dan film Hol-
lywood
d. berpengaruhnya pemilihan presiden Ame-
rika Serikat terhadap hubungan dagang In-
donesia-Amerika Serikat
36. Dampak globalisasi bagi eksistensi jati diri
bangsa yang bersifat negatif adalah ... .
a. banyaknya produk Indonesia yang diek-
spor ke luar negeri
b. mulai diterimanya jamu dan pengobatan
tradisional sebagai pengganti pengobatan
barat
c. tren baju bermotif batik yang tengah di-
gemari anak muda Indonesia
d. matinya perusahaan-perusahaan kecil yang
kalah bersaing dengan perusahaan besar
37. Di bawah ini yang termasuk bentuk kerja sama
regional adalah ... .
a. Uni Eropa
b. Organisasi Konferensi Islam
c.
International Monetary Fund
d.
International Tin Council
38. Salah satu kekurangan Indonesia dalam menja-
lani kerja sama dengan negara lain adalah... .
a. posisi Indonesia yang strategis
b. harga tenaga kerja yang murah
c. beragam dan banyaknya sumber daya alam
d. situasi politik dan keamanan yang tidak
menentu
39. Dampak negatif kerja sama antarnegara ada-
lah.. .
a. banyaknya devisa yang masuk ke kas
negara
b. urusan dalam negeri negara mudah dicam-
puri oleh negara asing
c. semakin stabilnya nilai mata uang
d. munculnya penemuan baru hasil teknologi
40. Negara-negara yang tergolong miskin dan be-
lum berkembang dikenal dengan istilah ... .
a.
developing countries
b.
developed countries
c.
emerging countries
d.
underdeveloped countries
II. Jawablah dengan singkat dan tepat!
1. Jelaskan yang kamu mengerti tentang Super-
semar!
2. Sebutkan tuntutan rakyat terhadap peme-
rintah pada reformasi tahun 1998!
3. Mengapa Timor Leste tidak lagi tergabung
dengan Indonesia?
4. Siapakah F.D. Roosevelt?
5. Jelaskan apa yang kamu ketahui tentang The
Atlantic Charter
!
6. Jelaskan keuntungan dibentuknya Uni Eropa
bagi negara-negara Eropa!
7. Sebutkan alat-alat kelengkapan PBB!
8. Apakah tugas Pasukan Garuda di Timur Te-
ngah tahun 1957?
9. Apakah yang ketahui tentang Konferensi
Panca Negara?
10. Apakah isi dari kesepakatan Nawa Sila
Bandung?
11. Apakah tugas sekretariat ASEAN?
12. Berilah beberapa contoh modernisasi yang
kamu rasakan sendiri beberapa tahun bela-
kangan ini?
13. Apakah hubungannya pengumpulan data
yang baik dengan modernisasi? Jelaskan!
14. Jelaskan kemudahan yang kamu rasakan
akibat globalisasi!
15. Apa yang dimaksud dengan
global village
?
16. Apakah ada perusahaan Indonesia yang sudah
mengembangkan sayapnya ke negara lain?
Beri contoh dan jelaskan!
17. Apakah runtuhnya
World Trade Center
di Ame-
rika Serikat tahun 2001 lalu berdampak pada
perdagangan di Indonesia? Jelaskan!
18. Jelaskan beberapa contoh dampak globalisasi
di bidang budaya!
19. Apa yang dimaksud dengan mata uang tung-
gal Uni Eropa? Jelaskan!
20. Apakah kerugian dari kerja sama internasional
di bidang ekonomi bagi Indonesia? Berilah
contoh!
Ilmu Pengetahuan Sosial 2 untuk SMP/MTs Kelas VIII
Ilmu Pengetahuan Sosial 2 untuk SMP/MTs Kelas VIII
Ilmu Pengetahuan Sosial 2 untuk SMP/MTs Kelas VIII
Ilmu Pengetahuan Sosial 2 untuk SMP/MTs Kelas VIII
Ilmu Pengetahuan Sosial 2 untuk SMP/MTs Kelas VIII
298298
298298
298
Akulturasi
: Terbentuknya kebudayaan sebagai hasil dari pertemuan dua atau
lebih kebudayaan dan saling memengaruhi secara intensif.
Asimilasi
: Peleburan suatu kebudayaan ke dalam kebudayaan lainnya.
Amerika Latin : Istilah untuk menyebut Benua Amerika bagian selatan (Amerika Se-
latan). Negara-negara di wilayah ini disebut negara-negara Amerika
Latin.
Angin Tornado : Angin berpusar berbentuk spiral disertai turunnya gumpalan awan
yang berbentuk corong dan dapat menimbulkan kerusakan.
APEC
:
Asia Pacific Economic Cooperation
, yaitu kerja sama ekonomi negara-negara
Asia Pasifik.
Bank
: Badan usaha yang menghimpun danan dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Bunga Sakura
: Bunga khas yang tumbuh di Jepang. Jepang sering dijuluki “negeri
sakura”.
CGI
: Consultative Group on Indonesia,
dibentuk oleh Bank Dunia dengan tujuan
memberi pinjaman dana pembangunan bagi Indonesia.
Depresi
: Bagian permukaan bumi yang mengalami penurunan sehingga lebih
rendah dibandingkan daeah sekitarnya.
Desentralisasi
: Sistem pem
erintahan yang lebih banyak memberikan kekuasaan kepa-
da pemerintah daerah.
Devisa
: Alat pembayaran luar negeri dan diterima di dunia internasional.
Disebur juga valuta asing (VA).
Devisa kredit
: Devisa yang diterima dari bantuan pinjaman atau kredit luar negeri.
Devisa umum
: Devisa yang diterima dan sumber lain seperti ekspor, penyelenggaraan
jasa, dan bunga modal.
Difusi
: Proses penyebaran sebuah atau beberapa unsur kebudayaan dari
satu masyarakat ke masyarakat lainnya.
Fiord
: Cabang-cabang laut yang menjorok jauh ke daratan dan dibatasi oleh
pegunungan yang tinggi.
Gerakan Tiga A : Gerakan propaganda Jepang dengan semb oyan Nippon pe mimpin
Asia, Nippon pelindung Asia, dan Nippon cahaya Asia.
Ikebana
: Seni merangkai bunga kering di Jepang.
Iklim kontinental : Disebut juga iklim benua.
Iklim Mediterania : Iklim Laut Tengah (
Laut Mediterania
). Cirinya: hujan turun pada musim
dingin dengan suhu sejuk, namun musim panas terasa panas dan ke-
ring.
Invention
: Usaha yang disengaja dan sungguh-sungguh untuk memperoleh hal-
hal yang baru.
Inovasi
: Proses sosial budaya yang menerima unsur-unsur kebudayaan baru
dan mengesampingkan cara-cara lama yang telah melembaga.
Intended change
: Perubahan yang dikehendaki atau direncanakan.
Integrasi sosial : Keadaan sosial yang harmonis, aman, dan damai meskipun terjadi
perubahan-perubahan sosial.
Daftar Istilah
Daftar Istilah
Daftar Istilah
Daftar Istilah
Daftar Istilah
299299
299299
299
Jazirah
: Disebut juga
semenanjung
yaitu tanah yang menjorok ke laut menyeru-pai pulau.
Kepala negara tituler: Kepala negara hanya sebagai gelar kehormatan.
Kurs valuta asing : Perbandingan nilai mata uang antarnegara
Laguna
: Danau asin dekat pantai yang dahulu merupakan bagian laut dang-kal yang karena
peristiwa geografi terpisah dari laut.
Lingkaran kutub : Garis lingkaran imajiner pada 66
O
30’ di Lintang Utara (
lingkaran arktik
) dan 66
O
30’
Lintang Selatan (
lingkaran subarktik
). Lingkaran tersebut me-rupakan batas daerah
poros bumi (kutub) utara dan selatan.
NASA
:
National Aeronautical Space Administration
(Badan Ruang Angkasa Ameri-ka Serikat).
Negara berkembang : Negara-negara di dunia yang memiliki standar hidup relatif rendah, sektor industri
yang tidak berkembang, skor Indeks Pembangunan M anusia berada pa da level
menengah ke bawah, serta rendahnya pendapatan perkapita.
Negara maju
: Negara yang berkem
bang dan maju secara ekonomi, dengan didomi-nasi oleh sektor
industri ketiga dan keempat.
Nilai intrinsik uang : Nilai atau harga nyata dari bahan yang digunakan untuk membuat uang.
Nilai nominal uang : Nilai yang tercantum pada tiap mata uang, baik logam maupun kertas.
Oasis
: Daerah padang pasir yang berair cukup, dan terdapat kehidupan di sekitarnya
(manusia dan tumbuhan).
Origami
: Seni melipat kertas yang berasal dari Jepang.
Paya
: Nama lain untuk rawa.
Penutur bahasa : Orang yang
memiliki kemampuan menggunakan bahasa tertentu.
Perjanjian Postdam :
Perjanjian antara Sekutu dan Jerman pada tanggal 17 Juli- 2 Agustus 1945.
Perjanjian Paris :
Perjanjian antara Sekutu dengan Italia, Rumania, Bulgaria, Hongaria, dan Austria
pada tanggal 29 Juli-15 Oktober 1946.
Perubahan sosial : Perubahan yang menyangkut stru
ktur sosial dan pola-pola hubungan sosia.
Plain
: Nama
lain untuk dataran rendah.
Plato
: Nama
lain untuk dataran tinggi.
Relief
: Perbedaan tinggi rendahnya permukaan bumi (perbedaan ketinggian tanah).
Romusha
: Tenaga kerja paksa di zaman pemerintahan militer Jepang.
Sintesa
: Perpaduan dua atau lebih unsur kebudayaan yang berbeda.
Standar uang
: Satuan perbandingan untuk uang.
Sumo
: Adu gulat tradisional Jepang. Pemainnya disebut
pesumo
.
Tari flamenco
: Tarian khas dari negara Spany ol
Tituler
: Berkaitan dengan pangkat atau g elar kehormatan yang diperoleh tan-pa
menjalankan tugas jabatan sebagai yang tersebut pada gelarnya.
Tsunami
: Gelombang pasang oleh gempa yang berpusat di dasar lautan.
Uang
: Benda yang merupakan alat pembayaran yang sah.
Valuta asing
: Mata
uang asing atau alat pembayaran yang digunakan untuk melakukan
pembayaran atau transaksi ekonomi internasional.
Wadi
: Sungai kering di padang pasir (berisi air jika hujan turun).
WTO
:
World Trade Organization
adalah organisasi perdagangan dunia yang mengawasi
pelaksanaan sistem perdagangan bebas dunia.
Ilmu Pengetahuan Sosial 3 untuk SMP/MTs Kelas IX
Ilmu Pengetahuan Sosial 3 untuk SMP/MTs Kelas IX
Ilmu Pengetahuan Sosial 3 untuk SMP/MTs Kelas IX
Ilmu Pengetahuan Sosial 3 untuk SMP/MTs Kelas IX
Ilmu Pengetahuan Sosial 3 untuk SMP/MTs Kelas IX
300
1990.
Negara dan Bangsa Jilid 1-10 (Edisi Bahasa Indonesia).
Jakarta: Widyadara.
1994
. Ilmu Pengetahuan Populer (Edisi Bahasa Indonesia)
. Jakarta: Widyadara.
1996.
The New Webster’s International Encyclopedia
. Florida: Trident Press International.
1989
. Ensiklopedi Nasional Indonesia.
Jakarta: PT. Cipta Adi Pustaka.
2002.
Grolier Encyclopedia of Knowledge
. USA: Grolier Inc.
2007.
Undang-Undang Perbankan Republik Indonesia
. Jakarta: Penerbit Asa Mandiri.
Arthesa, Ade dan Handiman, Edia. 2006.
Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank
. Jakarta: PT
Indeks Kelompok Gramedia.
Bakosurtanal. 2001.
Atlas Flora dan Fauna Indonesia
. Jakarta: Grasindo.
Berutu, J, et al. 1988.
Geografi Program Inti.
Medan: Monora.
Bouliere, F. 1985.
Alam dan Margasatwa
. Pustaka Alam Life. Jakarta: Tira Pustaka.
Clark, John. 2000.
Panduan Geografi; Gempa Bumi hingga Gunung Berapi.
Semarang; PT. Mandira
Jaya Abadi.
Daldjoeni, N.1997.
Pengantar Geografi untuk Mahasiswa dan Guru Sekolah
. Bandung: Penerbit PT.
Alumni.
Depdiknas. 2003.
Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pengetahuan Sosial Sekolah
Menengah Pertama
. Jakarta.
Departemen P dan K. 1985.
Batuan dan Mineral
. Cetakan ke-5. Jakarta: PT. Widyadara.
1992.
Oxford Ensiklopedi Pelajar Jilid 1-10.
Jakarta: Oxford University Press/Widyadara.
Elting, John. 1993. “World War II”,
Encyclopedia Americana. Vol 29
. Connecticut: Grolier Incor-
porated.
Frederick, William H. dan Soeri Soeroto (Penyunting).
Pemahaman Sejarah Indonesia. Sebelum dan
Sesudah Revolusi
. Jakarta: Penerbit LP3ES.
Gilarso, T. 1985.
Dunia Ekonomi Kita
. Yogyakarta: Kanisius.
__________, 1992.
Dunia Ekonomi Kita 3A, Pembangunan Nasional
. Yogyakarta: Kanisius.
Hadiwigeno, Soetarwo dan Faried Wijaya. 1989.
Lembaga-lembaga Keuangan dan Bank
. Yogyakar-
ta: BPFE.
Hendrawan, Halwani. 2002.
Ekonomi Internasional dan Globalisasi Ekonomi
. Jakarta: Penerbit Ghalia
Indonesia.
Ischak.
Berbagai Jenis Peta dan Kegunaannya
. Yogyakarta: Liberty.
Iswardono. 1999.
Uang dan Bank
. Yogyakarta: BPFE.
J. Gelles dan Ann Levine. 1995.
Sociology
(Edisi Kelima). USA: McGraw-Hill, Inc.
J.A, Katili.
Pengantar Geologi Umum (jilid 1 dan 2)
. Bandung: BPG.
Kadariah. 1997.
Ekonomi Pembangunan. Program Perencanaan Nasional.
Jakarta: FEUI-BAPPENAS,
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI.
Koentjaraningrat. 2003.
Pengantar Antropologi I
. Cetakan ketiga. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
L. Friedman, Thomas. 2006.
The Worl is Flat. Sejarah Ringkas Abad Ke-21
. Jakarta: Dian Rakyat.
Lechner, Frank J dan John Boli (ed). 2000.
The Globalization Reader
. Massachusetts: Blackwell
Publishers.
Maynard, Christopher. 1985.
Planet Bumi.
Jakarta: Widyadara.
Mead, William R (foreword). 1994.
Geographical Atlas of the World
. London: Tiger Books Inter-
national.
301
McGlynn, John H ... (et al.). 2005.
Indonesia in the Soeharto Years. Issues, Incidents, and Images
. Jakarta:
The Lontar Foundation.
Moedjanto, G., MA., Drs. 1998.
Indonesia Abad ke-20, Jilid 1
.
Dari Kebangkitan sampai Linggarjati
.
Yogyakarta: Kanisius.
__________, 1998.
Indonesia Abad ke-20, Jilid 2
.
Dari Perang Kemerdekaan Pertama sampai PELITA III
.
Yogyakarta: Kanisius.
Panjaitan, Trimedya dan Budiman Tanurejo. 1998.
Dari Trisakti ke Semanggi. Perjalanan Menuju
Indonesia Baru
. Jakarta: Serikat Pengacara Indonesia.
Poesponegoro, Marwati Djoenoed dan Nugroho Notosusanto. 1992.
Sejarah Nasional Indonesia
V dan VI
. Jakarta: Balai Pustaka.
Poloma, Margareth M. 2000.
Sosiologi Kontemporer
. Jakarta: Rajawali Press.
Prikandito, A. 1980.
Kartografi
. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.
Pringgodigdo, A.K. 1949.
Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia
. Jakarta: Pustaka Rakyat.
Purba, Radiks. 1976.
Pengetahuan Perdagangan Luar Negeri Indonesia
. Jakarta: Pustaka Dian.
Sandi, I Made. 1985.
Republik Indonesia Geografi Regional
. Jakarta: Jurusan FMIPA Universitas
Indonesia: Puri Margasari.
Sekretariat Negara. 1985.
30 Tahun Indonesia Merdeka 1945 -1949
. Jakarta: PT Citra Lamtoro
Gung Persada.
Shadily, Hassan, dkk. 1990. Ensiklopedi Indonesia. Jakarta: PT Ichtiar Baru – Van Hoeve.
Soekanto, Soerjono. 1982.
Sosiologi. Suatu Pengantar
. Jakarta: Rajawali Press.
Suhardiman, Imam. 1993.
Atlas Ilmu Pengetahuan Sosial Indonesia dan Dunia
. Jakarta: CV. Indo
Prima sarana.
Suharsono, Sagir. 1985.
Ekonomi Indonesia Menghadapi Pelita IV
. Bandung: Armico.
Sumaatmadja, N. 1988.
Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan
. Bandung: Alumni.
Sumadjo, Jakob. 2002.
Arkeologi Budaya Indonesia
. Yogyakarta: Qalam.
Sunarto, Kamanto. 2000.
Pengantar Sosiologi
. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI.
Supardi, I. 1984.
Lingkungan Hidup dan Kelestariannya
. Bandung: Alumni.
Susanto, Astrid S. 1983.
Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial.
Jakarta
:
Penerbit Binacipta.
Suyatno, Thomas, dkk. 1988.
Kelembagaan Perbankan
. Jakarta: Gramedia.
Tieh, Philip. 2000.
Geography Essentials
. Singapore: Pearson Education Asia Pte Ltd.
Tim Dian Artha. 2002.
Pertanyaan dan Jawaban Alam Semesta dan Bumi.
Jakarta: Penerbit Dian
Artha.
Tim Geografi SMP. 2001.
Geografi untuk SMP Kelas 1 dan 2
. Jakarta: PT. Galaxy Puspa Mega.
Tim Geografi SMU. 2000.
Geografi untuk SMU Kelas 1
. Jakarta: PT. Galaxy Puspa Mega.
Tim Geografi Titer. 2002.
Atlas Ilmu Pengetahuan Sosial Indonesia dan Dunia
. Jakarta: Penerbit
Titik Terang.
Tim Redaksi KBBI. 2000.
Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
Tjasyono, Bayong. 1986.
Iklim dan Lingkungan
. Bandung: Cendikia Jaya Utama.
Veeger, Karel J. dkk. 1992.
Pengantar Sosiologi. Buku Panduan Mahasiswa
. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama bekerja sama dengan Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik (APTIK).
Wibisono, CY, et al. 2001.
Atlas Lengkap Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD.
Jakarta: CV. Pradika.
Zach, Paul (Editor).1988.
The Times Travel Library East Kalimantan
. Singapore: Times Editions
Sumber Website
https://www.britannica-online.com diunduh 12 April 2008
https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos.html diunduh 8 Mei 2008
http://www.tofi.or.id diunduh 7 Mei 2008
http://www.wikipeda.org.id
Daftar Pustaka
Daftar Pustaka
Daftar Pustaka
Daftar Pustaka
Daftar Pustaka
Ilmu Pengetahuan Sosial 3 untuk SMP/MTs Kelas IX
Ilmu Pengetahuan Sosial 3 untuk SMP/MTs Kelas IX
Ilmu Pengetahuan Sosial 3 untuk SMP/MTs Kelas IX
Ilmu Pengetahuan Sosial 3 untuk SMP/MTs Kelas IX
Ilmu Pengetahuan Sosial 3 untuk SMP/MTs Kelas IX
302
A
Aborigin 201, 204, 207
AFTA 276, 277, 278, 279, 284
Akulturasi 89, 94
Amazon 197, 207
Amerika Latin 197
APEC 276, 277, 278, 279, 280, 281, 284
ASEAN 176, 177, 179, 181, 184, 185, 186
Asia Tenggara
165, 166, 167, 168, 169, 171, 172, 173, 174, 177, 178,
180, 181, 182, 184, 186
Asimilasi 89, 94
B
Batuan induk 161
Benua
Afrika 188, 193, 194, 195, 204, 205, 207
Amerika 188, 189, 196, 197, 198, 204, 205
Antartika 188, 189, 202, 205
Asia 188, 189, 191, 192, 193, 203, 204, 205
Australia 188, 189, 191, 199, 200, 201, 203, 204, 205
Eropa 188, 198, 199, 201, 203, 204, 205, 208
Brunei Darussalam 166, 170, 178, 179, 181,
182,
D
Delapan Jalur Pemerataan 236, 244
DI/TII 219, 220, 221, 222, 226, 227, 229, 230
Difusi 89, 94, 95
Discovery
88
E
Elbrus 199, 204
Eskimo 197, 201, 204, 207
Evolusi 91, 94
F
Filipina
165, 166, 167, 168, 174, 175, 181, 182, 183
Free market
268
Fujinkai 29, 32, 36
G
G 30 S/PKI 223, 224, 225, 226, 227, 230
Gerakan reformasi 239, 244
Gerakan Tiga A 26, 27, 29, 32, 34, 36, 40
Globalisasi
263, 264, 265, 266, 267, 268, 269, 270,
271, 272, 273, 274
Global village
265
H
Heiho 29, 32, 36
Henry Dunant Center 243
Himalaya 191, 192, 193, 205, 207
I
IMF 277, 281
Inca 197, 198, 204
Individualisme 267
Invention
88
Irian Barat 209, 210, 211, 212, 213, 214, 215, 216, 217
J
Jati diri bangsa 271
Jawa Hokokai 27, 28, 32, 36, 40
K
Kamboja 166, 167, 172, 175, 176, 177, 182, 183
Keibodan 29, 32, 36, 40
Kenampakan
alamiah 151, 154, 162
hasil budi daya manusia 154
Kerja sama
bilateral 1 81, 184
internasional 2 81, 285
regional 180, 184, 276, 277, 278, 280
Khatulistiwa 165, 167, 168, 171
Kilimanjaro 194, 204, 207
Konferensi Meja Bundar 51, 54, 55, 56, 211
Kontur peta 158
L
Laos 166, 167, 169, 171, 172, 175, 176, 177, 182, 183
INDEKS SUBJEK
303
Letter of credit
139, 140, 144, 148, 149
M
Malaysia 165, 166, 167, 168, 170, 171, 172,
173, 178, 181, 1 82, 183, 184, 185, 186
Malindo 171
Malino 244
Manipol 69, 70, 71
Membangun Dunia Kembali 212, 216
Modernisasi 2 63, 264, 266, 272, 273
Modernisasi dan globalisasi 263
Mount Everest
191, 204
Myanmar 166, 167, 168, 169, 170, 171,
172, 175, 182, 183, 184
N
NAFTA 276, 277, 278, 279, 284
Negara
berkembang 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 14
dunia ketiga 12
gagal 3, 4, 12
industri 1, 4, 12, 13
industri baru 3, 4, 12, 13, 14
kaya 9, 10, 13, 14
maju 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14,
39, 40
miskin 9
terbelakang 14
O
Operasi Jaya Wijaya 214
Otonomi daerah 243, 246
P
Pangaea 187, 204, 206
Pemilu 2004 240, 242
Pemilu I 62, 65, 69, 70, 76, 81
Penampang melintang daratan 155
Penampang melintang lautan 156
Penemuan baru 88
Perang Dunia II 15, 16, 17, 21, 22-23, 36-40
Akibat-akibat 23, 36
Jalannya Perang 15, 17
Perjanjian
Damai Aceh 242, 245
New York 215, 216, 217
Versailles 16, 17
Persetujuan
Bangkok 236
Perubahan
budaya 87, 90
sosial 85, 90
Perubahan sosial 85, 86, 87, 88, 90, 92, 100
Bentuk 90, 91, 92
faktor ekstern 86, 88, 94, 101
faktor intern 86, 94, 101
Intended Change
92
unintended/unplanned change 92
Peta 25, 26, 29, 32, 33, 36, 37
khusus 153, 158, 162
umum 153, 158, 160, 162
warna 157, 158, 162
Pilkada 242, 246
Pusat Tenaga Rakyat 27
R
Repelita 235, 238
Revolusi 86, 87, 90, 91, 92, 94, 95, 263
Romusha 15, 30, 33, 35, 36, 37, 38
S
Samudra Antartika 203
Samudra Arktika 189
Samudra Atlantik 188, 189, 193,
194, 196, 197, 198, 199, 203, 204, 205
Samudra Hindia
188, 189, 191, 192, 193, 194, 200, 203, 204
Samudra Pasifik
188, 189, 192, 196, 197, 200, 203, 204, 205
Seinendan 29, 32, 36, 40
Simbol peta 157, 158, 162, 163
Singapura 166, 167, 168, 170, 173, 174, 181,
182,183, 184, 185
Sintese 89, 94, 95
SIUPP 241
T
Tanah 161
Terorisme 244
THAILAND 171
Thailand 166, 167, 168, 169, 170,
171, 172, 173, 175, 176, 177, 178, 181, 182, 183, 184
IndeksIndeks
IndeksIndeks
Indeks
Ilmu Pengetahuan Sosial 3 untuk SMP/MTs Kelas IX
Ilmu Pengetahuan Sosial 3 untuk SMP/MTs Kelas IX
Ilmu Pengetahuan Sosial 3 untuk SMP/MTs Kelas IX
Ilmu Pengetahuan Sosial 3 untuk SMP/MTs Kelas IX
Ilmu Pengetahuan Sosial 3 untuk SMP/MTs Kelas IX
304
Timor Leste 166, 167, 179, 180, 181, 182, 184
Timor Timur 240, 241, 242, 244, 246
Transnasional 265, 266, 268, 269, 273
Trikora 213, 214, 215, 216, 217
Trilogi Pembangunan 236
Tritura 225, 226, 227, 230
U
Uang
fungsi 109, 113, 114, 116, 130
jenis 109, 115, 117, 130
nilai 109, 112, 116, 117, 118, 119, 130
pengertian 109
sejarah timbulnya109, 110
standar uang 109, 110, 116
syarat 113, 130
Uni Eropa 277, 280, 286
UNTEA 215, 216, 217
V
Valuta
asing 136, 137, 143, 136, 137, 138, 143, 144,
145, 148, 149, 150
kurs 137, 138, 144, 145, 148
Vietnam 166, 167, 168, 169, 171, 172, 175,
176, 177, 178, 182, 183, 184
Y
Yamato, Hotel 44, 57
305
A
Attlee, Clement 22
Azis, Andi 63, 64, 76, 77, 81, 82
Aidit, D.N. 71, 223, 224, 229, 230
Asaat, Mr. 60, 61
B
Bethel (Brigadir Jenderal) 44
Bodoglio, Petrus (Marsekal) 20
C
Castro, Fidel 91
Clark Kerr, Archibald 51
Chester Nimitz, Laksamana 22
Christison, Sir Philip (Letnan Jenderal) 43, 44
Cook, James 200, 208
D
Davis, Kingsley 86
de Gaulle, Charles 18
Dewantara, Ki Hajar 27, 36, 37
Djojohadikusumo, Sumitro 67
Doenitz (Laksamana) 21
F
Friedman, Milton 117
G
Giddens, Anthony 266, 267
Gillin dan Gillin 86
Gailort Hart, Albert 109
Graham, Frank 52
H
Habibie, B.J. 240
Hamengkubuwono IX, Sri Sultan 55, 57
Hassan, Teuku M. 46
Hatta, Mohammad 27, 36, 37, 49, 54, 55
Hasyim Ashari, K.H. 29, 36
Hirohito (Kaisar) 22, 27
Hitler, Adolf 15, 16
I
Imamura, Hitoshi (Jenderal) 25
Iskandardinata, Otto 28
Isdiman (Letkol) 46
J
Jatikusumo (Brigadir Jenderal) 65
K
Kartosuwiryo 221, 222, 226, 229
Kawilarang, A.E. (Kolonel) 64, 77
Killearn, Lord 51, 52
Kirby, Richard 52
Koenig, Samuel 86
Koiso, Kuniaki (Jenderal ) 33
L
Lapian, B. W. 47
Leopold III, Raja 18
M
MacArthur, Douglas 21
MacIver 86
Mallaby, A.W.S. 45
Malik, Adam 31
Maramis, A. 32
Mas Mansyur, K.H. 27, 28, 36, 40
Matsuhito (Pangeran) 24
Montgomery (Jenderal) 19
Mountbatten, Lord Louis 43
Muso 219, 220, 226, 229
Mussolini, Benito 15, 20
Muzakar, Kahar 222, 226, 227, 229
N
Nasution, A.H. 212, 215, 216
O
Ogburn, William F. 86
Ohmae, Kenichi 269
INDEKS NAMA
IndeksIndeks
IndeksIndeks
Indeks
Ilmu Pengetahuan Sosial 3 untuk SMP/MTs Kelas IX
Ilmu Pengetahuan Sosial 3 untuk SMP/MTs Kelas IX
Ilmu Pengetahuan Sosial 3 untuk SMP/MTs Kelas IX
Ilmu Pengetahuan Sosial 3 untuk SMP/MTs Kelas IX
Ilmu Pengetahuan Sosial 3 untuk SMP/MTs Kelas IX
306
P
Percival (Jenderal ) 21
Petain (Jenderal) 18
Prawiranegara, Safruddin 49
R
Riyadi, Slamet 64, 77, 81
Rommel, Erwin 19, 37
Roem, Mohammad 53
Royen, van 53
S
Saleh, Chaerul 31
Sarbini, M. 46